Banyak yang bilang anak-anak banyak mendapatkan manfaat istirahat yang cukup untuk tumbuh kembangnya. Namun, tahukah Ibu apa yang dimaksud dengan istirahat? Sebenarnya, istirahat adalah berhenti sejenak dari kegiatan atau rutinitas yang tengah dilakukan. Salah satu bentuk istirahat adalah tidur. 

Bahkan, bisa dibilang bentuk istirahat yang paling baik adalah tidur. Ini karena ketika tidur anak tidak melakukan kegiatan apa pun. Termasuk, makan, minum, serta berpikir.  Seaktif apa pun anak dalam masa pertumbuhan, ia tetap membutuhkan waktu istirahat setiap harinya. 

Kekurangan istirahat dapat menyebabkan meningkatnya tekanan darah, risiko obesitas, dan depresi. Namun dalam proses tumbuh kembang anak, memperoleh istirahat yang cukup sama pentingnya dengan memenuhi kebutuhan nutrisi bergizi untuk tubuh. Apa saja manfaat istirahat yang cukup lainnya yang dapat mempengaruhi anak?

 

1. Memproduksi Hormon Pertumbuhan

Sudah disebutkan sebelumnya kalau salah bentuk istirahat adalah tidur. Nah, selama anak tidur, tubuh akan memproduksi hormon pertumbuhan dan dikeluarkan saat tidur. Ingat, anak tengah dalam masa pertumbuhan. Hal ini membuat istirahat seperti tidur harus dimaksimalkan. 

Baca Juga : 7 Manfaat Minum Coklat Hangat Sebelum Tidur

Ibu wajib memastikan anak mendapatkan tidur yang cukup dan tentu berkualitas. Dengan begitu, anak bisa tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Menurut Sleep Foundation, pada anak berusia 6-12 tahun adalah memenuhi jam tidur selama 10 jam.

 

2. Menjaga Kesehatan Jantung Anak

Manfaat istirahat yang cukup lainnya adalah menjaga kesehatan jantung. Perlu Ibu ketahui, saat anak istirahat hormon yang bertugas melindungi jantung dan pembuluh darah tetap sehat dilepaskan. Istirahat juga menyebabkan tekanan darah lebih stabil. Jantung dan pembuluh darah pun bisa ikutan beristirahat selama anak tidur. 

Kalau anak sering begadang, ada kemungkinan fungsi pembuluh darah dan jantungnya bisa tidak lancar. Akibatnya, masalah penyakit jantung bisa muncul. Tentunya Ibu tak mau ini terjadi, kan.

 

3. Mengurangi Risiko Obesitas

Biasanya, anak yang kurang istirahat akan terlihat loyo dan tidak bersemangat. Bahkan, hal ini membuat anak tersebut bermalas-malasan. Bahkan, tak mau mengikuti aktivitas fisik. Padahal kegiatan fisik penting sekali untuk membakar kalori anak. Paling tidak seorang anak harus melakukan aktivitas fisik selama 60 menit setiap harinya. JIka rutin melakukannya, anak akan terhindar dari obesitas karena kegemukan saat jumlah kalori yang dikonsumsi dan dibakar seimbang.

Selain itu, anak yang kurang istirahat cenderung lebih mudah lelah. Hal ini membuatnya memilih untuk mengonsumsi makanan yang tinggi lemak dan karbohidrat. Jika hal ini dibiarkan terus menerus maka anak bisa mengalami obesitas.

Baca Juga : Mau Bangun Dengan Penuh Energi? Yuk, Minum Coklat Sebelum Tidur!

 

4. Meningkatkan Kekebalan Tubuh Anak

Manfaat istirahat yang cukup lainnya adalah meningkatkan daya tahan tubuh. Dengan sistem imun yang kuat, badan anak dapat melawan infeksi virus, bakteri, dan jamur. Bahkan, bisa melawan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh. Hal ini membuat anak terhindar dari penyakit.  

 

5. Mengurangi Risiko Cedera

Selain meningkatkan imunitas, istirahat yang cukup juga dapat mencegah peradangan serta memperbaiki berbagai kerusakan jaringan akibat paparan radikal bebas, sinar matahari, dan polusi. Manfaat istirahat yang cukup ini juga bisa menjadi cara menurunkan demam dalam semalam.

 

6. Meningkatkan Kecerdasan Anak

Tahukah Ibu kalau anak cukup istirahat, mood-nya akan lebih bagus. Ia pun tidak mudah lelah dan akhirnya tidak konsentrasi di sekolah. Itu sebabnya, istirahat yang cukup dapat meningkatkan kecerdasan anak. Ia akan mudah menyerap pelajaran yang diberikan. Bahkan, bisa menyelesaikan masalah yang ada. Jangan heran kalau nilai rapornya bagus. 

Lengkapi kebutuhan energi anak di pagi hari setelah ia mendapatkan manfaat istirahat yang cukup agar ia dapat menjalani aktivitasnya dengan baik. Untuk melengkapi energi anak sekaligus memberikannya minuman dengan kandungan susu, berikanlah MILO 3in1 setiap hari. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Susu MILO juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Tahukah Ibu kalau anak memerlukan aktivitas fisik setiap hari. Menurut WHO, waktu ideal melakukan aktivitas fisik adalah 60 menit setiap hari untuk anak usia 6-12 tahun. Pastinya, Ibu bertanya-tanya mengapa kegiatan itu sangatlah penting? Sebenarnya apa saja manfaat aktivitas fisik untuk anak? 

Sebenarnya, untuk menjaga kebugaran dan daya tahan tubuh, manfaat aktivitas fisik lainnya berhubungan dengan kelancaran tumbuh kembang anak, lho. Daripada Ibu penasaran, berikut ini beberapa fungsi aktivitas fisik yang perlu diketahui. 

 

1. Menjaga Berat Badan

Pernahkah Ibu kesulitan mengontrol kebiasaan anak mengonsumsi makanan manis dan juga junk food. Kedua jenis sajian tersebut sebenarnya dapat meningkatkan risiko obesitas terhadap anak. Hal ini karena makanan tersebut membuat anak lapar lebih cepat. Coba bayangkan kalau kebiasaan ini tidak dibarengi dengan aktivitas fisik. Bisa-bisa anak mengalami kelebihan berat badan. Sedangkan, permasalahan kesehatan ini dapat menghambat pertumbuhannya. 

Menurut European Childhood Obesity Group (ECOG), sebenarnya, aktivitas fisik rutin ada dalam daftar program pengobatan masalah obesitas. Aktivitas ini membantu membantu anak mengeluarkan energi dan juga kalori berlebih di dalam tubuh. Selain itu, meningkatkan massa tubuh tidak berlemak. Kegiatan fisik juga bisa mengurangi keinginan makan anak.

Baca Juga : Yuk, Bantu Anak Tingkatkan Imun dengan Melakukan Aktivitas Fisik

 

2. Meningkatkan Fungsi Kognitif

Manfaat aktivitas fisik untuk anak ternyata berhubungan dengan fungsi kognitif dan IQ, lho. Pastinya, Ibu bertanya-tanya. Kok, bisa kegiatan itu ada hubungannya dengan kecerdasan otak. 

Menurut penelitian Panuwun Joko Nurcahyo yang diterbitkan di Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga pada tahun 2021, ditemukan adanya korelasi kesehatan fisik dan juga kecerdasan kognitif seseorang. Hal ini ditemukan dalam partisipan pemain sepak bola yang masih aktif berlatih dan tidak.

Hasil penelitian menyebutkan pemain bola yang masih aktif berolahraga setiap hari, seperti lari dan latihan fisik lainnya, memiliki nilai IQ yang lebih tinggi dibanding yang tidak rutin melakukannya. Itu sebabnya, aktivitas penting dilakukan untuk anak setiap hari. Jangan sampai terlewat, ya. 

 

3. Memperbanyak Energi

Benarkah salah satu manfaat aktivitas fisik adalah meningkatkan energi di dalam tubuh? Bukankah kegiatan ini justru mengeluarkan banyak energi? Jawabannya ternyata benar, Ibu. Lalu, mengapa demikian? 

Sebenarnya, aktivitas fisik dapat memberikan atau memperlancar oksigen dan nutrisi beredar ke jaringan tubuh. Selain itu, kerja sistem jantung menjadi lebih efisien. Hal ini membuat jantung dan paru-paru lebih sehat. Ketika kedua organ itu sehat, tubuh akan mendapatkan energi lebih banyak untuk melakukan tugas sehari-hari.

Baca Juga : 4 Cara Meningkatkan Kecerdasan Anak Lewat Aktivitas Fisik

 

4. Memperbaiki Kualitas Tidur

Anak salah satu orang yang mengalami kesulitan tidur saat malam hari? Bila itu masalahnya, Ibu bisa mengajaknya rutin melakukan kegiatan fisik. Ketika anak melakukan aktivitas fisik, secara otomatis tubuh akan merasa lelah dan lebih relaks. Hal ini membuat anak jadi lebih mudah terlelap ketika malam hari dan kualitasnya pun meningkat. Saat bangun pagi, tubuh terasa segar. 

 

5. Menjaga Kesehatan Mental

Ternyata, fungsi aktivitas fisik lainnya adalah menjaga kesehatan mental anak. Pastinya, anak tidak terlepas dari stres ketika menghadapi pelajaran. Terutama bila pelajaran yang dia dapatkan sulit untuk dimengerti. Jangan sampai Ibu membiarkannya, ya.  

Dilansir dari laman  WebMD, tubuh manusia akan mengeluarkan atau memproduksi endocannabinoids setelah selesai beraktivitas fisik. Ini adalah senyawa kimia bertugas memenuhi aliran darah yang akan mengalir hingga ke otak. Nah, senyawa ini dapat memberikan perasaan menenangkan dan relaks dalam waktu yang cepat. 

Untuk mendapatkan manfaat aktivitas fisik yang maksimal, Ibu juga jangan lupa memberikan asupan energi diperlukan anak. Jangan lupa penuhi asupan yang diperlukan anak dengan memberikan MILO Activ-Go. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Susu MILO juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Ibu pastinya menginginkan anak berprestasi di sekolah, kan? Namun, apa jadinya kalau anak belum memiliki keinginan untuk belajar. Tak usah panik, Ibu hanya perlu mengetahui cara meningkatkan semangat belajar anak. Biasanya, anak perlu dukungan orang tua untuk muncul motivasi. 

Beberapa tips agar semangat belajar anak meningkat ini bisa diikuti Ibu. Namun, jangan sampai dipaksakan, ya.

 

1. Memberi Apresiasi

Semangat belajar anak bisa muncul kalau ia merasa didukung oleh kedua orang tuanya. Sebenarnya, anak tidak memerlukan fasilitas atau hadiah yang mahal untuk belajar. Anak hanya memerlukan Ibu dan ayah menunjukan apresiasinya. Hal ini bahkan bisa dilakukan dengan cara yang sederhana.

Misalnya, anak nilainya meningkat, tetapi belum masuk peringkat 10 besar. Alih-alih Ibu marah, lebih baik katakan, “good job,” kepada anak. Lalu, membuatkan makanan favoritnya sambil mengakui perasaan bangga terhadap peningkatan tersebut. Dengan demikian, anak akan mengetahui kalau usahanya diapresiasi. Iya pun jadi termotivasi untuk lebih baik lagi demi melihat senyuman Ibu.

Baca Juga : 4 Cara Meningkatkan Kecerdasan Anak Lewat Aktivitas Fisik

 

2. Atur Istirahat

Ibu perlu pahami, kalau cara meningkatkan semangat belajar anak, bukan berarti ia akan berkutat pada pelajaran seharian. Bila terlalu memaksakan diri untuk belajar, anak bisa stres dan tidak konsentrasi. Alhasil, hal-hal yang dipelajari tidak ada yang dipahami. 

Ibu harus memberikannya jeda istirahat. Misalnya, memperbolehkan anak menggunakan gadget atau nonton televisi selama satu jam di sela-sela waktu belajarnya. Bisa juga tiba-tiba Ibu mengajaknya ke mal untuk membeli es krim sebagai cara menikmati istirahat. Dengan demikian, anak tahu kalau Ibu memerhatikannya.

 

3. Sesuaikan Gaya Belajar Anak

Meningkatkan motivasi belajar anak, bukan berarti Ibu memaksakan gaya belajarnya. Ada baiknya Ibu memperhatikan dan mengetahui, gaya belajar yang nyaman dilakukan anak. Lakukan hal tersebut karena ini membuatnya lebih berkonsentrasi. 

Salah satu contoh metode belajar yaitu metode kinestetik, metode ini sangat sesuai dengan anak yang aktif bergerak. Metode pembelajaran kinestetik biasanya melibatkan banyak bahasa tubuh untuk mempelajari sesuatu.

 

4. Fokus Minat Anak

Tentunya, setiap anak memiliki minat yang berbeda. Itu sebabnya, cara meningkatkan semangat belajar anak bisa dengan fokus dengan hal-hal yang diminatinya. Misalnya, anak lebih unggul dalam bidang sepak bola. Ibu bisa fokus meningkatkan dalam hal tersebut. 

Dengan pelatihan dan bimbingan yang tepat, pasti anak bisa berprestasi dalam bidang tersebut. Namun, bila anak mau mencoba hal lain, Ibu juga harus mendukung, ya

Baca Juga : Cara Melatih Mental Anak Agar Berani dan Tangguh Dengan Olahraga

 

5. Ajak Anak Membaca

Buku adalah gudang ilmu. Beberapa informasi bisa didapat melalui kebiasaan membaca buku, koran, majalah, ataupun artikel online. Cara meningkatkan semangat belajar anak bisa dari memberikannya sebuah bacaan tentang hal yang diminatinya. 

Kalau Ibu melihat anak tertarik membaca, mulailah jadikan kebiasaan. Jadi, ia tak malas lagi membaca buku pelajaran ketika harus belajar. Anak pun tumbuh menjadi anak yang penuh dengan rasa ingin tahu dan mencari jawaban berdasarkan data dari buku yang dibacanya.

 

6. Berkreasi Dalam Belajar

Menjadi seorang Ibu memang penuh tantangan sendiri. Terutama, Ibu harus memiliki segudang ide cerdik dalam otaknya. Salah satu ide kreatif bisa digunakan untuk membuat waktu belajar anak lebih menyenangkan. Misalnya, mengajak anak belajar dengan menggunakan sebuah permainan sederhana. Bisa juga Ibu menemukan metode belajar yang lebih efektif digunakan anak. 

Selain cara meningkatkan semangat belajar di atas, dukung anak agar tetap semangat belajar dengan MILO 3in1 agar lebih berenergi dalam menjalankan kegiatan belajar. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Susu MILO juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Perlu Ibu ketahui, setiap anak memiliki kepribadian yang unik sejak lahir ke dunia. Namun, seiring berjalannya waktu lingkungan dan juga peran orang tua penting untuk membentuk kepribadian anak. Biasanya. perkembangan karakter anak akan mulai terlihat ketika memasuki usia sekolah. 

Menurut American Psychological Association (APA), perkembangan karakter adalah sebuah perkembangan bertahap konsep moral, hati nurani, nilai-nila atau pandangan keyakinan dan juga sikap sosial seseorang sebagai aspek penting dari pengembangan kepribadian.

Contoh pengembangan kepribadian misalnya seorang anak sejak kecil sudah ditanamkan untuk tidak lupa untuk membersihkan diri setelah aktivitas di luar rumah. Anak itu juga dibiasakan membersihkan kamar sendiri. Hal ini juga diterapkannya di setiap lingkungan yang dia datangi. Di dalam pikirannya, tubuh yang sehat didapat dari tubuh dan lingkungan yang bersih. Ia pun menjadi anak yang mencintai kebersihan lingkungan. 

Ibu bisa membantu mendidik anak untuk mengembangkan diri serta kepribadian yang positif, terutama saat ia mulai dipengaruhi dengan berbagai faktor di luar rumahnya. Apa saja langkah yang tepat untuk dukung perkembangan karakter anak? Cek berikut ini. 

Baca Juga : 6 Cara Membangun Karakter Saling Menghormati Dengan Olahraga

 

1. Tidak Membandingkan Anak

Langkah pertama dukung perkembangan karakter anak adalah tidak membanding-bandingkan ia dengan anak lain. Ingat Bu, Setiap anak memiliki keunikan sendiri. Mulai dari kepribadian, hobi, hingga keunggulannya. Ibu tidak bisa memaksa anak untuk menjadi seorang perenang bila hal yang disukainya adalah menari balet. 

Untuk itu, jauhkan dari kebiasaan membandingkan anak dengan orang lain. Hal ini hanya akan membuatnya tidak percaya diri. Bahkan, hilang kepercayaan terhadap Ibu. Tidak mau hal itu terjadi bukan. 

 

2. Menjadi Contoh untuk Anak

Pengembangan karakter memang bisa terjadi karena faktor di luar keluarga atau rumah. Namun, contoh karakter yang paling sering dilihat anak adalah milik orang tuanya. Jika Ibu menginginkan anak punya karakter yang baik, coba untuk menjadi contoh terlebih dulu. Anak akan meniru kebaikan yang Ibu dan ayah lakukan. 

Misalnya, Ibu ingin anak memiliki karakter religius. Coba perlihatkan ibadah agama di depan anak. Dengan berjalannya waktu, ia akan mengetahui kalau ibadah itu sebuah rutinitas dan amalannya baik. Namun, semua harus bermula dari orang tua menjadi contoh. 

 

3. Libatkan Anak dalam Aktivitas Luar Ruangan

Sudah disebutkan sebelumnya, perkembangan karakter seorang anak juga banyak dipengaruhi faktor luar lingkungan keluarga. Ibu bisa mencari sebuah kegiatan luar rumah yang memiliki dampak baik untuk anak. Misalnya, mengikuti latihan bela diri. Dalam latihan ini diajari kedisiplinan, toleransi, dan sportivitas. Karakter ini juga bisa diterapkan langsung saat menghadapi orang lain.

Baca Juga : Ini Rahasia Membangun Karakter Anak Lewat Olahraga

 

4. Batasi Waktu Penggunaan Gadget

Penggunaan gadget secara berlebihan untuk main games dan menonton video juga bisa memengaruhi perkembangan karakter anak. Ingat, anak adalah peniru yang ulung. Segala hal yang dia saksikan bisa ditiru dengan baik. Termasuk hal-hal negatif yang disaksikan melalui gadget-nya. Untuk itu, Ibu perlu membatasi penggunaan gawai tersebut. Kalau bisa, berikan mode privacy atau parental guide. Ini supaya penggunaannya tetap terkontrol orang tua. 

 

5. Buat Peraturan Jelas

Ibu jangan setengah-setengah menerapkan peraturan di rumah. Terutama yang berhubungan dengan anak. Misalnya, Ibu membatasi anak bermain dengan gadget-nya selama 2 jam. Jika dilanggar, anak tidak boleh menggunakan gawai dalam seminggu. Ketika anak menangis dan marah karena menginginkannya, Ibu tak boleh lemah.

Hal ini hanya akan membangun kebiasaan yang tidak baik. Anak akan berpikir hukuman Ibu tak berlaku kalau ia marah dan menangis kencang. Jadi, ia akan melakukan hal itu ketika mendapatkan hukuman. 

 

6. Dorong Kemandirian Anak

Walau Ibu ingin selalu hadir untuk anak, bukan berarti setiap kali harus membantunya menyelesaikan masalah. Kebiasaan ini hanya akan membuatnya tidak mandiri. Biarkan anak menghadapi masalahnya sendiri. 

Beri waktu untuknya mencari penyelesaiannya. Jadi teman berdiskusi ketika anak memerlukan sebuah pendapat. Ingat, peran Ibu hanya mengawasi. Biarkan anak menyelesaikan dan menghadapi masalah dengan caranya sendiri.

Supaya perkembangan karakter anak lancar, Ibu juga vusa memberikan pelengkap energi yang mengandung susu, seperti MILO 3in1 setiap hari. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Susu MILO juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Semua Ibu pasti ingin melindungi anak dari kesedihan ataupun rasa kecewa. Namun sebenarnya, anak harus merasakan hal tersebut untuk memiliki sikap pantang menyerah. Dari kegagalan atau kekecewaan tersebut anak bisa belajar untuk bangkit dan menjadi kuat. 

Pantang menyerah adalah suatu sikap tidak mudah patah semangat dalam menghadapi berbagai rintangan, selalu bekerja keras untuk mewujudkan tujuan, menganggap rintangan atau hambatan selalu ada dalam setiap kegiatan yang harus dihadapi. 

Contoh pantang menyerah biasanya dilakukan oleh para atlet. Biasanya seorang atlet harus melewati rutinitas latihan yang berat. Ketika ikut lomba dan kalah, ia akan berlatih lagi demi memperbaiki kekurangan. Dari situlah, mereka terus berlatih dan bertanding untuk mencapai mimpinya. 

Perlu Ibu pahami, anak yang mudah menyerah akan menjadikan kekalahan atau kekurangan sebagai alasan untuk melarikan diri dari sebuah masalah. Tentu saja hal ini tidak baik untuk dilakukan Masalah harus diselesaikan bukan justru dihindari. Untuk itu, Ibu bisa mengecek beberapa tips mendidik anak hingga memiliki sikap pantang menyerah berikut ini. 

Baca Juga : Ini Rahasia Membangun Karakter Anak Lewat Olahraga

 

1. Beri Contoh Terlebih Dulu

Ketahuilah kalau anak akan mencontoh semua hal yang dilakukan orang tua. Itu sebabnya, sikap pantang menyerah harus ditunjukkan terlebih dulu oleh Ibu. Misalnya, Ibu harus bersikap tenang ketika menghadapi berbagai macam masalah. Terutama di depan anak. 

Jangan mengeluhkan sesuatu ketika sedang berusaha memecahkan masalah. Contohnya, Ibu tengah memperbaiki salah satu mainan anak dan mengalami kesulitan. Lakukan dengan teliti dan bersemangat. Kalau tidak berhasil, coba lagi atau mencari cara lain. Dengan demikian, anak akan tahu kalau Ibu sebenarnya punya sikap pantang menyerah untuk menyelesaikan masalah serta ada beberapa jalan untuk bisa menghadapinya.

 

2. Biarkan Anak Lakukan Kesalahan

Ibu pastinya ingin anak menjadi yang terbaik di mana pun ia berada. Nah, keinginan itulah yang kadang-kadang menjadi boomerang untuk anak. Ibu jadi sering membantunya mengerjakan pekerjaan sekolah di rumah. Anak pun jadi terbiasa menerima bantuan Ibu. Bila tidak bisa, ia cenderung akan meminta Ibu untuk membereskan masalah itu. 

Mulai sekarang, jangan terlalu membantu anak dalam mengerjakan PR. Biarkan anak belajar mendapatkan, menghadapi, dan menyelesaikan masalahnya sendiri. Hal ini supaya anak terlatih untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang ada. Jadi, iya bisa lebih mandiri dalam beraktivitas. Merasakan kesalahan, justru membuatnya tahu kelemahan serta hal-hal yang harus diperbaiki.

Baca Juga : Cara Melatih Mental Anak Agar Berani dan Tangguh Dengan Olahraga

 

3. Puji Anak Jika Berhasil

Ketika anak mulai menunjukkan sikap pantang menyerah, ada baiknya Ibu mendukungnya. Contohnya seperti ini, anak belum pernah menggambar seekor jerapah. Beberapa kali ia harus menghapus gambarnya karena salah. Namun, akhirnya, anak berhasil menggambar seekor gambar walau belum terlalu bagus. Ia pun dengan bangga menunjukkan hasil jerih payahnya kepada Ibu.

Saat itu dilakukan, pujilah usaha anak itu. Hal ini membuat anak merasa dihargai segala usaha yang sudah dilakukannya. Ia pun jadi semakin percaya diri untuk melakukan aktivitas lain yang belum pernah dicobanya. Selain itu, anak juga tahu kalau pantang menyerah akan membuahkan hasil yang manis.

 

4. Ajari Anak Kelola Emosi

Anak belum memahami semua jenis perasaan, seperti sedih, senang, marah, harus diekspresikan. Coba ajari anak untuk melakukannya. Bisa dengan memberi contoh Ibu tertawa saat mendapatkan sebuah hadiah atau marah ketika anak berperilaku tidak baik. 

Ibu juga bisa menanyakan perasaan anak ketika kalah dalam suatu lomba atau mendapat nilai jelek. Dari sini, anak akan paham kalau sebuah emosi harus dikontrol agar tidak menjadi suatu masalah. Untuk bangkit dari perasaan sedih dan kecewa, anak harus bisa menghadapi emosinya. Peran Ibu hanya bisa mengawasi dan memberi petunjuk saja. 

 

5. Ajak Anak Pecahkan Masalah

Anak yang punya sikap pantang menyerah akan mendatangi Ibu dan mengajak diskusi soal masalah yang tengah dihadapinya. Bahkan, terhadap masalah yang sederhana, seperti di mana harusnya ia meletakan mainannya. Walau Ibu bisa memberi jawabannya, sebaiknya jangan dilakukan. 

Ada baiknya, Ibu menanyakan ide-ide anak terlebih dahulu. Tugas Ibu adalah membuat anak sadar akan beberapa pilihan yang bisa dipertimbangkan. Biarkan anak yang memutuskan pilihannya untuk memecahkan masalah. 

Untuk tambahan energi anak saat ia beraktivitas dan menghadapi berbagai tantangan dalam hidupnya, Ibu bisa memberikan MILO Activ-Go. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Susu MILO juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Ada baiknya, Ibu mencoba tips-tips di atas. Semoga anak tumbuh dengan memiliki sikap pantang menyerah, ya.

Untuk mengalihkan anak dari rasa lapar selama berpuasa, biasanya Ibu mengajaknya melakukan kegiatan selama bulan Ramadhan yang baru, lho. Misalnya, dengan melakukan ngabuburit bersama di sore hari atau memulai permainan baru. Tentunya, ini sangat membantu anak-anak yang baru saja belajar berpuasa. Biasanya, mereka akan mengalami kesulitan menahan rasa haus dan lapar. 

Nah, uniknya kegiatan selama bulan Ramadhan ini bisa Ibu terapkan lagi pada anak setelah Lebaran, lho. Bahkan, bisa menjadi rutinitas baru yang menyenangkan untuk anak. Ibu bisa mengikuti contoh kegiatan Ramadhan untuk anak SD berikut ini. Siapa tahu ada yang bisa Ibu terapkan kepada anak.

 

1. Bermain Board Game

Ibu menginginkan permainan yang tidak menguras banyak tenaga anak, tetapi tetap seru dan menyenangkan. Salah satu yang menjadi pilihan Ibu adalah board games. Ibu bisa mengajak anak bermain catur, halma, monopoli, hingga Uno. Walau tidak banyak aktivitas fisik, permainan ini juga bisa memacu adrenalin. 

Tentunya, hal ini karena bisa memunculkan rasa kompetitif dalam anak. Selain itu, kegiatan selama bulan Ramadhan yang satu ini juga mengasah kemampuan kognitif anak. Karakter anak pun juga bisa dibentuk di sini. Ternyata, banyak sekali keunggulan dari main board game, ya. 

Baca Juga : 4 Inspirasi Olahraga di Rumah untuk Anak Saat Puasa

 

2. Menjalani Hobi Baru

Tentunya, Ibu tak ingin anak berkutat pada gadget-nya saja selama menunggu waktu berbuka puasa. Biasanya, Ibu akan explore hobi anak yang selama ini belum dicoba. Misalnya, mengajaknya ikut les lukis, mencoba membuat kerajinan tangan bersama, atau menuliskan sebuah cerita.  

Hal ini membuat anak menekuni hobi tersebut sehingga lupa waktu. Tanpa terasa waktu berbuka pun tiba. Kegiatan ini bagus sekali dilakukan setelah Lebaran usai. Setidaknya dengan aktivitas ini, waktu screen time anak akan berkurang jauh. 

 

3. Jalan-Jalan Sore

Kegiatan selama bulan Ramadhan ini biasa disebut dengan ngabuburit atau jalan-jalan sore. Biasanya, Ibu dan anak akan mencari takjil dengan berkeliling sekitar lingkungan rumah. Bisa dengan menggunakan kendaraan bermotor, sepeda, ataupun berjalan kaki. 

Ibu bisa melanjutkan kegiatan ini setelah bulan puasa pun berakhir, lho. Tanpa disadari kebiasaan jalan-jalan sore ini dapat mempererat bonding dengan anak. Selain itu, anak juga bisa eksplorasi lingkungan di sekitarnya. 

 

4. Olahraga Sore

Siapa bilang saat bulan Ramadhan, lebih baik jangan melakukan olahraga. Perlu Ibu ketahui kalau olahraga justru sangat mungkin dilakukan. Namun catatannya, tidak direkomendasikan melakukan olahraga berat supaya anak tidak mengalami dehidrasi. Lalu apa saja jenis olahraganya? 

Ibu bisa mengajak anak menonton video kebugaran yang ada di kanal YouTube. Bisa juga meminta anak mencontoh video dance yang sedang viral di TikTok. Rutinitas yang dilakukan sore ini bisa meningkatkan daya tahan tubuh, Iho. Pastinya, membuat mood anak lebih ceria dan menyenangkan.

 

5. Yoga dan Meditasi

Yoga dan meditasi dapat membuat anak tidak rewel dan lebih tenang, lho. Kegiatan ini juga membantu motorik anak supaya bisa lebih seimbang dan berkoordinasi dengan baik. Ibu bisa mengajaknya melihat video tutorial yoga di YouTube atau sengaja mengikuti kelas berdua dengan anak. Pastikan, Ibu memilih gerakan yang sederhana supaya anak tak sulit untuk melakukannya. 

Pastikan anak tetap sehat untuk melakukan beberapa kegiatan selama Ramadhan  lagi. Lengkapi kebutuhan nutrisi anak dengan memberikan MILO UHT setiap hari. Minuman kotak berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Susu MILO juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya untuk cerdas dan berprestasi. Hal ini membuat para Ibu mencari tahu cara meningkatkan kecerdasan anak yang tepat. Bahkan, tak jarang Ibu mendaftarkan sejumlah les untuk merangsang kecerdasan anak.

Sebenarnya, cara meningkatkan kecerdasan anak tidak melulu seperti itu, Bu. Memasuki usia sekolah, anak memiliki banyak energi untuk bisa digunakan lewat aktivitas fisik. Jenis kegiatan itu juga tanpa disadari Ibu bisa meningkatkan kecerdasan otak anak, lho. Jadi, anak tidak usah melulu berkutat dengan pelajarannya.

Lalu, apa saja aktivitas fisik yang dapat melatih kecerdasan otak anak? Ini beberapa olahraganya yang perlu Ibu ketahui.

 

1. Senam Pagi

Cara meningkatkan kecerdasan anak yang pertama ini bisa dilakukan anak dan Ibu secara bersama di rumah. Ibu hanya bermodal sepatu olahraga dan video streaming. Senam pagi sebenarnya merupakan aktivitas fisik yang fungsinya untuk peregangan. Biasanya, ini akan memicu kemampuan motorik anak karena menggunakan musik dan gerakan seperti tarian.

Sekarang ini, banyak sekali contoh video latihan senam pagi yang beredar di media sosial. Ibu bisa memilih yang sesuai dengan kemampuan anak. Lakukan senam pagi setiap hari selama 30 menit bersama anak.

Melakukan gerakan fisik yang teratur ini bisa meningkatkan kadar hormon oksitosin di dalam tubuh. Nah, hormon ini berfungsi untuk meningkatkan memori otak anak.

Baca Juga : Ini Cara Tingkatkan Rasa Percaya Diri pada Anak Selama di Rumah

 

2. Lari Pagi

Salah satu penyebab yang membuat nilai akademis anak tidak begitu baik adalah sulitnya untuk fokus saat di sekolah karena mood-nya jelek. Tahukah Ibu kalau lari bisa membantu anak mengatasi masalah tersebut?

Olahraga lari sendiri sebenarnya merupakan aktivitas fisik yang tidak mengeluarkan banyak biaya dan fleksibel bisa dilakukan di mana dan kapan saja. Anak cukup lari rutin setiap hari selama 20-30 menit saja, Ibu bisa melihat hasilnya.

Dengan berlari pagi sekitar lingkungan rumah, bad mood anak pun bisa menghilang. Alhasil, anak lebih bisa konsentrasi belajar. Anak yang secara teratur berolahraga ringan dapat memecahkan masalah dan meningkatkan fokus mereka ketika beraktivitas di sekolah.

 

3. Pencak Silat

Anak yang memiliki emosi tidak stabil dan sering bad mood juga dapat membuat kecerdasan otaknya sulit meningkat. Hal ini karena anak akan cenderung bersikap masa bodoh dengan pelajaran yang tengah dijelaskan. Bahkan, marah-marah dan mudah menyerah ketika tidak berhasil menyelesaikan soal dari guru. Emosi yang tidak stabil ini biasanya memang dialami oleh anak yang sudah memasuki usia puber.

Untuk itu, anak memerlukan sesuatu kegiatan untuk meluapkan emosinya supaya ia menjadi lebih tenang. Aktivitas yang cocok untuk mengatasi masalah itu adalah pencak silat.

Baca Juga : 6 Cara Membangun Karakter Saling Menghormati Dengan Olahraga

Olahraga yang satu ini biasanya menggunakan gerakan melompat, menendang, memukul, hingga berlari. Tentunya gerakan-gerakan ini bisa membuat energi anak terkuras.

Tanpa disadari aktivitas yang dilakukan saat olahraga pencak silat juga membantu anak menyalurkan emosi dengan baik. Bahkan, tubuh akan mengeluarkan endorfin atau hormon kebahagiaan yang membuat anak memiliki energi positif dan semangat. Anak pun akan merasa lega. Ketika memulai belajar, dia akan lebih segar dan mudah berkonsentrasi.

 

4. Bersepeda

Tahukah Ibu kalau salah satu manfaat bersepeda adalah untuk meningkatkan kecerdasan anak? Pasti Ibu bertanya-tanya bagaimana caranya? Jadi begini, ketika anak mengayuh sepeda, tentu ada bagian tubuh yang ikut beraktivitas. Bahkan, ada tiga anggota tubuh yang bekerja secara bersamaan, yaitu mata, tangan, dan kaki.

Ini tanpa disadari memerlukan konsentrasi penuh, terutama untuk menyelaraskan gerakan. Belum lagi, anak harus memastikan tubuhnya tetap seimbang di atas sepeda. Hal ini dapat melatih anak untuk berkonsentrasi penuh.

 

Melatih kecerdasan anak tidak lengkap tanpa adanya asupan gizi. Ibu bisa menyediakan minuman pelengkap nutrisi MILO Activ-Go sesudah anak melakukan aktivitas

Minuman coklat favorit anak ini mengandung susu, bubuk kakao, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. MILO Activ-Go juga mengandung Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Tahukah Ibu kalau tahap perkembangan kognitif tak berhenti sampai usia balita saja? Saat memasuki usia remaja, perkembangan kognitif anak juga terus berlangsung. Jadi, Ibu tetap harus memperhatikan nutrisi anak sehari-hari. Jangan sampai anak kekurangannya.

Tahap perkembangan kognitif ini sesuai dengan teori yang disampaikan psikologis asal Swedia, Jean William Fritz. Piaget. Tahap perkembangan kognitif menurut Piaget adalah seorang anak bukan hanya memperoleh kecerdasan, tapi ini juga mengembangkannya seiring dengan bertambahnya usia anak. Seperti apa tahapannya?

 

Tahapan Perkembagan Kognitif Anak

Bagi Ibu yang belum paham, perkembangan kognitif adalah sejumlah tahapan perubahan yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia untuk memahami, mengolah informasi, memecahkan masalah, dan mengetahui sesuatu.

Menurut Piaget, terdapat 4 tahapan kognitif yang biasanya terjadi pada anak. Berikut ini beberapa penjelasannya. 

Baca Juga : Kenali Periode Tumbuh Aktif Pada Anak

 

1. Tahap Sensorimotor (Usia 18-24 Bulan)

Ini merupakan tahap perkembangan kognitif pertama dalam hidup manusia. Umumnya, terjadi sebelum anak memasuki usia 2 tahun. Dalam tahapan ini, biasanya seorang anak akan mulai penasaran dengan dirinya sendiri dan lingkungan di sekitarnya. Mereka akan terlihat mulai merasakan sesuatu melalui panca indra yang juga tengah berkembang kemampuannya. Anak pun tengah giat menunjukkan aktivitas motoriknya. 

Dalam tahapan perkembangan kognitif ini, anak biasanya belajar melalui pengalaman yang dialaminya saja atau bisa juga karena coba-coba (trial and error). Misalnya, anak harus menangis untuk mendapatkan makanannya atau menunjukkan ketidaknyamanan. Bisa juga anak mulai mengoceh ketika membutuhkan perhatian dari orang tua.

Memasuki tahapan ini, umumnya seorang anak sudah memahami keberadaan satu objek akan tetap ada walau ia tak melihatnya lagi. Pada tahap ini, anak juga memahami bahwa suatu objek akan tetap ada meskipun mereka tidak dapat melihatnya. Misalnya, anak mulai menyembunyikan barang-barangnya di bawah bantal.

 

2. Tahap Praoperasional (Usia 2-7 Tahun)

Dalam periode ini, anak biasanya masih berpikir tingkat simbolik, dan belum menggunakan operasi kognitif. Apa maksudnya? Itu tandanya anak belum dapat menggunakan logika berpikir atau mengubah, menggabungkan, dan memisahkan pikirannya.

Selama masa perkembangan kognitif ini, kemampuan ingatan dan imajinasi anak mulai berkembang. Jangan heran saat anak mulai bercerita soal peri gigi ataupun kucing yang bisa berbicara. Bahkan, sebagian anak memiliki teman imajiner yang menemaninya bermain.

Nantinya, pemikiran-pemikiran anak ini akan berkembang menuju tahap bisa memakai pemikiran logis. Ada baiknya dalam tahap praoperasional ini Ibu ikut berperan. Misalnya, dengan ikut serta dalam khayalan anak dengan membuat cerita sebelum tidur bersama. Bisa juga Ibu bermain bersama teman imajinernya. Biarkan anak membuat imajinasinya sendiri.

Baca Juga : Kebutuhan Energi Anak dan Orang Dewasa Beda, Lho! Berikut Faktanya!

 

3. Tahap Operasional Konkret (Usia 7-11 Tahun)

Dalam tahap perkembangan kognitif yang satu ini, anak mulai memunculkan sejumlah pertanyaan. Biasanya, hal ini terkait dengan sesuatu di luar nalarnya. Sesederhana ia bertanya, mengapa ada kucing berwarna pink dalam film kartun yang dilihat. Pertanyaan ini muncul karena dalam pengalamannya ia tak pernah melihat kucing dengan warna tersebut.

Biasanya, periode ini ditandai dengan adanya perkembangan pemikiran yang terorganisir dan rasional. Pada tahap ini, anak dapat menggunakan pemikiran logis dan menerapkannya pada objek fisik. Anak juga mulai menyadari ada sejumlah peristiwa yang terjadi di luar dirinya.

Itu sebabnya, Ibu akan mendengar banyak pertanyaan soal lingkungan di sekitar anak. Bahkan, anak mulai memahami untuk tidak bersikap egois dan tahu ada perbedaan pendapat, pemikiran, perasaan, dan keyakinan seseorang. Beberapa anak justru jadi pengamat yang baik dalam tahapan ini.

 

4. Tahap Operasional Formal (Usia di atas 11 Tahun)

Saat inilah anak mulai menggunakan pemikiran kognitifnya. Maksudnya, anak yang memasuki tahapan ini sudah memiliki kemampuan untuk berpikir secara abstrak. Maksudnya, dalam pikirannya, anak sudah bisa memperkirakan sesuatu hal secara matematis dan kreatif. Jadi, anak sudah bisa membayangkan cara menyelesaikan masalah di kepalanya.

Bahkan, anak mulai bisa mengevaluasi tindakannya. Anak lebih berpikir dengan logika dibandingkan imajinatif. Misalnya, ban sepeda anak bocor. Ia kemudian berpikir bagaimana cara memperbaikinya. Di dalam kepalanya, sudah jelas dia akan coba memompa ban atau membawanya ke bengkel sepeda.

Biasanya, anak yang punya imajinasi tinggi akan lebih mudah menjadi problem solver dalam periode ini. Ditambah lagi kalau dia aktif di lingkungannya. Pikiran logis biasanya muncul dari anak yang sempat memperhatikan peristiwa-peristiwa di sekitarnya.

Karena tahapan perkembangan ini sangat penting, Ibu harus memastikan kebutuhan nutrisi anak tetap tercukupi. Berikan makanan bergizi dan lengkapi dengan segelas MILO 3in1. Minuman coklat favorit anak ini mengandung susu, bubuk kakao, dan proses dua kali ekstrak malt yang menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Minuman berenergi ini juga mengandung Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Ayo, Ibu! Tetap dukung tahap perkembangan kognitif anak dengan berbagai cara. Ingat, peran Ibu sangat penting untuk kelancaran tumbuh kembang anak. 

Tahukah Ibu kalau anak sebaiknya tidak dibiarkan berdiam diri saja menatap gadget seharian? Anak juga harus melakukan kegiatan fisik untuk tumbuh kembangnya. Manfaat aktivitas fisik juga banyak sekali untuk kesehatan tubuh. Misalnya, mulai dari mengurangi lemak tubuh hingga meningkatkatkan metabolisme tubuh.

Untuk mendapatkan manfaat aktivitas fisik yang tepat, WHO menyarankan anak usia 5-17 tahun untuk setidaknya melakukannya 60 menit (satu jam) setiap harinya. Tujuan aktivitas fisik sendiri sebenarnya untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Itu sebabnya, ini sangat penting dilakukan untuk anak.

Supaya Ibu bisa lebih memahami pentingnya kegiatan tersebut, berikut manfaat aktivitas fisik teratur bagi anak. 

 

1. Mengendalikan Berat Badan

Anak-anak pastinya cenderung lebih menyukai makanan manis dan junk food untuk dikonsumsi. Coba Ibu bayangkan kalau kebiasaan ini tidak dibarengi dengan kegiatan fisik. Pastinya, anak bisa mengalami masalah kelebihan berat badan atau obesitas. Sedangkan, permasalahan kesehatan ini dapat menghambat pertumbuhannya.

Menurut European Childhood Obesity Group (ECOG), melakukan aktivitas fisik sebenarnya masuk dalam program pengobatan masalah berat badan berlebih untuk anak. Jenis kegiatan ini sebenarnya membantu anak mengeluarkan energi dan kalori, meningkatkan massa tubuh tidak berlemak, serta kontrol keinginan makan.

Baca Juga : Pentingnya Aktifitas Fisik Bagi Pertumbuhan Anak

 

2. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Manfaat aktivitas fisik teratur lainnya adalah bisa meningkatkan daya tahan tubuh anak. Bila anak melakukannya rutin setiap hari, virus, bakteri, dan radikal bebas akan sulit masuk ke dalam tubuh. Hal ini karena sirkulasi darah meningkat saat tubuh anak aktif bergerak.

Sirkulasi darah yang seperti ini dapat dengan mudah membersihkan bakteri yang masuk ke saluran pernapasan. Tentunya, tanpa disadari antibodi anak semakin terbentuk untuk melawan infeksi. Tak lupa juga aktivitas fisik bisa mengurangi peradangan, sehingga tubuh lebih kuat melawan paparan penyakit.

 

3. Meningkatkan Kinerja Sendi dan Otot

Memiliki otot yang kuat bukan berarti tubuh anak akan mirip seperti atlet binaraga. Terkadang, kekuatan otot justru tidak terlihat oleh mata. Untuk mendapatkan otot yang kuat dan sendi lentur, anak harus rutin melakukan aktivitas fisik. Nah, mengapa kekuatan otot dan kelenturan sendi diperlukan anak?

Dalam periode pertumbuhan aktif, anak perlu menggunakan kemampuan motorik kasar dan halusnya. Namun, kemampuan tersebut tidak akan muncul kalau Ibu tidak mengasahnya. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan tersebut adalah dengan melakukan aktivitas fisik.

Aktivitas fisik juga berfungsi untuk melatih sinyal antara otak dan seluruh otot yang ada di tubuh. Hal ini supaya kemampuan koordinasi anak bisa lebih lancar dan baik.

Baca Juga : Yuk, Bantu Anak Tingkatkan Imun dengan Melakukan Aktivitas Fisik

 

4. Memperbaiki Postur Tubuh

Anak Ibu memiliki postur yang sedikit bungkuk? Sebenarnya, postur yang seperti ini bisa dicegah dan juga diperbaiki. Bagaimana caranya? Salah satunya dengan aktivitas fisik, seperti lari, berjalan, dan melompat. Masalah ini sebenarnya masih ada hubungannya dengan tulang anak, lho.

Manfaat aktivitas fisik lainnya adalah meningkatkan kepadatan tulang anak. Hal ini supaya anak terhindar dari risiko osteoporosis ketika sudah bertambah usia nantinya.

 

5. Mencegah Stres dan Kecemasan

Ibu ternyata anak-anak yang mau memasuki usia remaja rentan sekali dengan stres hingga gangguan kecemasan. Hal ini karena pada masa tersebut, anak sangat sensitif terhadap pendapat orang lain. Untuk mencegah kondisi mental anak menjadi buruk, Ibu bisa mengajaknya melakukan aktivitas fisik.

Berjalan kaki selama 30 menit atau yoga bersama di rumah bisa menjadi pilihan Ibu dan anak beraktivitas fisik. Kegiatan ini membuat anak teralihkan dari pikiran negatif dan fokus terhadap hal lainnya. Selain itu, mood anak pun bisa membaik karena olahraga membuatnya lebih bersemangat.

Siapa tahu anak bisa mendapatkan kegiatan atau keterampilan favorit baru. Misalnya, jadi suka bersepeda, bermain inline skate, atau memasukan bola ke dalam keranjang. Tentunya, anak yang sudah fokus akan melupakan stres dan kecemasannya.

 

Jangan lupa, Ibu juga harus memberikan anak asupan bergizi untuk anak. Ingat, makanan yang masuk ke dalam tubuh selain untuk menjaga kesehatan digunakan untuk beraktivitas fisik. Itu sebabnya penting bagi Ibu untuk menyediakan minuman pelengkap gizi anak, seperti MILO Activ-Go.

Minuman coklat favorit anak ini mengandung susu, bubuk kakao, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Minuman berenergi ini juga mengandung Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Itu tadi manfaat aktivitas fisik untuk anak. Ibu jangan lupa untuk selalu mendukung pertumbuhan anak aktif. Selamat mencoba!

Selain perkembangan fisik dan kognitif, anak juga diharapkan dapat beradaptasi dan bersosialisasi dengan orang lain. Salah satunya bisa mendapatkan teman sejak kecil. Walau terdengar sederhana, manfaat berteman banyak sekali untuk anak, lho. Untuk mengetahui informasi lebih jauhnya, Ibu bisa mengecek informasi berikut ini.

Sebelum membahas manfaat berteman, Ibu harus mengetahui terlebih dulu apa itu teman? Jangan sampai Ibu tak bisa menjelaskannya ketika anak bertanya. Berikut ini beberapa informasinya.

Menurut American Psychological Association (APA), teman adalah hubungan tanpa pamrih antara dua orang atau lebih yang bertahan lama. Dalam hubungan tersebut, ada keinginan untuk terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan kepentingan orang lain. Namun, tidak melupakan kemauannya sendiri. Nah, biasanya, pertemanan atau persahabatan ini akan terbentuk karena pengalaman bersama. Jadi, memerlukan waktu dan juga interaksi. 

Karena memerlukan waktu dan interaksi, Ibu tak bisa memaksakan begitu saja sebuah pertemanan. Jadi, harus ada pendekatan terlebih dulu. Nah, yang perlu Ibu pahami sekarang, bermain bersama teman saat anak memasuki usia sekolah ternyata punya peranan penting untuk perkembangan mental anak. Salah satunya membangun kepercayaan diri.

 

Baca Juga : Cara Mendorong Anak Belajar Menjadi Pemberani

 

Saat anak memiliki teman dekat, kebutuhan akan pengakuan diri dan perhatian bisa tambah terpenuhi. Ini karena ada hubungan timbal balik dengan orang lain. Anak akan merasa ada yang peduli dan dipandang dengan baik. Terutama, oleh teman sebayanya.

Lalu, bagaimana cara agar punya banyak teman di sekolah? Sebenarnya, hal ini masih berhubungan dengan manfaat berteman. Ketika Ibu dan anak mengetahui apa saja fungsi dan kelebihan dan memiliki teman, pastinya dapat mengetahui cara mengambil hati atau memulai pertemanan dengan orang lain. Berikut ini beberapa manfaatnya yang perlu Ibu ketahui. 

 

1. Belajar Saling Membantu

Tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri. Pastinya juga anak memerlukan bantuan orang lain untuk mengembangkan diri dan tumbuh. Bahkan, kebiasaan membantu juga diajarkan dalam seluruh budaya, agama, dan kepercayaan. Maka dari itu, kebiasaan ini dapat menumbuhkan sikap peduli dan empati kepada orang lain.

Manfaat berteman salah satunya adalah membuat anak belajar membantu. Ketika berteman, anak akan belajar memahami teman sebayanya. Anak pun mulai mengenal karakter, keinginan, hingga kebutuhan orang tersebut. Saat si teman memerlukan bantuan, anak akan mulai bereaksi dengan membantu dan menyemangati.

Contohnya, si teman tak sengaja tersandung ketika bermain bola. Kakinya pun terluka. Karena merasa mengerti si teman punya kebutuhan darurat, anak secara spontan membantunya. Bisa dengan membersihkan luka, melaporkan ke guru, atau membantu si teman ke ruang UKS. Kebiasaan membantu ini lama-kelamaan bisa muncul dalam diri anak. Bila sudah terbentuk, anak pasti akan disukai oleh orang lain. Ini karena suka membantu.

 

2. Bisa Menghormati Orang Lain

Hal yang paling sulit dilakukan anak adalah menghormati orang lain. Terutama bagian keinginan dan keberhasilan. Saat memiliki teman, ada saatnya anak akan berbeda pendapat. Misalnya, masalah anak lebih suka mobil warna biru, sedangkan si teman suka warna merah saja bisa jadi masalah. Di saat inilah, anak harus menahan ego. Berusaha memahami kalau setiap orang memiliki kesukaan tersendiri. Tentunya, ini bukan perkara mudah. Ini karena kemungkinan anak harus mengalah atau mencari jalan keluar dari perbedaan tersebut.

Hal lainnya adalah ketika anak harus mengaku kalah terhadap teman sebayanya. Misalnya, anak ikut lomba bernyanyi bersama si teman. Namun, tanpa disangka anak juara 2, sedangkan si teman jadi juara pertama. Pastinya, rasa iri muncul dalam benak pikiran anak. Namun, anak harus menerima kekalahan dan merayakan kemenangan si teman. Tentunya, bersikap besar hati ini tidak mudah.

Namun, ketika anak anak berhasil mengalahkan perasaan iri dan tak mau kalahnya, pastinya ia sudah dapat menghormati orang lain. Anak yang seperti ini tidak akan sulit mendapatkan teman ketika memasuki usia sekolah.

 

3. Pandai Bekerja Sama

Saat anak mulai berteman, itu artinya ia tidak bisa one man show lagi atau menjadi pusat perhatian dari semua orang. Ini karena anak akan belajar bekerja sama dengan si teman. Misalnya, bekerja sama dalam tugas kelompok atau tim olahraga.

Untuk melatih kepandaian bekerja sama, Ibu bisa memasukan anak dalam sebuah tim olahraga. Dalam tim itu, anak akan diajarkan cara solid, kerja sama, dan saling membantu dengan sesama anak usianya. Tentunya, ini juga melatih anak supaya tidak manja lagi. Tak jarang kalau sudah terbiasa dengan kerja sama nantinya, anak akan berbagi spotlight dengan teman-temannya. 

 

4. Tidak Sulit Berbagi

Berbagi hal yang disukainya, sebenarnya tidak mudah dilakukan anak, lho. Apalagi kalau di rumah ia merupakan anak tunggal. Pastinya, tidak ada orang lain lagi untuk berbagi. Jadi, jangan heran ketika diminta untuk berbagi makanan dengan orang lain, anak sering menangis dan menolak.

Dengan berteman, kemampuan atau kebiasaan berbagi pun akan berkembang, lho. Tanpa disadari, rasa empati anak mulai muncul dan sering memberikan barang yang dibawanya dengan orang lain. Misalnya, sehabis olahraga anak mengonsumsi MILO UHT. Sayangnya, si teman tidak membawa minuman. Karena ada dua, anak rela berbagi dengan temannya.

 

MILO UHT bisa menjadi pilihan anak dan teman untuk melepas dahaga dan mengembalikan energi. Dalam sekotak MILO, terdapat kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. MILO UHT juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Itu tadi manfaat berteman bagi anak. Ada baiknya dalam pertemanan, Ibu tak perlu memaksakan, ya. Biarkan pertemanan terjadi secara alami. Ini supaya anak nantinya punya sahabat sejati yang sudah dikenal sejak kecil.