Ibu pastinya sering mendengar istilah insecure digunakan dalam social media. Bahkan, beberapa kali anak menyebutkan kata tersebut di depan Ibu ketika sedang berdebat. Tahukah Ibu anak yang tidak percaya diri disebut insecure? Tampaknya, Ibu harus cari tahu cara meningkatkan percaya diri anak, nih.

Yakin akan kemampuan diri sendiri disebut percaya diri atau self confidence. Untuk mencapai keyakinan tersebut, anak harus mengetahui cara mengatasi kurang percaya diri tersebut. Tentunya, pertama-tama Ibu bisa membantu anak untuk mengetahui penyebab perasaan insecure bisa muncul di dalam diri anak.

Sebenarnya, perasaan tidak percaya diri cukup wajar dialami oleh anak remaja. Hal ini termasuk dalam tahapan perkembangan kognitif anak berdasarkan Teori Jean Piaget. Ketika anak menginjak usia 12 tahun ke atas. Biasanya, ia mulai aware terhadap fisiknya. Hal ini membuatnya membandingkan dengan orang lain. Ini bisa menjadi hal yang membuat merasa tidak percaya diri.

Baca Juga : 4 Cara untuk Bantu Anak Percaya Diri dengan Olahraga

Dilansir dari Psychology Today, ada tiga faktor yang biasa muncul menjadi penyebab anak tidak percaya diri. Pertama-tama, anak sudah pernah merasakan kegagalan atau penolakan dari hal yang diharapkan. Kedua, anak sebenarnya punya kecemasan terhadap anggapan orang lain. Ia tidak ingin dinilai buruk di hadapan teman-temannya. Ketiga, anak merasa dituntut untuk selalu sempurna. Bahkan, ada aturan tersendiri untuk menjadi sempurna. Jika keluar dari aturan tersebut, anak merasa insecure.

Cara meningkatkan percaya diri anak tidaklah mudah. Ia membutuhkan tahapan untuk melakukannya dan pertolongan dari Ibu. Berikut beberapa caranya yang bisa dilakukan.

 

1. Bantu Anak Belajar Hal Baru

Cara meningkatkan percaya diri anak yang pertama adalah mengajaknya mencoba hal baru. Tahukah, Ibu anak yang kurang explore biasanya memang memiliki pandangan yang sempit. Tak heran mereka menjadi sering membanding-bandingkan sesuatu dengan orang lain.

Padahal, pemikiran tersebut hanya akan membuatnya tambah resah. Mengajak anak belajar hal baru dapat membuatnya punya keahlian baru. Dengan begitu, rasa percaya dirinya pun akan meningkat dengan sendirinya.

 

2. Hindari Mengkritik Penampilannya

Ibu harus memahami, pada masa pubertas, penampilan fisik adalah hal yang sangat penting. Anak akan berubah menjadi anak yang menutup diri hanya karena merasa dirinya jelek. Walau pada kenyataannya, penampilan fisik anak baik-baik saja.

Untuk itu, Ibu sebaiknya menghindari mengkritisi anak soal penampilannya. Hal ini hanya akan membuatnya tambah insecure dan menjauh dari Ibu. Topik penampilan cukup sensitif bagi anak.

 

3. Contohkan Sikap Percaya Diri

Cara meningkatkan percaya diri anak salah satunya harus melibatkan orang tua sebagai role model. Ibu dan ayah harus menunjukkan sikap optimis dalam berkegiatan sehari-hari. Misalnya, Ibu sering meyakinkan anak untuk bisa berolahraga ketika pagi hari. Walau lelah, waktu 15 menit olahraga berhasil dilakukan. Energi positif tersebut bisa tertular ke diri anak, lho.

Baca Juga : 3 Cara Tumbuhkan Percaya Diri Anak

 

4. Jangan Ragu Beri Pujian

Anak remaja pada umumnya membutuhkan pengakuan atas kemampuan dan keberhasilannya. Rasa tidak percaya diri mungkin muncul karena orang tua sering kali tidak menanggapi secara serius kemampuan anak. Bahkan, bersikap biasa ketika memenangkan perlombaan. Hal ini membuat anak merasa tidak dihargai.

Cara meningkatkan percaya diri selanjutnya dapat dilakukan dengan memberikan pujian kepada anak. Dengan demikian, ia semakin bersemangat dan yakin kalau memiliki kemampuan.

 

5. Berikan Asupan yang Bernutrisi

Rasa percaya diri juga bisa meningkat jika tubuh sehat dan berenergi. Anak akan jauh lebih aktif untuk mencoba dan belajar hal-hal baru. Oleh sebab itu, pastikan anak selalu mengonsumsi makanan dan minuman yang kayak ana vitamin dan mineral.

Misalnya, berikan sarapan bernutrisi dan juga segelas MILO 3in1 sebagai pelengkapnya. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Produk MILO ini juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Ibu merasa ada perubahan karakter anak ketika ia memasuki usia abege atau remaja? Anak yang tadinya penurut dan mudah senyum, berubah menjadi pemberontak. Bahkan, tak jarang Ibu melihatnya bad mood atau menangis. Apa kondisi ini bagian dari perkembangan karakter anak?

Dilansir dari laman Center of Disease Control and Prevention, perkembangan anak usia 7-12 tahun termasuk dalam fisik dan mental. Biasanya anak umur 12 tahun ini akan mengalami perubahan fisik, mental, emosional, dan juga sosial. Tentunya, terkadang anak memerlukan waktu untuk perubahan tersebut.

Melansir dari laman Michigan State University, Amerika Serikat, emosional yang dialami anak-anak ketika mengalami masa pubertas cenderung berubah-ubah. Anak bisa bersemangat ketika Ibu mengajaknya berolahraga. Namun dalam seketika, ia berubah malas-malasan. Bahkan, ia bisa menangis hanya karena masalah yang sederhana.

Hal ini dikarenakan ia mulai membandingkan diri dengan orang lain, aware terhadap bentuk fisik, dan punya keinginan untuk mandiri. Ibu jangan heran kalau anak akan menolak diajak ke mall atau kondangan.

Baca Juga : 6 Tips Dukung Perkembangan Karakter Anak Usia Sekolah

Sering kali juga bertengkar dengan Ibu hanya karena masalah yang sederhana. Hal yang harus dipahami juga pada usia inilah anak mulai bisa melepaskan diri dari bantuan Ibu. Perkembangan karakter anak ini pastinya membutuhkan kesabaran yang tinggi.

Untuk dapat mendukung perkembangan karakter anak, Ibu bisa melakukan beberapa hal berikut ini. Coba disimak, ya!

 

1. Menjadi Role Model

Walau anak sudah beranjak remaja, Ibu tetap harus tahu ia akan meniru orang-orang terdekatnya. Itu sebabnya, orang tua harus menjadi role model yang terbaik bagi anak. MIsalnya, Ibu menunjukkan kasih sayang, sikap tak mudah menyerah, kejujuran, serta keadilan.

Dari sinilah, anak mempelajari karakter-karakter yang baik untuk ditiru. Dengan cara ini, setidaknya perkembangan karakter anak tidak ke arah yang negatif.

 

2. Terapkan Family Time

Ketika anak memasuki masa pubertas, biasanya ia lebih memilih berkumpul bersama teman-temannya. Ia merasa teman sebagai orang yang bisa dipercaya dan lebih asyik ketimbang keluarga. Bila perasaan itu dibiarkan, anak bisa jauh dari keluarga dan orang tua. Tentunya, ini berbahaya kalau anak bergaul dengan orang yang salah.

Untuk itu, ibu bisa menerapkan family time yang wajib dilakukan oleh seluruh anggota keluarga. Bisa dengan acara nonton film bersama, bersih-bersih rumah di saat weekend, atau melakukan kegiatan fisik yang sederhana. Hal ini supaya bonding anak dengan keluarga semakin erat.

Baca Juga : 5 Cara untuk Mendukung Perkembangan Karakter Anak Melalui Olahraga

 

3. Buat Aturan yang Jelas

Perkembangan karakter anak dapat terbantu jika orang tua membuat aturan yang jelas untuknya. Misalnya, Ibu membatasi waktu bermain gadget atau adanya waktu belajar ketika malam hari.

Hal ini penting supaya anak belajar untuk konsisten dan tidak mudah kehilangan arah. Ibu tentunya tidak mau anak terjerumus ke dalam pergaulan yang negatif, kan. Dari sini, anak juga belajar untuk menghargai aturan yang sudah dibuat. Ketika melanggar, ia akan mendapatkan hukumannya.

 

4. Berikan Kebebasan yang Bertanggung Jawab

Anak usia remaja biasanya hanya butuh diakui oleh orang-orang yang dihormatinya. Salah satu bentuk pengakuan tersebut adalah Ibu mempercayai anak dalam melakukan suatu hal. Berikan ia kebebasan untuk memilih sesuatu, tetapi tetap dengan tanggung jawab.

Misalnya, Ibu mengizinkan anak untuk bermain di rumah temannya ketika hari sekolah. Namun, harus pulang sebelum pukul 6 sore. Anak pun akan happy atas kepercayaan Ibu dan pasti tidak akan melanggar aturan yang dibuat.

Dukung perkembangan karakter anak dengan asupan yang bernutrisi setiap harinya, seperti MILO Activ-Go. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Produk MILO ini juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Kecerdasan kognitif anak ternyata tidak bisa muncul dengan sendirinya, lho. Anak harus mendapatkan rangsangan tertentu agar kemampuan tersebut muncul. Untuk memahaminya, Ibu juga harus mengetahui tahap perkembangan kognitif anak. Tahapan ini diperkenalkan oleh psikolog asal Swiss bernama Jean Piaget. Ia percaya, ada empat tahapan kognitif yang akan dilalui anak.

Namun, sebelum masuk ke 4 tahap perkembangan kognitif Jean Piaget, ada baiknya Ibu mengetahui dulu apa yang dimaksud dengan kognitif. Ini supaya Ibu tahu tipe belajar mengembangkan aspek kognitif yang tepat untuk anak.

Apa yang Dimaksud Tahap Perkembangan Kognitif?

Dalam tulisan berjudul Theories of Adolescent Development yang diterbitkan dalam jurnal Academic Press tahun 2020, tahap perkembangan kognitif anak adalah kemampuan anak yang mengacu terhadap proses ingatan, problem solving, dan pengambilan keputusan.

Contoh kemampuan kognitif misalnya anak bisa menceritakan kejadian di sekolah dengan detail. Ia punya sejumlah ide untuk menyelesaikan masalah yang ditemuinya saat sedang belajar.

Tahap Perkembangan Kognitif Pada Anak

Supaya Ibu tak bingung lagi, berikut ini 4 tahap perkembangan kognitif anak berdasarkan Jean Piaget, yang terdiri dari tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap operasional konkret, dan tahap operasional formal.

1. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)

Ini merupakan tahap perkembangan kognitif anak yang pertama dalam teori perkembangan kognitif Piaget. Pada tahapan ini, bayi biasanya akan mengembangkan pengetahuan seputar dunia lewat kemampuan sensorik (melihat dan mendengar) dan juga skill motorik (menggapai dan menyentuh benda)

Untuk perkembangan kognitif dalam tahap ini, sebenarnya cukup sederhana. Anak diharapkan dapat memahami keberadaan obyek dan peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitarnya secara alami.

Contohnya, Ibu menyembunyikan mainan favorit anak di bawah bantal. Anak yang muncul kemampuan kognitifnya akan berpikir mainannya hilang. Ia pun akan aktif mencarinya. Umumnya, anak akan menyadari Ibu sudah menyembunyikannya. Namun, ia akan berpura-pura mainannya hilang karena dianggapnya sebagai permainan. Bisa dibilang ini merupakan refleks dasar, indera, dan respons motorik.

Ibu juga perlu tahu kalau pada tahapan sensorimotor ini ada enam sub-tahap kognitif di dalamnya, yaitu:

  • Sub-tahap Refleks (0-1 bulan). Pada sub-tahap perkembangan anak ini, bayi hanya merespons rangsangan dengan refleks alami seperti menghisap atau menggenggam.
  • Sub-tahap Gerakan Koordinatif Awal (1-4 bulan). Bayi mulai mengembangkan kemampuan mengoordinasikan gerakan tubuhnya, seperti menggoyangkan tangan dan kaki secara sadar.
  • Sub-tahap Reaksi Circular Primer (4-8 bulan). Bayi mulai melakukan gerakan yang disukainya dan secara tidak sengaja memicu suatu hasil yang menyenangkan, sehingga ia ingin mengulanginya lagi.
  • Sub-tahap Reaksi Circular Sekunder (8-12 bulan). Bayi mulai mengulangi gerakan yang menyenangkan yang melibatkan objek di sekitarnya, seperti menggoyangkan mainan untuk mengeluarkan suara.
  • Sub-tahap Koordinasi Reaksi Circular Tersier (12-18 bulan). Bayi mulai menggabungkan beberapa tindakan yang berurutan atau berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu, seperti memindahkan benda untuk mengambil mainan yang diinginkan.
  • Sub-tahap Representasi Mental (18-24 bulan). Bayi mulai memahami konsep objek secara mental, sehingga mereka dapat mencari objek yang tersembunyi.

2. Tahap Praoperasional (Usia 2-7 tahun)

Pada tahap perkembangan kognitif menurut Piaget ini, biasanya anak mulai berpikir dan memahami sesuatu dengan cara simbolik. Ini berarti ia belum dapat menggunakan logikanya. Untungnya, di periode ini anak sudah memiliki kemampuan berbicara yang cukup lancar. Bahkan, beberapa anak sudah bisa membaca.

Ibu jangan heran dalam tahapan ini anak sering sekali bercerita. Terutama soal pengalaman yang dialaminya. Beberapa anak bahkan sudah bisa mengarang dongeng sederhana. Saat inilah, Ibu jangan diam saja. Tanggapi cerita anak tersebut dan biarkan ia explore hal baru lebih banyak lagi.

3. Tahap Operasional Konkret (Usia 7-11 tahun)

Biasanya, anak usia 7-11 tahun sudah mulai berpikir logis dan lebih terorganisir. Bahkan, anak sudah mulai berani mengemukakan pendapatnya terhadap sesuatu. Tak jarang mereka bisa menentukan pilihan sesuai keinginannya. Bisa dibilang anak sudah menyadari cara berpikir mereka unik dan bahwa tidak semua orang harus memiliki pemikiran, perasaan, dan pendapat yang sama dengannya.

Menurut Piaget, tahapan kognitif yang satu ini sangatlah penting. Ini karena dianggap sebagai titik balik utama dalam perkembangan kognitif awal. Hal ini ditandai dengan adanya awal pemikiran logis atau menggunakan logika. 

4. Tahap Operasional Formal (Usia 12 tahun ke atas)

Pada tahapan terakhir ini, kemampuan kognitif anak semakin berkembang. Pengaruh tahap perkembangan kognitif di tahapan ini adalah ia mulai mengenal hubungan sebab-akibat. Selain itu, ia bisa menyimpulkan atau menyelesaikan permasalahan yang lebih rumit. Salah satu contoh kemampuan kognitif berupa penalaran logis.

Ia juga lebih mampu menemukan berbagai solusi potensial untuk masalah dan berpikir lebih ilmiah tentang dunia di lingkungan sekitarnya. Bahkan, cara berpikir kreatif mulai muncul pada tahapan tersebut.

Sekarang Ibu sudah paham soal 4 tahap perkembangan kognitif anak berdasarkan Teori Piaget, kan. Untuk mendukung perkembangan kognitif anak, Ibu bisa memberikan MILO 3in1 setiap hari. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO.

Produk MILO ini juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.


Source:

  1. Simply Psychology. Piaget’s Sensorimotor Stage Of Cognitive Development. Dari https://www.simplypsychology.org/sensorimotor.html#Sub-Stages-Development-Examples . Diakses 5/10/2023

Mengapa aktivitas fisik itu penting untuk anak? Ya, semestinya Ibu jangan senang kalau anak hanya lebih suka berdiam diri saja di rumah. Bahkan, tidak melakukan aktivitas fisik apa pun. Perlu Ibu pahami, manfaat aktivitas fisik sangat penting untuk kesehatan dan pertumbuhan anak. Itu sebabnya, Ibu harus dapat memotivasi anak melakukannya.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, anak di atas usia 6 tahun hingga remaja dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik selama kurang lebih 60 menit. Waktu kegiatan tersebut bisa dibagi menjadi dua hingga 4 durasi waktu. Ini tergantung kesiapan anak.

Kira-kira ada 4 keuntungan melakukan aktivitas fisik untuk anak. Misalnya, menjaga daya tahan tubuh, baik untuk pertumbuhan tulang, memperbaiki kesehatan mental, bahkan dapat membangun bonding dengan anggota keluarga lainnya. Salah satu olahraga yang mudah dilakukan adalah jogging atau jalan kaki.

Ibu masih penasaran dengan manfaat aktivitas fisik? Ini dia beberapa yang perlu Ibu ketahui. Siapa tahu semakin yakin untuk mengajak anak melakukan kegiatan tersebut bersama-sama.

Baca Juga : 5 Manfaat Aktivitas Fisik untuk Menjaga Kesehatan Anak

 

1. Mengontrol Pertumbuhan Anak

Makanan seperti apa yang disukai anak-anak? Biasanya, mereka sangat menyukai makanan manis, seperti permen, kue, hingga coklat susu. Bahkan, beberapa anak sangat suka makanan junk food. Namun, tahukah Ibu kalau kebiasaan mengonsumsi makanan tersebut bisa membuat pertumbuhan anak terhambat.

Anak yang memiliki berat badan di atas rata-rata tidak berarti ia sehat. Bila kelebihan berat badan terus berlangsung bisa-bisa anak terkena penyakit serius, seperti penyakit jantung, obesitas, atau diabetes. Ketika anak sudah mengalami penyakit tersebut, pastinya pertumbuhan dan perkembangannya bisa terganggu.

Aktivitas fisik bisa menjadi salah satu cara mengontrol berat badan anak. Bahkan, menurut European Childhood Obesity Group (ECOG), aktivitas fisik masuk dalam program pengobatan masalah obesitas. Manfaat aktivitas fisik ini sangat penting untuk memulai hidup sehat.

 

2. Meningkatkan Kecerdasan

Manfaat aktivitas fisik lainnya adalah meningkatkan kecerdasan anak. Kok, bisa? Bukti ini ditemukan dalam studi yang dilakukan kepada pemain sepak bola suatu universitas. Dari penelitian tersebut, ditemukan partisipan yang masih melakukan aktivitas fisik ketika waktu bebasnya, memiliki IQ lebih tinggi dibanding yang tidak.

Selain itu, aktivitas fisik yang dilakukan bersama satu tim biasanya menuntut anak untuk menjadi seorang problem solver. Ketika anak bermain basket misalnya, biasanya sudah memiliki rencana tertentu. Namun, anak akan membuat keputusan secara singkat untuk kapan waktu melempar hingga berlari. Secara tidak langsung otak akan bekerja keras sambil koordinasi dengan organ tubuh lainnya.

Baca Juga : 5 Manfaat Aktivitas Fisik Bagi Tumbuh Kembang Anak

 

3. Meningkatkan Keterampilan Tubuh

Koordinasi tubuh sebenarnya tidak bisa muncul begitu saja. Anak perlu dilatih untuk mendapatkan kemampuan dan keterampilan tersebut. Aktivitas fisik bisa menjadi cara Ibu melatihnya.

Bentuknya, bisa dance bersama atau bermain ketangkasan. Dari kegiatan ini anak bisa meniru bentuk gerakan yang tepat. Secara tidak langsung juga melakukan koordinasi antara otak, mata, tangan, serta kaki. Biasanya, kalau anak memiliki keterampilan atau koordinasi tubuh yang baik, ia akan lebih mudah menjaga keseimbangan.

 

4. Membentuk Pola Tidur yang Baik

Anak di atas 6 tahun, pastinya lebih memerlukan waktu tidur yang panjang. Biasanya sekitar 8 hingga 10 jam. Namun kadang-kadang, hal ini susah dilakukan. Anak sulit tidur karena ingin bermain games atau merasa lapar. Akibatnya, anak suka begadang. Kebiasaan ini tidak baik untuk kesehatan fisik dan mental anak.

Manfaat aktivitas fisik lainnya adalah memperbaiki pola tidur anak. Saat anak melakukan kegiatan fisik pastinya semua bagian tubuh ikut bergerak dan bekerja. Kondisi ini membuat tubuh merasa lebih lelah. Saat tubuh terasa lelah, anak akan tidur lebih lama dan lelap. Tentunya, ini baik untuk pertumbuhannya.

 

5. Meningkatkan Proses Pemadatan Tulang

Sejumlah penelitian menemukan bahwa orang yang rutin melakukan aktivitas fisik, memiliki kepadatan tulang lebih baik. Kondisi ini dibandingkan dengan orang yang tidak melakukannya.

Kabarnya, kebiasaan melakukan kegiatan fisik ini dilakukan secara rutin sejak dini. Hal ini untuk mencegah terjadinya osteoporosis sekaligus membuat anak memiliki struktur tubuh yang baik. Biasanya, aktivitas fisik yang cocok untuk tingkatkan kepadatan tulang berhubungan dengan gerakan melompat.

Itu tadi manfaat aktivitas fisik bila dilakukan secara rutin oleh anak. Untuk tambahan energi dan nutrisi anak saat ia berkegiatan, berikan MILO Activ-Go. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. MILO bubuk ini juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Ketika hari olahraga nasional, biasanya sekolah akan membuat acara pertandingan untuk seluruh murid. Ada baiknya, Ibu mempersiapkan untuk hari itu sejak sekarang. Ini karena kondisi fisik anak harus baik ketika perlombaan itu tiba. Salah satu manfaat olahraga secara teratur adalah memperkuat stamina. Itu sebabnya, Ibu bisa melatihnya dengan aktivitas fisik yang tingkat rendah, misalnya jogging atau jalan kaki.

Menurut Stanford Children Health Hospital, Amerika Serikat, olahraga adalah latihan gerakan yang dapat memicu aliran darah terpompa lebih cepat ke seluruh organ tubuh. Tujuan berolahraga adalah supaya organ-organ tubuh anak bisa bekerja dengan baik. Mulai dari otak hingga kaki.

Berdasarkan informasi dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), anak-anak sebaiknya melakukan setidaknya melakukan olahraga dengan intensitas sedang selama 60 menit. Nah, tentu waktu olahraga ini bisa dibagi dua kali hingga empat kali sesi. Namun, pastikan yang dilakukan cocok untuk olahraga anak kecil.

Manfaat olahraga bagi anak-anak tentunya banyak sekali. Salah satu Manfaat olahraga secara teratur juga berguna untuk menaikan mood anak. Ibu ingin tahu apalagi keuntungan melakukan aktivitas fisik tersebut? Ini dia beberapa di antaranya.

 

1. Meningkatkan Kepadatan Tulang

Manfaat olahraga secara teratur yang pertama berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan tulang anak. Ibu perlu paham beberapa studi menjelaskan bahwa anak yang rutin berolahraga memiliki kepadatan tulang lebih baik dibanding yang tidak melakukannya sama sekali.

Baca Juga : Manfaat Olahraga Bagi Anak Anak, Bisa Tingkatkan Kepercayaan Diri

Bila kebiasaan olahraga dilakukan sebelum masa pubertas anak, dapat mengurangi risiko terkena osteoporosis dan masalah tulang lainnya ketika dewasa. Namun, ada cara olahraga yang tepat untuk meningkatkan kepadatan tulang. Misalnya, aktivitas fisik yang menggunakan gerakan melompat. Tampaknya, olahraga basket, voli, dan badminton bisa menjadi pilihan.

 

2. Mencegah Obesitas

Selain virus dan bakteri, Ibu juga sering mengkhawatirkan masalah berat badan anak. Apalagi kalau anak menyukai konsumsi makanan dan minuman manis. Bisa-bisa kalau tidak terkontrol, anak akan mengalami berat badan berlebih atau masalah obesitas. Nah, ternyata olahraga bisa menghindarkan anak dari kemungkinan tersebut, lho.

Olahraga secara teratur setiap hari atau seminggu tiga kali dapat mengurangi kemungkinan terjadinya obesitas pada anak hingga 31%. Namun, olahraga tidak bekerja sendiri. Ibu juga harus mengatur pola makan anak. Jangan sampai ia lebih sering mengonsumsi junk food.

 

3. Mengoptimalkan Kesehatan Jantung

Manfaat olahraga secara teratur lainnya berhubungan dengan kesehatan jantung. Tahukah, Ibu kalau rutin melakukan olahraga intensitas sedang dapat meningkatkan denyut jantung. Buktinya, anak merasa jantung berdebar ketika waktu istirahat olahraga.

Denyut jantung yang meningkat itu artinya akan semakin banyak oksigen yang masuk ke dalam tubuh dan berkeliling di dalam sistem peredaran darah. Tentunya, ini membantu kerja jantung. Sekaligus kebutuhan oksigen dan nutrisi seluruh organ tubuh bisa terpenuhi.

Baca Juga : 5 Manfaat Olahraga Bela Diri Bagi Pertumbuhannya

 

4. Meningkatkan Kekuatan Otot dan Koordinasi

Pastinya olahraga memaksa anak untuk menggerakan seluruh badan. Dari ujung kepala hingga kaki semuanya aktif bergerak. Tanpa sadar gerakan ini dapat melatih kekuatan otot, lho. Kebiasaan olahraga dapat membuat otot dapat bekerja dengan baik, kuat, dan tidak mudah cedera.

Selain itu, tanpa sadar juga anak sudah melakukan koordinasi antara beberapa bagian organ tubuh. Tentunya, hal ini perlu dilatih supaya sinyal antara otak dan beberapa otot dapat berjalan lancar.

 

5. Meningkatkan Fungsi Kognitif

Manfaat olahraga secara teratur juga ternyata ada hubungannya dengan kecerdasan, lho. Sejumlah penelitian mengatakan, anak yang rutin berolahraga umumnya punya aktivitas otak bagian prefrontal yang aktif. Tugas bagian otak ini sebenarnya adalah mengatur fungsi kognitif.

Bahkan, sejumlah anak yang melakukan olahraga dalam sebuah tim, bisa menjadi seorang problem solver. Ini karena dalam olahraga, anak harus memutuskan sesuatu hal dalam waktu singkat. Misalnya, saat bermain sepak bola, anak harus mengikuti taktik yang sudah direncanakan. Namun, ketika taktik gagak, anak harus tahu ke mana ia menendang bola. Hal ini yang membuat anak suka olahraga lebih cerdas dan punya intuisi lebih baik.

Bagaimana Ibu, sekarang sudah tahu manfaat olahraga teratur untuk anak? Sebelum anak berolahraga, pastikan energi dan nutrisi terlengkapi agar anak dapat beraktivitas dengan optimal. Untuk tambahan energi, berikan MILO Activ-Go. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. MILO bubuk ini juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Hari pertama sekolah tak cuma membuat anak deg-degan. Namu, para orang tua tak kalah excited dengan pengalaman pertama ini. Tak jarang Ibu berubah menjadi bawel ketika hari itu akan tiba. Pastinya Ibu ingin semuanya perfect, jangan sampai ada yang terlewat. Sebenarnya, bagaimana menyiapkan anak untuk bersekolah untuk pertama kalinya?

Sebenarnya, keresahan Ibu dan bagaimana menyiapkan anak untuk bersekolah yang sempurna wajar terjadi. Ini karena sekolah pertama merupakan momen terpenting bagi anak. Bahkan, anak juga harus mempresentasikan dirinya dengan baik pada kesempatan tersebut.

Menurut studi yang dipublikasikan tahun 2004 dalam jurnal Association for Psychological Science, hari pertama masuk sekolah adalah momen sangat penting dari keseluruhan kegiatan selama anak bersekolah. Tentunya, persiapannya harus dipikirkan degan baik. Saat kelas pertama, pastinya Ibu mau anak sekolah tampil menarik, rapi, penuh kesiapan, jelas, dan antusias. Kesan pertama ini dapat membuat hubungan yang positif terhadap lingkungan sekitarnya.

Setelah mengetahui pentingnya momen tersebut, saatnya Ibu cari tahu bagaimana menyiapkan anak untuk bersekolah? Berikut ini beberapa tips anak sekolah yang bisa Ibu jalankan sebelum momen itu tiba.

Baca Juga : Sarapan Sehat Untuk Anak Sekolah Untuk Daya Tahan Tubuh!

 

1. Cari Tahu Soal Sekolah

“Tak kenal maka tak sayang.” Pepatah populer tersebut juga cocok dengan masalah persekolahan anak. Walau tak bicara langsung, pastinya anak punya kekhawatiran sendiri terhadap sekolah atau kelas barunya. Misalnya, ia khawatir tak punya teman atau bahkan takut gurunya galak.

Kekhawatiran tersebut hanya akan membuat anak tidak bersemangat untuk memulai hari pertamanya sekolah. Untuk mengatasinya, Ibu bisa memperkenalkan sekolah yang dituju anak terlebih dulu. Sekarang ini, sejumlah sekolah memiliki akun social media sendiri. Ibu bisa mengeceknya bersama anak.

Cari tahu juga kegiatan dan keunggulan sekolah tersebut. Ini bisa cek dari komentar beberapa alumni atau anak yang bersekolah di sana. Cari hal yang sekiranya membuat anak tertarik. Misalnya, ia suka olahraga basket. Nah, cek prestasi klub basketnya. Siapa tahu, anak makin bersemangat masuk sekolah.

 

2. Persiapkan Bekal dengan Baik

Bagaimana menyiapkan anak untuk bersekolah? Salah satu hal yang paling utama dan sederhana, bisa mulai dari bekal yang dibawanya ke sekolah. Pastikan Ibu memberikan anak bekal yang kaya akan nutrisi. Ibu bisa menghiasnya sedikit supaya anak tahu kalau sedang didukung.

Ada baiknya, Ibu menyiapkan bekal yang cukup mengenyangkan. Ini supaya anak tidak jajan sembarangan di sekolah barunya. Bisa membawanya sedikit banyak agar anak bisa berbagi dengan teman sekelasnya. Berbagi makanan bisa menjadi cara jitu bersosialisasi.

 

3. Antar Anak Saat Hari Pertama Sekolah

Mengantar anak saat hari pertama sekolah ternyata penting, lho. Luangkan waktu orang tua untuk mengantarnya sehari saja. Secara tidak langsung, Ibu telah memberikan dukungan pada anak agar berani untuk melangkah ke jenjang yang baru. Setidaknya, ini mengurangi kekhawatiran anak akan sekolah barunya.

Untuk anak yang lebih kecil, hari sekolah pertama bisa menjadi momen yang mengerikan. Ini karena kemungkinan pertama kalinya ia berpisah lama dengan kedua orang tuanya. Jadi, mengantarnya ke sekolah bisa menjadi simbol bahwa anak tidak ditinggalkan.

 

4. Apresiasi Anak

Jangan lupa untuk menanyakan kondisi anak ketika sudah pulang sekolah. Pinta ia ceritakan soal hari pertamanya di sekolah. Tanyakan siapa nama teman-teman yang diingatnya. Bila ternyata anak menjalani hari pertamanya dengan baik, Ibu jangan ragu untuk memujinya.

Bisa juga memberikan hadiah kecil-kecilan, seperti membuatkan makanan favorit atau menambah waktu bermain games-nya sehari ini. Pastinya, anak merasa dihargai usahanya. Ia pun termotivasi untuk rajin datang ke sekolah.

 

5. Kerja Sama dengan Guru

Bagaimana menyiapkan anak untuk bersekolah dengan baik? Salah satunya, Ibu harus sudah mengontak guru wali kelasnya terlebih dulu. Bila anak Ibu memiliki kondisi khusus, ungkapkan kepada guru. Ibu juga harus aktif menanyakan perkembangan anak di kelas. Ini supaya terpantau terus kondisi anak walaupun jauh dari Ibu.

Bagaimana menyiapkan anak untuk bersekolah yang mudah diterapkan? Pastikan anak tetap sehat selama beraktivitas dan lengkapi kebutuhan energi dan nutrisinya dengan memberikan MILO UHT. Minuman sehat ini cocok untuk dibawa sebagai bekal sekolah karena bentuknya yang praktis disantap. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. MILO kotak ini juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Ibu harus paham kalau anak tidak selamanya berinteraksi dengan anggota keluarga saja. Ketika usia sekolah nanti, anak akan menjalankan kehidupan sosialnya. Tugas Ibu adalah mempersiapkan kemampuan sosial anak sejak dini. Salah satunya adalah memperkenalkan anak terhadap konsep kerjasama. Walau terlihat seperti skill dasar, manfaat dari kerjasama ternyata cukup banyak.

Namun, sebelum berkenalan dengan manfaat dari kerjasama, ada baiknya mengetahui sejumlah informasi dulu. Pertama-tama Ibu memahami mengapa kita harus bekerjasama?

Dilansir dari laman University of Nevada, Amerika Serikat, kerjasama adalah kemampuan seseorang untuk bekerja bersama orang lain atau dalam sebuah grup. Tujuan bekerja sama adalah untuk memecahkan sebuah masalah atau menyelesaikan suatu proyek tertentu.

Mengapa kerja sama harus dibiasakan sejak dini? Perlu Ibu ketahui, sangat penting untuk mengajarkan beberapa hal sedini mungkin. Semakin awal anak belajar sebuah kemampuan, semakin nyaman ia menggunakannya sepanjang hidupnya. Konsep kerjasama tak hanya penting pada masa kanak-kanak. Namun, dapat membantu kelancaran dan kesuksesan kehidupannya saat dewasa.

Baca Juga : Ajak Anak Nonton Pertandingan Olahraga, Yuk! Ini 7 Manfaatnya

Di mana saja sebaiknya kita menerapkan kerjasama? Anak bisa menerapkannya di lingkungan rumah, sekolah, atau tempatnya bermain. Sebenarnya, kerjasama bisa diterapkan di mana saja. Namun, kebanyakan memang terjadi ketika anak harus bersosialisasi. Misalnya, di kelas saat harus membuat tugas bersama atau dalam tim olahraga ketika bertanding.

Lalu, apa saja manfaat dari kerjasama bagi anak? Tentunya tak cuma satu. Ada beberapa yang membuat anak mendapatkan keuntungan Manfaat kerjasama adalah sebagai berikut ini.

1. Belajar Mendengar dan Didengar

Selama ini anak di rumah cuma sendiri tak punya saudara kandung. Pastinya, ia merasa menjadi orang yang paling didengar di dalam keluarga. Bila anak merasa demikian, bisa-bisa ia tumbuh menjadi orang yang egois. Tentunya, Ibu tak ingin itu terjadi.

Dengan memperkenalkan konsep kerjasama, perasaan tersebut bisa berubah. Konsep ini membuat anak harus mendengarkan pendapat orang lain dan menghargainya. Ketika memutuskan sesuatu tidak bisa sembarangan karena dapat berdampak terhadap orang lain.

Secara tidak langsung, anak menjadi terlatih untuk lebih aware terhadap orang dan lingkungan di sekitarnya. Ia pun tahu kalau hidup tidak hanya berpusat terhadapnya. Anak juga dapat terlatih memberikan pendapat dengan cara sopan dan tidak memaksa.

2. Meningkatkan Empati

Manfaat kerjasama lainnya adalah anak mengenal sikap empati. Tentunya, dalam bekerja sama, anak akan bertemu banyak orang dari berbagai latar belakang. Dari bertemu orang yang serba kekurangan hingga yang memiliki segalanya. Dari sini, anak bisa belajar setiap perilaku dan perasaan orang-orang tersebut.

Bahkan, bisa membayangkan perasaan mereka. Dari situ, anak juga bisa mengetahui cara memperlakukan setiap individu. Mulai paham kalau setiap orang itu beragam. Bila sudah mencapai empati, anak akan lebih mudah lagi bergaul dengan siapa saja. Ia pun tidak akan mengalami kesulitan ketika harus bekerja sama dalam suatu tim.

3. Memiliki Keterampilan Problem Solving

Seperti yang disebutkan sebelumnya, kerjasama memiliki tujuan untuk memecahkan masalah dan menyelesaikan proyek tertentu. Pastinya ketika bekerjasama dalam satu tim, akan ada perbedaan pendapat. Nah, bagaimana anak menghadapinya? Tentunya, ini harus didiskusikan bersama hingga bertemu titik temu.

Anak juga bisa mengutarakan pendapatnya untuk memecahkan masalah. Selain menjadi problem solver, manfaat kerjasama lainnya adalah membuat anak lebih kreatif dan kritis. Ia akan mencari jalan keluar agar sukses menyelesaikan tugas dan masalah yang dihadapinya.

4. Meningkatkan Rasa Percaya Diri

Saat berada di rumah, anak jarang sekali menjadi pemberi keputusan. Namun, ketika bekerjasama dalam sebuah grup, ia merasa punya banyak kesempatan untuk membuat, bahkan memutuskan sesuatu. Hal ini membuatnya merasa punya kendali akan sesuatu.

Tentunya, kondisi ini membuat anak lebih percaya diri. Ia tahu kalau ternyata punya kemampuan untuk menjadi pemberi keputusan. Apalagi kalau keputusan yang diambil dalam grup sekolah tepat. Ia pun semakin percaya akan kemampuannya.

5. Melatih Kepemimpinan Anak

Tak semua anak lahir ke dunia dengan sifat pemimpin. Namun, Ibu bisa melatihnya menjadi seorang pemimpin. Ini merupakan salah satu manfaat kerjasama. Konsep ini membuat anak punya banyak kesempatan menjadi seorang pemimpin. Ia pun bisa belajar dari pemimpin grup cara yang tepat melakukannya.

Anak juga akan cepat mengobservasi setiap anggota timnya. Ketika ia menjadi pemimpin, dapat memperlakukan anggotanya dengan tepat.

6. Meningkatkan Keterampilan Komunikasi

Manfaat kerjasama yang berikutnya adalah untuk meningkatkan keterampilan komunikasi anak-anak. Ketika anak bekerja sama dengan teman-temannya, mereka belajar untuk berkomunikasi dengan baik. Mereka belajar mendengarkan pendapat orang lain, menyampaikan ide-ide mereka sendiri, dan mengekspresikan perasaan mereka dengan jelas.

7. Mengembangkan Keterampilan Sosial

Berikutnya, Manfaat kerjasama yang bisa dirasakan adalah dengan berkembangnya keterampilan sosial mereka. Pasalnya, kerjasama dapat membantu anak untuk belajar berinteraksi dengan orang lain secara positif. Mereka belajar mengenali perasaan orang lain, menghormati perbedaan, dan bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.

8. Memupuk Rasa Tanggung Jawab Bersama

Anak belajar bahwa setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan proyek bersama. Mereka belajar untuk bekerja keras, berkolaborasi, dan tidak mengabaikan tanggung jawab mereka terhadap tim.

9. Membangun Keterampilan Kerjasama Tim

Kerjasama mengajarkan anak untuk bekerja sama dalam tim dengan efektif. Mereka belajar tentang pembagian tugas, koordinasi, kompromi, dan bagaimana menjaga hubungan yang positif dalam kelompok.

Kerjasama adalah pondasi yang penting dalam perkembangan sosial dan emosional anak. Dengan mengajarkan nilai-nilai dan manfaat dari kerjasama sejak dini, Ibu tidak hanya membantu anak membangun keterampilan penting, tetapi juga membantu mereka menjadi individu yang lebih baik dalam masyarakat.

Itu tadi beberapa manfaat kerjasama. Pastikan energi anak terlengkapi agar anak dapat beraktivitas dengan optimal. Untuk tambahan energi dan nutrisi anak saat beraktivitas, berikan MILO Activ-Go. Minuman cokelat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Susu MILO juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak untuk aktif setiap hari.

Tahun ini anak terpaksa liburan di rumah. Pastinya, ini membuat Ibu jadi senewen karena tahu anak akan cepat bosan. Tak heran kalau Ibu bingung mencari-cari kegiatan mengisi liburan sekolah. Mulai dari hobi yang disukai anak hingga hal-hal unik lainnya.

Ada baiknya, kegiatan selama liburan sekolah di rumah tetap dilakukan bersama orang tua juga. Jangan sampai, kegiatan mengisi liburan sekolah dilakukan sendiri. Bisa-bisa anak merasa diabaikan sehingga liburannya jadi tidak menyenangkan. Supaya Ibu lebih serius mempersiapkannya, pahami dulu pentingnya liburan bagi anak.

Menurut penulis buku Love Bombing - Reset your child's emotional thermostat, Oliver James, sistem belajar yang ada saat ini tak jarang membuat anak merasa tertekan dan stres. Kondisi ini mirip dengan perasaan orang dewasa ketika bekerja. Liburan membuat anak secara fisik jauh dari tekanan tinggi rutinitas mencapai target. Saat inilah, semua orang bisa lebih santai dan bersenang-senang bersama.

Biasanya, setiap keluarga memiliki tradisi liburan yang berbeda. Namun, liburan ini dapat mempererat bonding seluruh anggota keluarga. Tentunya menjadi kenangan indah atau lucu bagi anak yang bisa diceritakan ketika dewasa nanti.

Baca Juga : 5 Aktivitas untuk Anak-Anak di Rumah Bisa Dilakukan Saat Akhir Pekan

 

1. Bermain Air

Tampaknya hampir semua anak tak menolak untuk bermain air. Permainan ini bisa menjadi alternatif Ibu ketika harus melakukan liburan di dalam rumah saja. Ibu tinggal menyediakan kolam plastik untuk anak bermain. Sediakan juga pistol air supaya ibu dan anak bisa bermain perang-perangan. Serunya kegiatan ini dilakukan pada pagi atau sore hari.

Ibu juga membuat area seluncuran supaya permainan air makin seru. Bisa juga membuat target dari gelas kertas atau botol. Lalu, Ibu dan anak bisa bertanding siapa yang bisa menjatuhkannya dengan menggunakan pistol air. Pastinya akan seru sekali bermain bersama selama 2-3 jam. Pastikan kondisi cuaca cukup hangat pada hari bermain air, ya.

 

2. Belajar Aktivitas Baru

Selama masa sekolah, anak tidak sempat untuk mengeksplorasi lingkungan di sekitar rumah. Bahkan, ia belum pernah bermain sepeda mengitari kompleks atau bermain basket di lapangan tak jauh dari rumah. Keduanya bisa menjadi pilihan kegiatan mengisi liburan sekolah yang bisa dilakukan bersama orang tua.

Bisa juga ajak anak berjalan kaki menuju pasar agar dia tahu lingkungan baru. Ini bisa menjadi kegiatan santai yang menyenangkan. Ibu bisa sambil menjelaskan beberapa hal. Bahkan, anak juga bisa bercerita soal banyak hal.

 

3. Main Bersama Teman

Terkadang waktu libur anak, tidak tepat dengan libur kerja orang tua. Hal ini membuat orang tua tak bisa setiap hari menemani anak selama liburan. Lalu bagaimana supaya agar holiday ini tetap menyenangkan untuk anak?

Salah satu kuncinya adalah melakukan playdate atau mengundang temannya untuk bermain ke rumah. Mungkin Ibu bisa membiarkan anak bermain dengan anak tetangga atau janjian dengan teman dekat di sekolahnya. Ibu bisa mengajak si teman untuk menginap.

Bahkan, membuat acara camping santai di halaman rumah. Saat anak bersama teman, sebaiknya Ibu agak menjauh sedikit. Biarkan ia bersosialisasi dengan teman sebayanya.

 

4. Menyalurkan Hobi

Apa kira-kira hobi anak? Saat liburan, ini saatnya ibu menyalurkan dan meningkatkan skill hobi si anak. Misalnya, anak suka sekali mengedit video. Ibu bisa mengarahkannya membuat YouTube channel atau mencoba filter baru di TikTok.

Biarkan anak kreasikan video yang dibuat. Siapa tahu memang punya bakat di sana. Ibu bisa membantunya mempersiapkan shooting videonya. Bisa juga menjadi salah satu talent videonya. Pastinya ini menyenangkan dilakukan seharian.

 

5. Membersihkan Rumah Bersama

Kegiatan mengisi liburan sekolah lainnya yang bisa Ibu pilih adalah membuat proyek bersama di rumah. Salah satunya adalah proyek membersihkan rumah bersama. Ibu bisa memulai dari kamar anak. Pertama-tama, Ibu bisa berdiskusi dengan anak soal desain kamar yang diinginkan.

Lalu, pilih-pilih konsep atau dekorasi yang diinginkan. Ibu bisa memilihnya bersama juga. Selanjutnya, Ibu bisa mengatur jadwal membersihkan kamar anak tersebut. Pastinya, anak senang karena merasa terlibat dalam pemilihan tersebut. Selain itu, secara tidak langsung anak juga belajar tanggung jawab.

Lengkapi kebutuhan energi anak untuk melakukan kegiatan mengisi liburan sekolah. Untuk melengkapi energi dan nutrisi anak, berikan mengandung susu, seperti MILO 3in1. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Minuman ini juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Banyak hal yang perlu Ibu ajarkan kepada anak. Selain bersikap baik dan pantang menyerah, orang tua juga perlu memperkenalkan anak terhadap arti sportivitas. Sikap yang satu ini sebenarnya dapat membuat anak untuk menghargai kemampuan orang lain. Sikap sportivitas dapat kamu temui ketika dalam sebuah pertandingan olahraga.

Dalam perlombaan olahraga, pastinya akan ada yang kalah atau menang. Misalnya, dalam sepak bola. Anak dan timnya ternyata kalah dari tim lawan. Apa yang harus dilakukan anak menanggapi kekalahan tersebut? Tentunya, anak tidak boleh marah atas kemenangan tersebut. Ini karena menjunjung tinggi sportivitas merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam olahraga.

Apa sebenarnya arti sportivitas? Berdasarkan Psychology Dictionary, sportivitas adalah kepedulian seseorang terhadap aturan yang berlaku dan bertindak secara positif untuk mempromosikan olahraga. Sikap ini merupakan salah satu dasar yang harus dimiliki para atlet. Hal ini supaya setiap atlet tidak melanggar aturan dan menghormati keputusan yang sesuai dengan aturan tersebut.

Manfaat sportivitas sebenarnya berhubungan dengan emosi dan kemampuan sosial anak nantinya. Sikap ini membuat anak dapat memahami proses perjuangan untuk mencapai sesuatu. Tentunya, ini bisa membentuk anak lebih tangguh dan pantang menyerah. Ia pun juga menghargai pencapaian yang dilakukan orang lain. Bersikap sportif ini juga membuat anak mengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri.

Lalu, bagaimana cara anak memiliki sikap tersebut? Setelah mengetahui arti sportivitas, Ibu bisa mengajarkan beberapa cara berikut ini terhadap anak.

Baca Juga : Manfaat Olahraga Bagi Anak Anak, Bisa Tingkatkan Kepercayaan Diri

 

1. Ikuti Aturan yang Ada

Ada yang bilang, “aturan dibuat untuk dilanggar.” Sebaiknya, jauhkan anak dari konsep tersebut. Ini karena aturan ada sebagai dasar atau acuan seseorang untuk bertindak. Bahkan, membuat sesuatu lebih teratur dan berjalan lancar.

Bila anak mengikuti perlombaan badminton misalnya, pastinya ia akan diajarkan beberapa aturan olahraga tersebut. Ketika melanggarnya, tentu saja anak akan mendapatkan sanksi. Beri pemahaman melanggar aturan berarti curang dan dalam olahraga hal tersebut sulit dimaafkan. Ketika dilanggar, orang yang rugi adalah diri sendiri. Tentunya, itu bukan sportivitas.

 

2. Hindari Perdebatan

Ketika sedang bertanding olahraga, suasana hati terkadang panas. Sehingga tak jarang anak ingin marah-marah terhadap tim lawannya. Namun, hal tersebut harus dihindari. Ini karena perdebatan dan perkelahian hanya akan membuatmu tidak konsentrasi dalam mencapai tujuan.

Ada baiknya juga anak tidak memiliki konflik dengan rekan satu tim saat bertanding. Ini hanya akan merusak kinerja tim saja. Ajarkan anak juga untuk mengemukakan pendapat dengan bahasa yang sopan dan tertata rapi. Jangan sampai, anak mengucapkan makian karena terlalu emosional.

 

3. Bersikap Adil

Pastikan Ibu mengajarkan anak untuk bersikap adil. Caranya dengan selalu mengikuti aturan kompetisi atau olahraga yang tepat. Jangan mendukung saat anak ingin melakukan hal curang. Ini karena salah satu arti sportivitas adalah menghormati atau menghargai pencapaian orang lain. Bersikap adil ini juga berguna ketika anak harus bekerja sama dalam sebuah tim.

 

4. Hormati Lawan

Ajarkan anak untuk menghargai lawan mainnya ketika ikut pertandingan olahraga. Misalnya, tidak mencemooh lawan saat ia kalah dalam pertandingan atau tidak ngambek saat lawan yang menang. Percayalah, lawan juga mengalami proses kerja keras yang sama. Seharusnya lawan bisa jadi kawan karena mengalami hal yang mirip dengan angka.

 

5. Semangati Rekan Satu Tim

Salah satu cara anak mengerti arti sportivitas adalah dengan menyemangati teman satu timnya. Ini saatnya anak juga belajar bekerja sama. Ketika teman satu tim melakukan kesalahan, ada baiknya anak tidak memarahinya. Namun, memberinya semangat untuk melakukannya lebih baik lagi. Hubungan seperti itu dengan rekan satu tim membuat anak bisa bersosialisasi dengan baik, lho.

Setelah anak memahami arti sportivitas, saatnya ia siap bertanding. Pastikan energi anak terlengkapi ketika anak ingin ikut pertandingan olahraga dalam rangka hari olahraga nasional. Untuk tambahan energi dan nutrisi, Ibu bisa memberikan MILO Activ-Go. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Susu MILO juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Sikap pantang menyerah ternyata bisa menjadi modal utama untuk menjalankan hidup, lho. Ada saatnya di mana seorang Ibu pun ingin menyerah melakukan sesuatu. Namun, Ibu memiliki alasan untuk menyelesaikan hal yang sudah dilakukan. Sikap seperti itulah yang ingin Ibu ajarkan untuk anak tercinta.

Bagaimana cara menumbuhkan sikap pantang menyerah dalam diri anak? Ada yang bilang sikap pantang menyerah akan muncul ketika anak sudah merasakan kegagalan atau kekalahan sebelumnya. Saat itulah, anak ingin melakukan yang lebih baik lagi. Itu sebabnya, ia cenderung ingin menggapai kemenangan dalam percobaan keduanya.

Sebelum Ibu mencari tahu soal cara membangun sikap pantang menyerah pada anak, ada baiknya memahami sikap tersebut terlebih dulu. Berdasarkan buku Pantang Menyerah karya Toha Mohtar, sikap pantang menyerah adalah sikap tidak mudah putus asa atau patah semangatnya seseorang ketika menghadapi berbagai rintangan demi mencapai tujuan.

Jika anak memiliki mimpi akan sesuatu, maka sikap pantang menyerah ini sangat dibutuhkan untuk dapat mencapainya. Memang tak selalu mudah. Namun, sedikit demi sedikit pasti bisa tercapai. Berikut ini beberapa cara Ibu agar anak mulai tumbuh sikap tersebut.

Baca Juga : 5 Cara Supaya Anak Punya Sikap Pantang Menyerah

 

1. Jadi Contoh yang Baik

Tahukah Ibu anak adalah mesin fotokopi terbaik. Beberapa hal yang diucapkan atau dilakukan orang tuanya pasti bisa ditirunya dalam sekejap. Bila anak tidak dapat meniru, tentunya perkembangannya juga bisa terhambat. Nah, karena anak meniru orang yang paling dekat dan sering dilihatnya, Ibu harus menjadi contoh yang baik.

Bisa dibilang sebelum anak memiliki sikap pantang menyerah, orang tua harus punya terlebih dulu. Jika anak tahu Ibunya tidak mudah menyerah, ia pun akan merasa lebih tangguh dan menganggap kegagalan sebagai pembelajaran. Ibu juga harus suportif dan menjadi teman diskusi yang baik. Ketika anak kebingungan, orang tua bisa menjadi tempat pertamanya bertanya.

 

2. Biarkan Anak Melakukan Kesalahan

Pernahkah Ibu tak membiarkan anak jatuh atau salah menjawab pertanyaan? Tampaknya, kebiasaan itu harus ditinggalkan. Karena anak yang tidak mudah menyerah harus lebih tangguh dan tahu rasanya kegagalan. Kalau Ibu terus membantunya untuk menang, pastinya usaha dia di kemudian hari tidak akan keras.

Ketahuilah Ibu, merasa sedih dari kesalahan dan kegagalan itu adalah hal yang wajar. Biarkan anak menghadapi semua perasaan itu. Dari situlah, anak akan belajar akan kekurangannya. Ia jadi tahu hal-hal yang perlu ditingkatkan. Kebangkitan anak dari kegagalan adalah proses terpenting.

 

3. Puji Anak dengan Tepat

Sikap pantang menyerah juga bisa muncul bila orang tua memujinya dengan tepat. Pujilah anak sewajarnya. Tuangkan perasaan bangga dalam pujian tersebut. Jangan mengatakan hal-hal yang berlebihan. Misalnya, “kamu anak jenius.” Tujukan pujian tersebut terhadap usaha kerasnya. Misalnya, “Ibu tahu kamu bisa, ini karena usaha belajarnya setiap malam.”

Dari situ, anak akan merasa dihargai usahanya. Ia pun jadi tahu kalau berusaha lebih keras lagi, orang tuanya akan tambah bangga. Pujian ini menjadi motivasi anak untuk tetap berjuang akan mimpinya.

 

4. Ajarkan Kelola Emosi

Jangan sampai anak memendam emosi kekecewaan dan kesedihannya sendiri. Hal ini hanya akan membuatnya tenggelam dalam kedukaan saja. Ibu bisa mengajarkan anak untuk berekspresi terhadap emosinya. Tidak masalah untuk menangis, berteriak, atau marah akan perasaannya pada saat itu.

Emosi negatif tersebut ketika bisa diluapkan akan membuatnya merasa lebih lega. Tentunya, ini membantu anak untuk cepat move on dari kegagalan atau kesalahan. Ia pun akan berlari lagi mengejar impiannya dengan sikap pantang menyerah.

 

5. Pandu untuk Pecahkan Masalah

Ingat Ibu itu hanya memandu anak memecahkan masalah, bukan justru membantu menyelesaikannya. Ketika menjadi pemandu, Ibu bisa mengajaknya diskusi soal masalah yang dihadapi si anak. Tanyakan perasaan dan ide yang sudah dipersiapkan untuk menyelesaikannya.

Dari sini, ibu bisa memberikan saran dan opini. Namun, biarkan anak memutuskan untuk memecahkan masalah dengan caranya sendiri. Katakan juga kalau Ibu percaya anak bisa menyelesaikannya. Tentunya, anak merasa termotivasi dan lebih tenang ketika mendengar saran dari Ibu.

Untuk membentuk sikap pantang menyerah pada anak, Ibu juga harus melengkapi kebutuhan energi dan nutrisinya. Coba Ibu berikan dengan kandungan susu, MILO 3in1 setiap hari. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. MILO 3in1 juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.