RESEP MILO UNTUK LENGKAPI NUTRISI SELAMA RAMADAN
RESEP MILO UNTUK LENGKAPI
NUTRISI SELAMA RAMADAN
RESEP MILO UNTUK LENGKAPI NUTRISI SELAMA RAMADAN
Ibu merasa repot harus menyeduh bubuk susu dengan air atau memanaskan susu sapi murni? Tenang saja, sekarang ini sudah banyak susu kotak UHT yang aman dikonsumsi anak. Bahkan, susu jenis memiliki banyak rasa, seperti coklat, stroberi, hingga melon. Pastinya, anak suka menyeruputnya. Apalagi dalam kondisi dingin. Namun, tahukah Ibu terkait informasi susu kemasan kotak ini? Apa yang membedakannya dari jenis susu lainnya? Coba ikuti beberapa penjelasannya berikut ini.
Apa Itu Susu Kotak UHT?
Susu UHT adalah metode pengolahan susu sapi yang menggunakan teknologi pemanasan tingkat tinggi dalam waktu yang cepat. Proses pemanasan ini juga disebut pasteurisasi. Susu kemasan kotak ini juga disebut Ultra High Temperature.
Seberapa panas susu sapi tersebut dipanaskan? Perlu Ibu tahu temperaturnya bisa mencapai di atas 138 derajat Celcius. Nah, proses ini hanya memakan waktu 2-4 detik, lho. Tentunya, setelah itu, susu tersebut didinginkan. Tidak mungkin bukan kalau anak mengonsumsinya dalam kondisi sepanas itu.
Baca Juga : Susu Milo Untuk Usia Berapa
Kemasan susu UHT sebetulnya cukup beragam. Ada yang ukurannya 125 ml hingga 1 liter. Bahan kemasannya pun bisa terbuat dari karton atau ada juga yang menggunakan botol plastik yang tentunya aman digunakan untuk industri makanan dan minuman. Bahkan, ada yang menyimpannya di dalam kaleng steril seperti minuman soda.
Proses pemanasan tersebut membuat susu kotak UHT itu lebih awet dan tahan lama. Bahkan, bisa tahan hingga 9 bulan lamanya. Namun, dengan satu syarat. Ibu jangan membuka kemasannya. Kalau sudah dibuka, susu tersebut hanya akan bertahan selama 3-4 hari.
Karena ukurannya yang beragam, susu kotak juga mudah dibawa ke mana saja. Ibu bisa menyelipkannya sebagai bekal anak ke sekolah. Bisa juga menaruhnya di dalam tas kecil ketika anak akan berolahraga. Anak juga tinggal mengisapnya saja dengan menggunakan sedotan. Tidak perlu menakar ataupun menyeduhnya dengan air panas. Bisa dibilang, ini sangat praktis.
Apa Beda Susu UHT dan Susu Pasteurisasi?
Walaupun sama-sama menggunakan proses pemanasan, ternyata terdapat perbedaan dari susu UHT dan susu pasteurisasi. Di manakah letak perbedaannya? Pertama-tama, dalam proses pemanasan. Susu UHT dipanaskan menggunakan suhu yang lebih panas, yakni sekitar di atas 138 derajat Celcius, sedangkan susu pasteurisasi di sekitar 78-85 derajat Celcius selama 10-15 detik.
Kandungan nutrisi susu pasteurisasi tidak banyak berubah dari aslinya. Ini karena proses pemanasannya tidak dalam suhu yang tinggi, sedangkan kandungan susu UHT sebaliknya. Namun keduanya, biasanya akan melalui proses fortifikasi. Ini merupakan penambahan mikronutrien atau Vitamin ke dalam sebuah sajian. Tentunya, ini supaya anak yang mengonsumsi kedua jenis susu tersebut tetap mendapatkan pelengkap gizi yang maksimal. Dibanding susu pasteurisasi, susu UHT lebih steril. Ini karena hampir semua bakteri mati dalam proses pembuatannya.
Baca Juga : Kenali Periode Tumbuh Aktif Pada Anak
Apakah Susu UHT Boleh Dipanaskan?
Sebenarnya, hal tersebut boleh saja dilakukan. Misalnya, Ibu ingin membuat puding menggunakan susu ini. Namun, memang ada kemungkinan nutrisi yang ada dalamnya sudah berkurang karena adanya proses pemanasan. Bila Ibu ingin memberikan susu kotak UHT panas, coba gunakan api kecil saja dan jangan sampai mendidih, ya.
Nah, tahukan Ibu bahwa MILO UHT Kotak juga melalui proses UHT seperti yang dijelaskan di atas sehingga terjamin keamanan kandungan susunya. Selain itu, MILO UHT Kotak juga mengandung susu, bubuk kakao, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Minuman berenergi ini juga mengandung Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.
Sekarang, Ibu sudah tahu kan, segala sesuatunya soal susu kotak UHT. Susu ini cocok menjadi pelengkap nutrisi harian anak. Dukung terus pertumbuhan si anak aktif, ya!
Musim pancaroba bisa menjadi saat yang krusial bagi anak. Hal ini karena anak bisa saja terpapar penyakit yang berasal dari virus, bakteri, ataupun radikal bebas. Untuk itu, ibu memerlukan susu yang mengandung Vitamin D? Kira-kira mengapa demikian, ya?
Sebenarnya, Vitamin D untuk apa? Salah satu nutrisi penguat daya tahan tubuh atau imunitas adalah Vitamin D. Jenis Vitamin ini larut dalam lemak dan dapat menyerap juga mempertahankan Kalsium serta Fosfor. Biasanya, Vitamin jenis ini bisa didapatkan dari sinar matahari. Namun ketika musim penghujan, Ibu bisa mendapatkannya dari asupan makanan. Salah satunya susu yang mengandung Vitamin D.
Manfaat Vitamin D lainnya adalah untuk memperkuat otot dan tulang. Lalu, nutrisi ini juga mempermudah penyerapan Kalsium. Tentunya Kalsium diperlukan untuk memperlancar peredaran darah. Bila asupan nutrisi jenis tersebut dari makanan anak tidak cukup, Ibu harus menyediakan pelengkapnya seperti susu yang mengandung Vitamin D.
Perlu Ibu ketahui, kebutuhan Vitamin D anak-anak hingga orang dewasa berusia 50 tahun adalah 600 UI setiap harinya. Ibu tak bisa mengandalkan sinar matahari saja untuk mencapai kebutuhan tersebut. Harus ada makanan tambahan lainnya. Selain susu, lalu apa saja sumber Vitamin D lainnya? Berikut ini daftar bahan makanannya.
Baca Juga : Manfaat Susu Coklat yang Mengandung Vitamin D & Kalsium untuk Anak
1. Minyak Ikan
Biasanya, jenis minyak ini berasal dari minyak hati ikan kod. Perlu Ibu ketahui kalau minyak ikan ini mengandung 450 IU Vitamin D per setiap sendok teh. Itu artinya, sudah memenuhi hampir 75% kebutuhan harian yang direkomendasikan. Biasanya, pilihan ini digunakan untuk anak yang kurang menyukai konsumsi ikan.
2. Kuning Telur
Anak kurang menyukai hidangan laut? Pastinya, ia tidak akan menolak omelet hangat, kan. Ternyata, kuning telur juga kaya akan Vitamin D, lho. Sedangkan bagian putih telur mengandung Protein. Bila Ibu menggunakan dua kuning telur ayam berukuran besar untuk sarapan anak, itu berarti sudah memberikan 88 UI Vitamin D untuk anak. Itu tandanya sekitar 15% kebutuhannya sudah terpenuhi.
3. Keju
Biasanya, hidangan dengan keju meleleh selalu disuka anak. Awalnya, Ibu tak yakin untuk memberikannya kepadanya. Namun, tahukah kalau bahan makanan ini juga menjadi sumber Vitamin D.
Walaupun jumlahnya hanya 8-24 IU Vitamin, tetap bisa menjadi camilan sehat untuk anak. Ibu bisa mengecek komposisinya di label produk keju, ya. Ini karena ada kemungkinan jumlah kandungan Vitamin D bisa berbeda tergantung proses produksi keju.
4. Tuna Kaleng
Tuna juga termasuk dalam jenis ikan berminyak yang kaya akan omega-3. Namun tak hanya itu, tuna yang sudah dikemas dalam kaleng juga bisa menjadi sumber Vitamin D untuk anak, lho. Dalam 1 buah tuna kalengan porsi 3,5 ons, terdapat 268 IU Vitamin D. Cocok sekali sebagai penambah dan pelengkap kebutuhan Vitamin anak.
5. Tahu dan Tempe
Tahu dan tempe tentunya akrab di lidah Ibu serta keluarga. Ini merupakan bahan makanan yang mudah didapat dan sangat terjangkau. Meskipun demikian, kedua makanan olahan kacang kedelai ini juga kaya akan Vitamin D. Tidak percaya? Dalam 100 gram tempe dan tahu, terdapat 26% Vitamin D yang dibutuhkan tubuh anak. Untuk itu, rutin mengonsumsinya bisa mendatangkan keuntungan.
6. Kiwi
Buah kiwi yang berbentuk unik disebut-sebut kaya akan Vitamin C. Tentunya, kandungan ini bagus sekali untuk memperkuat daya tahan tubuh anak. Namun sebenarnya, keunggulan buah berbulu ini tak cuma itu. Kiwi juga memiliki kandungan Vitamin D. Tentunya, ini membuat buah ini menjadi salah satu super food yang aman dikonsumsi secara rutin.
7. Susu Coklat
Salah satu alasan anak rutin mengonsumsi rutin susu coklat setiap hari adalah untuk pelengkap nutrisi yang tidak didapat dari makanan. Selain protein dan kalsium, susu coklat juga mengandung sekitar 51 IU Vitamin D per 100 gram. Selain itu, susu coklat juga kaya akan energi. Jadi, cocok dikonsumsi untuk anak yang aktif berkegiatan.
Ibu juga bisa memberikan pelengkap Vitamin D yang berupa minuman, seperti MILO 3in1. Minuman coklat favorit anak ini mengandung susu, bubuk kakao, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Minuman berenergi ini juga mengandung Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.
Sekarang, Ibu sudah paham mengapa harus memenuhi kebutuhan Vitamin D anak. Nah, susu yang mengandung Vitamin D bisa menjadi salah satu jalan keluar pemenuhan kebutuhan tersebut. Jangan lupa untuk memberikannya untuk anak, ya!
Ibu pastinya menginginkan anak tumbuh cerdas dan berprestasi. Biasanya, ibu memberikan segala macam stimulasi agar kemampuan kognitif anak berkembang. Namun, sebenarnya anak juga butuh makanan penambah daya ingat dan kecerdasan, lho. Apakah itu?
Makanan penambah daya ingat dan kecerdasan sebenarnya adalah jenis hidangan kaya nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi harian anak. Mulai dari daging, sayur mayur, hingga buah-buahan. Ibu mau tahu makanan apa yang ada di daftar makanan nutrisi otak? Cek di sini, ya!
1. Ikan
Anak hanya suka mengonsumsi ayam untuk lauknya? Tampaknya, Ibu harus membuat kebiasaan baru untuk anak. Cobalah untuk mulai mengonsumsi ikan. Ini karena ikan merupakan salah satu bahan makanan yang membuat cerdas dan pintar. Mengapa demikian?
Baca Juga : Penuhi Kebutuhan Energi Anak dengan Makanan Berikut!
Agar Ibu lebih memahaminya, ikan memiliki kandungan asam lemak omega-3, seperti DHA dan EPA. Sajian ini juga kaya akan Protein. Semua kandungan ini sebenarnya merupakan asupan yang diperlukan otak untuk pertumbuhan. Itu sebabnya, Ibu disarankan untuk memberikan menu ikan paling tidak dua kali dalam seminggu untuk anak.
Biasanya, ikan yang kaya akan Omega-3 adalah jenis yang berminyak. Misalnya, salmon, tenggiri, kembung, dan sarden. Ayo, mulai kebiasaan makan baru untuk anak!
2. Telur
Telur mata sapi maupun omelet biasanya menjadi menu sarapan favorit anak sebelum berangkat ke sekolah. Tahukah Ibu kalau telur termasuk dalam bahan makanan penambah daya ingat dan kecerdasan anak? Bagaimana bisa?
Pastinya, Ibu sering mendengar pendapat soal mengonsumsi kuning telur terlalu banyak dapat memicu munculnya masalah kolesterol. Namun, mengonsumsinya dengan jumlah tepat justru membawa keuntungan untuk anak, lho.
Pasalnya, kuning telur kaya akan kandungan Kolin. Apa itu Kolin? Ini merupakan senyawa kimia yang larut di dalam air dan memiliki fungsi mirip dengan Vitamin. Manfaat dari kolin ini sebenarnya menjaga sistem saraf, khususnya yang terkait dengan gerakan otot, gerak jantung, dan juga memori. Tentunya, ini dibutuhkan supaya anak bisa lancar menerima pelajaran di sekolah.
Baca Juga : Perhatikan, 6 Cara Ini untuk Tahap Perkembangan Kognitif Anak
3. Daging Tanpa Lemak
Mengonsumsi daging tak melulu membuat tubuh kelebihan lemak atau kelebihan berat badan, lho. Apalagi kalau Ibu menghidangkan daging tanpa lemak untuk anak. Perlu Ibu ketahui daging merah tanpa lemak ternyata sangat kaya akan kandungan Zat Besi. Lalu apa hubungannya dengan kecerdasan otak?
Ibu harus tahu tubuh anak memerlukan Zat Besi untuk memperlancar peredaran darah. Di dalam darah tersebut, terdapat oksigen dan nutrisi lainnya. Tentunya, nantinya akan sampai ke daerah otak. Ketikan anak kekurangan Zat Besi, dapat memperlambat perkembangan kognitif anak. Bahkan, mengurangi fokus atau konsentrasi. Ini akan berdampak pada nilai akademis anak. Ibu bisa memberikan daging tanpa lemak, seperti ayam, daging sapi, ikan, dan juga kerang.
4. Kacang-kacangan dan Biji-bijian
Bisa dibilang sebenarnya Ibu bisa mendapatkan semacam Vitamin otak alami untuk anak. Salah satu caranya adalah anak diberikan sajian yang mengandung kacang-kacangan dan juga biji-bijian.
Bahan makanan ini mengandung banyak Protein, Asam Lemak, Zat Besi, Vitamin E dan Zinc. Semua kandungan ini bermanfaat untuk mencegah masuknya radikal bebas ke tubuh anak. Selain itu, bahan makanan ini juga merupakan nutrisi otak alami. Ibu bisa memberikan sereal gandum, kacang kedelai, hingga kacang merah untuk anak.
5. Susu
Pastinya, Ibu sudah tahu kalau susu dapat membantu pertumbuhan tulang dan gigi. Namun, tahukah Ibu kalau susu, terutama susu coklat bisa menambah energi dengan cepat. Ketika energi anak maksimal, tentunya mood menjadi baik serta tak sulit konsentrasi.
Anak akan mudah menyerap pelajaran dan daya ingatnya pun bisa lebih kuat. Hal ini juga bisa memengaruhi performa anak di sekolah. Selain itu, susu coklat juga bisa mengurangi risiko obesitas pada anak. Ini karena jenis susu tersebut bisa membuat anak kenyang lebih lama.
Bila anak tidak begitu menyukai susu sapi putih, Ibu bisa memberikan minuman coklat yang mengandung susu, seperti MILO 3in1. Minuman coklat favorit anak ini mengandung susu, bubuk kakao, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Minuman berenergi ini juga mengandung Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.
Dukung terus pertumbuhan anak dengan selalu menyediakan bahan makanan penambah daya ingat dan kecerdasan. Mari Ibu, siapkan makanan penuh gizi untuk anak!
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya untuk cerdas dan berprestasi. Hal ini membuat para Ibu mencari tahu cara meningkatkan kecerdasan anak yang tepat. Bahkan, tak jarang Ibu mendaftarkan sejumlah les untuk merangsang kecerdasan anak.
Sebenarnya, cara meningkatkan kecerdasan anak tidak melulu seperti itu, Bu. Memasuki usia sekolah, anak memiliki banyak energi untuk bisa digunakan lewat aktivitas fisik. Jenis kegiatan itu juga tanpa disadari Ibu bisa meningkatkan kecerdasan otak anak, lho. Jadi, anak tidak usah melulu berkutat dengan pelajarannya.
Lalu, apa saja aktivitas fisik yang dapat melatih kecerdasan otak anak? Ini beberapa olahraganya yang perlu Ibu ketahui.
1. Senam Pagi
Cara meningkatkan kecerdasan anak yang pertama ini bisa dilakukan anak dan Ibu secara bersama di rumah. Ibu hanya bermodal sepatu olahraga dan video streaming. Senam pagi sebenarnya merupakan aktivitas fisik yang fungsinya untuk peregangan. Biasanya, ini akan memicu kemampuan motorik anak karena menggunakan musik dan gerakan seperti tarian.
Sekarang ini, banyak sekali contoh video latihan senam pagi yang beredar di media sosial. Ibu bisa memilih yang sesuai dengan kemampuan anak. Lakukan senam pagi setiap hari selama 30 menit bersama anak.
Melakukan gerakan fisik yang teratur ini bisa meningkatkan kadar hormon oksitosin di dalam tubuh. Nah, hormon ini berfungsi untuk meningkatkan memori otak anak.
Baca Juga : Ini Cara Tingkatkan Rasa Percaya Diri pada Anak Selama di Rumah
2. Lari Pagi
Salah satu penyebab yang membuat nilai akademis anak tidak begitu baik adalah sulitnya untuk fokus saat di sekolah karena mood-nya jelek. Tahukah Ibu kalau lari bisa membantu anak mengatasi masalah tersebut?
Olahraga lari sendiri sebenarnya merupakan aktivitas fisik yang tidak mengeluarkan banyak biaya dan fleksibel bisa dilakukan di mana dan kapan saja. Anak cukup lari rutin setiap hari selama 20-30 menit saja, Ibu bisa melihat hasilnya.
Dengan berlari pagi sekitar lingkungan rumah, bad mood anak pun bisa menghilang. Alhasil, anak lebih bisa konsentrasi belajar. Anak yang secara teratur berolahraga ringan dapat memecahkan masalah dan meningkatkan fokus mereka ketika beraktivitas di sekolah.
3. Pencak Silat
Anak yang memiliki emosi tidak stabil dan sering bad mood juga dapat membuat kecerdasan otaknya sulit meningkat. Hal ini karena anak akan cenderung bersikap masa bodoh dengan pelajaran yang tengah dijelaskan. Bahkan, marah-marah dan mudah menyerah ketika tidak berhasil menyelesaikan soal dari guru. Emosi yang tidak stabil ini biasanya memang dialami oleh anak yang sudah memasuki usia puber.
Untuk itu, anak memerlukan sesuatu kegiatan untuk meluapkan emosinya supaya ia menjadi lebih tenang. Aktivitas yang cocok untuk mengatasi masalah itu adalah pencak silat.
Baca Juga : 6 Cara Membangun Karakter Saling Menghormati Dengan Olahraga
Olahraga yang satu ini biasanya menggunakan gerakan melompat, menendang, memukul, hingga berlari. Tentunya gerakan-gerakan ini bisa membuat energi anak terkuras.
Tanpa disadari aktivitas yang dilakukan saat olahraga pencak silat juga membantu anak menyalurkan emosi dengan baik. Bahkan, tubuh akan mengeluarkan endorfin atau hormon kebahagiaan yang membuat anak memiliki energi positif dan semangat. Anak pun akan merasa lega. Ketika memulai belajar, dia akan lebih segar dan mudah berkonsentrasi.
4. Bersepeda
Tahukah Ibu kalau salah satu manfaat bersepeda adalah untuk meningkatkan kecerdasan anak? Pasti Ibu bertanya-tanya bagaimana caranya? Jadi begini, ketika anak mengayuh sepeda, tentu ada bagian tubuh yang ikut beraktivitas. Bahkan, ada tiga anggota tubuh yang bekerja secara bersamaan, yaitu mata, tangan, dan kaki.
Ini tanpa disadari memerlukan konsentrasi penuh, terutama untuk menyelaraskan gerakan. Belum lagi, anak harus memastikan tubuhnya tetap seimbang di atas sepeda. Hal ini dapat melatih anak untuk berkonsentrasi penuh.
Melatih kecerdasan anak tidak lengkap tanpa adanya asupan gizi. Ibu bisa menyediakan minuman pelengkap nutrisi MILO Activ-Go sesudah anak melakukan aktivitas
Minuman coklat favorit anak ini mengandung susu, bubuk kakao, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. MILO Activ-Go juga mengandung Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.
Tahukah Ibu kalau tahap perkembangan kognitif tak berhenti sampai usia balita saja? Saat memasuki usia remaja, perkembangan kognitif anak juga terus berlangsung. Jadi, Ibu tetap harus memperhatikan nutrisi anak sehari-hari. Jangan sampai anak kekurangannya.
Tahap perkembangan kognitif ini sesuai dengan teori yang disampaikan psikologis asal Swedia, Jean William Fritz. Piaget. Tahap perkembangan kognitif menurut Piaget adalah seorang anak bukan hanya memperoleh kecerdasan, tapi ini juga mengembangkannya seiring dengan bertambahnya usia anak. Seperti apa tahapannya?
Tahapan Perkembagan Kognitif Anak
Bagi Ibu yang belum paham, perkembangan kognitif adalah sejumlah tahapan perubahan yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia untuk memahami, mengolah informasi, memecahkan masalah, dan mengetahui sesuatu.
Menurut Piaget, terdapat 4 tahapan kognitif yang biasanya terjadi pada anak. Berikut ini beberapa penjelasannya.
Baca Juga : Kenali Periode Tumbuh Aktif Pada Anak
1. Tahap Sensorimotor (Usia 18-24 Bulan)
Ini merupakan tahap perkembangan kognitif pertama dalam hidup manusia. Umumnya, terjadi sebelum anak memasuki usia 2 tahun. Dalam tahapan ini, biasanya seorang anak akan mulai penasaran dengan dirinya sendiri dan lingkungan di sekitarnya. Mereka akan terlihat mulai merasakan sesuatu melalui panca indra yang juga tengah berkembang kemampuannya. Anak pun tengah giat menunjukkan aktivitas motoriknya.
Dalam tahapan perkembangan kognitif ini, anak biasanya belajar melalui pengalaman yang dialaminya saja atau bisa juga karena coba-coba (trial and error). Misalnya, anak harus menangis untuk mendapatkan makanannya atau menunjukkan ketidaknyamanan. Bisa juga anak mulai mengoceh ketika membutuhkan perhatian dari orang tua.
Memasuki tahapan ini, umumnya seorang anak sudah memahami keberadaan satu objek akan tetap ada walau ia tak melihatnya lagi. Pada tahap ini, anak juga memahami bahwa suatu objek akan tetap ada meskipun mereka tidak dapat melihatnya. Misalnya, anak mulai menyembunyikan barang-barangnya di bawah bantal.
2. Tahap Praoperasional (Usia 2-7 Tahun)
Dalam periode ini, anak biasanya masih berpikir tingkat simbolik, dan belum menggunakan operasi kognitif. Apa maksudnya? Itu tandanya anak belum dapat menggunakan logika berpikir atau mengubah, menggabungkan, dan memisahkan pikirannya.
Selama masa perkembangan kognitif ini, kemampuan ingatan dan imajinasi anak mulai berkembang. Jangan heran saat anak mulai bercerita soal peri gigi ataupun kucing yang bisa berbicara. Bahkan, sebagian anak memiliki teman imajiner yang menemaninya bermain.
Nantinya, pemikiran-pemikiran anak ini akan berkembang menuju tahap bisa memakai pemikiran logis. Ada baiknya dalam tahap praoperasional ini Ibu ikut berperan. Misalnya, dengan ikut serta dalam khayalan anak dengan membuat cerita sebelum tidur bersama. Bisa juga Ibu bermain bersama teman imajinernya. Biarkan anak membuat imajinasinya sendiri.
Baca Juga : Kebutuhan Energi Anak dan Orang Dewasa Beda, Lho! Berikut Faktanya!
3. Tahap Operasional Konkret (Usia 7-11 Tahun)
Dalam tahap perkembangan kognitif yang satu ini, anak mulai memunculkan sejumlah pertanyaan. Biasanya, hal ini terkait dengan sesuatu di luar nalarnya. Sesederhana ia bertanya, mengapa ada kucing berwarna pink dalam film kartun yang dilihat. Pertanyaan ini muncul karena dalam pengalamannya ia tak pernah melihat kucing dengan warna tersebut.
Biasanya, periode ini ditandai dengan adanya perkembangan pemikiran yang terorganisir dan rasional. Pada tahap ini, anak dapat menggunakan pemikiran logis dan menerapkannya pada objek fisik. Anak juga mulai menyadari ada sejumlah peristiwa yang terjadi di luar dirinya.
Itu sebabnya, Ibu akan mendengar banyak pertanyaan soal lingkungan di sekitar anak. Bahkan, anak mulai memahami untuk tidak bersikap egois dan tahu ada perbedaan pendapat, pemikiran, perasaan, dan keyakinan seseorang. Beberapa anak justru jadi pengamat yang baik dalam tahapan ini.
4. Tahap Operasional Formal (Usia di atas 11 Tahun)
Saat inilah anak mulai menggunakan pemikiran kognitifnya. Maksudnya, anak yang memasuki tahapan ini sudah memiliki kemampuan untuk berpikir secara abstrak. Maksudnya, dalam pikirannya, anak sudah bisa memperkirakan sesuatu hal secara matematis dan kreatif. Jadi, anak sudah bisa membayangkan cara menyelesaikan masalah di kepalanya.
Bahkan, anak mulai bisa mengevaluasi tindakannya. Anak lebih berpikir dengan logika dibandingkan imajinatif. Misalnya, ban sepeda anak bocor. Ia kemudian berpikir bagaimana cara memperbaikinya. Di dalam kepalanya, sudah jelas dia akan coba memompa ban atau membawanya ke bengkel sepeda.
Biasanya, anak yang punya imajinasi tinggi akan lebih mudah menjadi problem solver dalam periode ini. Ditambah lagi kalau dia aktif di lingkungannya. Pikiran logis biasanya muncul dari anak yang sempat memperhatikan peristiwa-peristiwa di sekitarnya.
Karena tahapan perkembangan ini sangat penting, Ibu harus memastikan kebutuhan nutrisi anak tetap tercukupi. Berikan makanan bergizi dan lengkapi dengan segelas MILO 3in1. Minuman coklat favorit anak ini mengandung susu, bubuk kakao, dan proses dua kali ekstrak malt yang menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Minuman berenergi ini juga mengandung Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.
Ayo, Ibu! Tetap dukung tahap perkembangan kognitif anak dengan berbagai cara. Ingat, peran Ibu sangat penting untuk kelancaran tumbuh kembang anak.
Tahukah Ibu kalau anak sebaiknya tidak dibiarkan berdiam diri saja menatap gadget seharian? Anak juga harus melakukan kegiatan fisik untuk tumbuh kembangnya. Manfaat aktivitas fisik juga banyak sekali untuk kesehatan tubuh. Misalnya, mulai dari mengurangi lemak tubuh hingga meningkatkatkan metabolisme tubuh.
Untuk mendapatkan manfaat aktivitas fisik yang tepat, WHO menyarankan anak usia 5-17 tahun untuk setidaknya melakukannya 60 menit (satu jam) setiap harinya. Tujuan aktivitas fisik sendiri sebenarnya untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Itu sebabnya, ini sangat penting dilakukan untuk anak.
Supaya Ibu bisa lebih memahami pentingnya kegiatan tersebut, berikut manfaat aktivitas fisik teratur bagi anak.
1. Mengendalikan Berat Badan
Anak-anak pastinya cenderung lebih menyukai makanan manis dan junk food untuk dikonsumsi. Coba Ibu bayangkan kalau kebiasaan ini tidak dibarengi dengan kegiatan fisik. Pastinya, anak bisa mengalami masalah kelebihan berat badan atau obesitas. Sedangkan, permasalahan kesehatan ini dapat menghambat pertumbuhannya.
Menurut European Childhood Obesity Group (ECOG), melakukan aktivitas fisik sebenarnya masuk dalam program pengobatan masalah berat badan berlebih untuk anak. Jenis kegiatan ini sebenarnya membantu anak mengeluarkan energi dan kalori, meningkatkan massa tubuh tidak berlemak, serta kontrol keinginan makan.
Baca Juga : Pentingnya Aktifitas Fisik Bagi Pertumbuhan Anak
2. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Manfaat aktivitas fisik teratur lainnya adalah bisa meningkatkan daya tahan tubuh anak. Bila anak melakukannya rutin setiap hari, virus, bakteri, dan radikal bebas akan sulit masuk ke dalam tubuh. Hal ini karena sirkulasi darah meningkat saat tubuh anak aktif bergerak.
Sirkulasi darah yang seperti ini dapat dengan mudah membersihkan bakteri yang masuk ke saluran pernapasan. Tentunya, tanpa disadari antibodi anak semakin terbentuk untuk melawan infeksi. Tak lupa juga aktivitas fisik bisa mengurangi peradangan, sehingga tubuh lebih kuat melawan paparan penyakit.
3. Meningkatkan Kinerja Sendi dan Otot
Memiliki otot yang kuat bukan berarti tubuh anak akan mirip seperti atlet binaraga. Terkadang, kekuatan otot justru tidak terlihat oleh mata. Untuk mendapatkan otot yang kuat dan sendi lentur, anak harus rutin melakukan aktivitas fisik. Nah, mengapa kekuatan otot dan kelenturan sendi diperlukan anak?
Dalam periode pertumbuhan aktif, anak perlu menggunakan kemampuan motorik kasar dan halusnya. Namun, kemampuan tersebut tidak akan muncul kalau Ibu tidak mengasahnya. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan tersebut adalah dengan melakukan aktivitas fisik.
Aktivitas fisik juga berfungsi untuk melatih sinyal antara otak dan seluruh otot yang ada di tubuh. Hal ini supaya kemampuan koordinasi anak bisa lebih lancar dan baik.
Baca Juga : Yuk, Bantu Anak Tingkatkan Imun dengan Melakukan Aktivitas Fisik
4. Memperbaiki Postur Tubuh
Anak Ibu memiliki postur yang sedikit bungkuk? Sebenarnya, postur yang seperti ini bisa dicegah dan juga diperbaiki. Bagaimana caranya? Salah satunya dengan aktivitas fisik, seperti lari, berjalan, dan melompat. Masalah ini sebenarnya masih ada hubungannya dengan tulang anak, lho.
Manfaat aktivitas fisik lainnya adalah meningkatkan kepadatan tulang anak. Hal ini supaya anak terhindar dari risiko osteoporosis ketika sudah bertambah usia nantinya.
5. Mencegah Stres dan Kecemasan
Ibu ternyata anak-anak yang mau memasuki usia remaja rentan sekali dengan stres hingga gangguan kecemasan. Hal ini karena pada masa tersebut, anak sangat sensitif terhadap pendapat orang lain. Untuk mencegah kondisi mental anak menjadi buruk, Ibu bisa mengajaknya melakukan aktivitas fisik.
Berjalan kaki selama 30 menit atau yoga bersama di rumah bisa menjadi pilihan Ibu dan anak beraktivitas fisik. Kegiatan ini membuat anak teralihkan dari pikiran negatif dan fokus terhadap hal lainnya. Selain itu, mood anak pun bisa membaik karena olahraga membuatnya lebih bersemangat.
Siapa tahu anak bisa mendapatkan kegiatan atau keterampilan favorit baru. Misalnya, jadi suka bersepeda, bermain inline skate, atau memasukan bola ke dalam keranjang. Tentunya, anak yang sudah fokus akan melupakan stres dan kecemasannya.
Jangan lupa, Ibu juga harus memberikan anak asupan bergizi untuk anak. Ingat, makanan yang masuk ke dalam tubuh selain untuk menjaga kesehatan digunakan untuk beraktivitas fisik. Itu sebabnya penting bagi Ibu untuk menyediakan minuman pelengkap gizi anak, seperti MILO Activ-Go.
Minuman coklat favorit anak ini mengandung susu, bubuk kakao, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Minuman berenergi ini juga mengandung Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.
Itu tadi manfaat aktivitas fisik untuk anak. Ibu jangan lupa untuk selalu mendukung pertumbuhan anak aktif. Selamat mencoba!
Ibu ingin mengajak anak berolahraga? Jangan lupa siapkan fisik anak dulu dengan melakukan pemanasan. Bagian dari olahraga ini sangat penting dan tidak boleh terlewat. Manfaat pemanasan juga banyak sekali untuk anak yang mau berolahraga. Sebelum mengetahui fungsi pemanasan sebelum olahraga, ada baiknya Ibu mengetahui apa tujuan dari pemanasan?
Tujuan pemanasan adalah membantu tubuh untuk lebih siap lagi menjalani olahraga. Termasuk mengurangi potensi cedera ketika melakukan aktivitas fisik tersebut. Ketika melakukannya dengan tepat, otot menjadi lebih lentur serta kuat. Tentunya, ini membuat anak lebih lancar berolahraga.
Untuk mendapatkan manfaat pemanasan, Ibu tak boleh asal melakukannya, lho. Salah-salah, otot tidak siap untuk berolahraga dan menimbulkan cedera. Tentunya, hal ini tidak diinginkan terjadi.
Gerakan pemanasan dan manfaatnya ini sangat penting dilakukan. Namun, Ibu harus tahu beberapa hal berikut yang bisa membuat manfaat pemanasan sulit dirasakan anak. Coba cek daftarnya, ya!
1. Melakukan Gerakan Terlalu Lama
Mendapatkan manfaat pemanasan, bukan berarti anak melakukan satu gerakan secara berulang dalam waktu yang lama, lho. Ibu harus tahu kalau satu gerakan stretching hanya memakan waktu singkat sekitar 10 detik. Hindari melakukannya lebih dari 20-30 detik. Hal ini hanya akan membuat otot beristirahat seperti saat pendinginan.
Tentunya, ini membuat otot menjadi kurang siap untuk melakukan olahraga yang lebih berat. Bila otot tidak siap, anak rentan mengalami cedera. Bahkan, anak bisa lebih cepat lelah.
Baca Juga : 6 Manfaat Melakukan Pemanasan Sebelum Berolahraga
2. Langsung Menggunakan Beban Tubuh
Tahukah Ibu kalau dalam pemanasan tidak boleh memaksa otot meregang. Jika Ibu melihat ada orang yang langsung melakukan push up atau sit up saat pemanasan, sebaiknya tidak ditiru. Biarkan otot-otot di tubuh merenggang dengan sendirinya.
Ketimbang melakukan gerakan yang menggunakan beban tubuh, sebaiknya lakukan gerakan yang lebih sederhana. Misalnya, gerakan kepala ke kiri dan kanan atau gerakan bahu ke depan dan ke belakang. Jenis stretching tersebut membuat otot-otot mudah beradaptasi dan lebih siap untuk berolahraga sebenarnya.
3. Meloncat ketika Awal Pemanasan
Sebenarnya, gerakan meloncat ada dalam set pemanasan. Namun, aktivitas ini tidak dilakukan ketika anak memulai stretching. Ingat Ibu, untuk mendapatkan manfaat pemanasan yang maksimal, harus sabar dan tentunya secara bertahap.
Sebaiknya, Ibu dan anak bisa memulai gerakan yang fokus terhadap meregangkan otot tubuh terlebih dulu. Mulai dari ujung kepala hingga kaki. Setelah otot-otot lebih siap baru mulai gerakan meloncat, seperti jumping jacks atau skipping. Ada baiknya untuk anak yang punya kelebihan berat badan hal ini tidak disarankan dilakukan untuk menghindari cedera.
Baca Juga : 5 Gerakan Pemanasan Lari untuk Cegah Cedera
4. Gunakan Latihan Kardio Sebagai Pemanasan
Pernahkah Ibu melihat orang lain melakukan lari, bersepeda, jalan cepat, atau berenang sebagai pemanasan sebelum berolahraga? Ternyata, hal tersebut tidak disarankan, lho. Apalagi kalau anak dan Ibu belum melakukan peregangan otot. Bahkan, bisa membahayakan tubuh.
Risiko mendapatkan cedera bisa lebih tinggi lagi kalau dipaksakan. Ada baiknya Ibu dan anak melakukan pemanasan secara bertahap dan jangan terburu-buru.
Itu tadi hal-hal yang perlu dihindari saat akan melakukan pemanasan sebelum berolahraga. Untuk membuat anak lebih berenergi dan bersemangat, Ibu juga bisa memberikan MILO Activ-Go sebelum dan sesudah berolahraga.
Minuman coklat favorit anak ini mengandung susu, bubuk kakao, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Minuman berenergi ini juga mengandung Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.
Bagaimana, Ibu sudah siap mengajak anak untuk berolahraga? Ingat, untuk mendapatkan manfaat pemanasan yang tepat, harus lakukan gerakan secara bertahap dan bersabar. Yuk, ajak anak berolahraga!
Pagination
- Previous page
- Page 46
- Next page