Sekolah pastinya akan melakukan perayaan Hari Olahraga Nasional dengan melakukan class meeting atau pertandingan olahraga antarkelas. Namun, anak jarang sekali olahraga sehingga jadi cepat lelah ketika melakukannya. Tampaknya, Ibu harus mengetahui cara melatih fisik agar tidak cepat lelah, nih. Ini supaya bisa semangat ketika pertandingan olahraga nanti.

Tubuh mudah lelah berarti ada yang kurang dari anak. Ibu bisa memberikan asupan makanan dan minuman bernutrisi tinggi supaya energi anak terkumpul dengan cepat. Namun, bila hanya makanan saja tidak cukup. Cara agar fisik kuat tidak mudah lelah adalah dengan berolahraga atau beraktivitas fisik.

Menurut WHO, anak di bawah 18 tahun setidaknya harus melakukan aktivitas fisik selama 60 menit setiap harinya. Ini bisa dibagi-bagi dua hingga empat sesi. Tergantung waktu yang dimiliki anak untuk berkegiatan. Tujuannya, supaya tubuh anak semakin kuat. Itu dia salah satu cara melatih fisik agar kuat.

Supaya anak lancar saat pertandingan di sekolah nanti apa yang harus dilakukan. Berikut ini beberapa cara melatih fisik agar tidak cepat lelah. Hal ini juga bisa diterapkan kepada orang dewasa juga, ya.

Di tengah kesibukan aktivitas anak, Ibu harus mengajak anak untuk berolahraga demi menjaga kesehatan tubuh. Agar anak mau berolahraga dan tidak merasa lelah berlebih setelahnya, berikut ini adalah beberapa cara melatih fisik agar tidak cepat lelah.

 

1. Lakukan Pemanasan

Perlu Ibu tahu, pemanasan merupakan hal yang wajib dilakukan sebelum anak melakukan olahraga jenis apa pun. Hal ini supaya performa tubuh sudah baik dan juga tidak terjadi cedera pada otot. Paling tidak anak harus melakukan pemanasan selama 10-15 menit.

Coba lakukan pemanasan dari mulai kepala hingga ujung kaki, ya. Lakukan dengan benar sehingga anak lebih tahan fisiknya ketika berolahraga. Ini bisa menjadi salah satu cara melatih fisik agar tidak cepat lelah.

 

2. Awali dengan Olahraga Ringan

Ibu langsung mengajak anak main sepak bola. Padahal, ia jarang sekali berolahraga. Sebaiknya, hal tersebut dihindari. BIsa-bisa anak mengalami cedera otot dan kelelahan yang teramat sangat. Ada baiknya,cara melatih fisik agar tidak cepat lelah dimulai dari olahraga ringan terlebih dulu.

Misalnya, berjalan cepat, tracking, dan jogging ringan di sekitar lingkungan rumah. Bisa juga mengajaknya menari atau yoga. Lakukan secara bertahap untuk perkenalan dengan olahraga.

 

3. Lakukan dengan Santai

Cara melatih fisik agar tidak cepat lelah tidak bisa dipaksakan kepada anak, lho. Untuk menarik perhatian anak berolahraga, Ibu bisa mengajaknya dengan santai. Misalnya, berjalan kaki sambil melihat pemandangan di tempat yang menarik atau bersepeda keliling lingkungan rumah.

Pastinya, anak akan menikmatinya. Setelah anak terbiasa, barulah Ibu mulai mengajaknya ke olahraga yang lebih berat dan serius. Saat inilah, Ibu mulai menetapkan target kepada anak.

 

4. Mulai Berolahraga Berat

Bawa intensitas olahraga ke level yang lebih tinggi saat sudah terbiasa dengan intensitas sedang. Lakukan olahraga intensitas tinggi 1-3 kali dalam seminggu seperti berlari, bermain bulutangkis, hingga tenis. Hal ini akan membuat anak terbiasa untuk berolahraga dan tidak lelah lagi.

Itu tadi cara melatih fisik agar tidak cepat lelah untuk anak. Untuk mengembalikan energi anak setelah berolahraga, Ibu bisa memberikannya Berikan MILO Activ-Go. Produk MILO yang satu ini mengandung susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Minuman coklat berenergi ini juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Hari Olahraga Nasional sudah di depan mata. Biasanya, sekolah akan mengadakan perlombaan olahraga. Salah satu yang selalu ada adalah pertandingan lari cepat. Cara lari cepat tentunya ada aturannya agar tidak terjadi kecelakaan atau cedera. Tahukah Ibu bagaimana cara agar lari cepat dan tidak mudah lelah?

Sudah pastinya, pertama-tama anak harus memahami cara berlari yang benar. Mulai dari adanya pemanasan hingga akhirnya pendinginan. Itu pun semua ada tekniknya yang harus dipelajari sebelum mengetahui cara lari cepat yang tepat. Mengetahui teknik berlari bisa membuat anak terhindar dari cedera.

Sebenarnya, menurut jurnal Universitas Negeri Jakarta, lari cepat atau sprint adalah pertandingan lari di mana peserta harus berlari dengan kecepatan maksimal sepanjang jarak yang harus ditempuh. Biasanya, jaraknya 100 meter, 200 meter, hingga 400 meter.

Tentunya, jenis olahraga tersebut tidak sembarangan dilakukan, ya. Untuk itu, Ibu dan anak memerlukan beberapa tips kuat lari. Berikut ini beberapa cara lari cepat yang tepat dan dijamin tak mudah lelah untuk anak.

 

1. Jari Kaki Menghadap Langit

Mau anak lari lebih cepat seperti sedang terbang? Ibu bisa memintanya untuk menjaga atau mengarahkan jari-jari kaki ke atas ketika anak berlari. Hal ini dilakukan supaya kaki terasa lebih ringan saat berlari cepat. Tentunya, bila kaki terasa ringan, kecepatan lari anak akan bertambah. Perlu Ibu pahami kalau mengarahkan jari-jari kaki lurus ke depan justru akan membatasi langkah kaki. Akhirnya, anak akan bergerak lebih lambat.

 

2. Ayunkan Tangan Juga

Ibu perlu tahu kalau cara lari cepat tak cuma soal gerakan kaki, lho. Anak juga harus tahu cara memposisikan dan menggerakan kedua tangannya. Ayunkan tangan sekencang mungkin ketika berlari cepat.

Berlari sambil mengayunkan tangan menyilang ke sisi tubuh yang berlawanan ternyata malah menghambat kecepatan berlari. Sebaiknya, ayunkan tangan dengan tangan dikepal dengan posisi ibu jari berada di dalam kepalan agar otot lengan atas menegang, dan ayunan tangan dapat memberikan dorongan kecepatan. Posisi tersebut membuat anak mendapatkan kekuatan untuk menambah kecepatan lari.

 

3. Posisi Kaki Layaknya Pergerakan Jarum Jam

Posisi berlari juga ternyata ada tekniknya, lho. Ketika berlari, sebaiknya anak angkat kaki ke atas posisi searah pukul 12 dan dorong ke bawah searah pukul 3. Lalu mendarat ke tanah langsung di bawah tubuh searah pukul 6. Kemudian, ayunkan kaki ke belakang mengarah jam 9 di belakang tubuh. Hal ini akan memungkinkan pergantian kaki yang cepat. Jadi, kecepatan lari anak bisa bertambah.

 

4. Berganti Kecepatan Lari

Anak juga harus mengatur kecepatan lari. Untuk jarak yang lebih jauh, cara lari cepat juga membutuhkan strategi. Coba awali lari dengan langkah santai, ringan, dan tidak terlalu cepat.

Tingkatkan kecepatan lari secara bertahap hingga ke tingkat yang diinginkan agar tidak kehabisan nafas dan kaki tidak terasa nyeri. Dalam lari cepat jarak 400 meter, biasanya kecepatan akan ditingkatkan ketika akan memasuki 100 meter terakhir.

 

5. Atur Pernapasan

Apa yang sebenarnya membuat anak cepat lelah saat berlari cepat. Biasanya, faktor pernapasan sering dilupakan karena terlalu fokus dengan kecepatan berlari. Coba atur pernapasan anak. Selaraskan langkah kaki dengan ritme pernapasan agar dapat berlari lebih cepat dan efisien.

Itu tadi beberapa cara lari cepat yang tepat dan tak mudah lelah. Ibu bisa Berikan MILO Activ-Go setelah anak berlatih atau bertanding lari cepat untuk mengembalikan energinya yang hilang. Produk MILO yang satu ini mengandung susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Minuman coklat berenergi ini juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Berenang pastinya menjadi salah satu kegiatan favorit anak. Apalagi kalau dilakukan pada musim panas. Bagi anak-anak yang mau mengikuti perlombaan renang saat Hari Olahraga Nasional nanti, sudah bersiap-siap dari sekarang. Itu artinya, ibu dan anak akan lebih sering berada di kolam renang publik. Namun, di balik keasyikan tersebut, tahukah Ibu soal peraturan di kolam renang?

Sebenarnya, peraturan renang dibuat untuk tujuan keselamatan para pengunjung di lingkungan kolam renang. Karena berhubungan dengan air, ada beberapa masalah yang mungkin bisa terjadi. Misalnya, tenggelam, kram otot, ataupun terluka karena terpeleset. Perlu Ibu ketahui, peraturan di kolam renang tentunya berbeda-beda di setiap tempat atau negara. Terutama bagian larangan di kolam renang.

Dilansir dari KidsHealth, memiliki kolam renang, kolam ikan,dan hot tub di dalam lingkungan rumah berarti harus memiliki tanggung jawab besar terkait keselamatan. Peristiwa tenggelam bisa terjadi dalam sekejap mata. Bahkan, tanpa kamu menyadarinya sehingga bisa membawa kematian terhadap anak atau remaja.

Hal tersebut juga bisa terjadi ketika Ibu dan anak beraktivitas di kolam renang umum. Ada baiknya selama berada di sana, Ibu menaati peraturan di kolam renang. Jangan sampai ada yang skip.

Coba sebutkan peraturan di kolam renang yang Ibu tahu? Mungkin salah satunya adalah wajib mengenakan baju renang. Berikut ini beberapa peraturan di kolam renang lainnya yang biasa muncul.

 

1. Baca Simbol-Simbol Darurat

Setiap peraturan di kolam renang, pasti ada simbol-simbolnya. Terutama yang berhubungan dengan kondisi darurat. Coba ajak anak memperhatikan simbol di sekitar kolam renang.

Tanda-tanda ini terpasang untuk memberikan peringatan agar anak dapat berenang dengan aman serta menjaga kolam tetap bersih. Apabila ada larangan tertentu, ajarkan anak untuk mengikutinya. Hal ini berguna supaya Ibu bisa mendeteksi bahaya sebelum anak mulai berenang.

 

2. Jangan Berlari

Tak cuma di dalam kolam renang yang penuh air. Biasanya, lingkungan di sekitar kolam renang juga akan penuh sisa-sisa air, cipratan, bahkan genangan. Bayangkan kalau anak iseng berlari-lari mengelilingi kolam renang tanpa henti. Bisa-bisa, anak terpeleset dan terluka.

Misalnya, kepalanya ikutan terbentur atau ada bagian tulang tubuh yang patah. Tentunya Ibu tak mau itu terjadi. Walaupun biasanya aturan jangan berlari tak tertulis. Ada baiknya, Ibu mengingatkan anak, ya.

 

3. Dilarang Memanjat Dinding Licin

Terkadang, ketika mau keluar dari kolam renang, Ibu sering memanjat tembok yang licin. Sebaiknya, hal ini tidak diikuti anak. Ini karena ada kemungkinan anak akan terpeleset dan terbentur bagian tubuhnya. Anak juga bisa tergelincir jatuh.

Sebaiknya, anak keluar dan masuk kolam renang melalui tangga yang ada pegangannya. Biasanya, bagian tersebut sudah didesain khusus agar tidak licin.

 

4. Perhatikan Kedalaman Kolam

Kedalaman kolam juga perlu Ibu perhatikan. Terutama untuk anak yang belum bisa atau belum mahir berenang. Pilihlah kolam dengan kedalaman yang tepat agar tidak tenggelam. Paling tidak, tingkat kedalaman hingga bahu atau leher anak. Ini supaya mencegah terjadinya kecelakaan, seperti tenggelam atau kram.

 

5. Tidak Membuah Sampah Sembarangan

Peraturan di kolam renang lainnya adalah jangan membuang sampah sembarangan. Ini karena ada kemungkinan sampah yang berceceran bisa menyebabkan anak tergelincir. Bisa juga ketika sampah ada di dalam kolam, anak jadi terganggu gerakan renangnya. Tentunya, ini dapat membahayakan anak.

 

6. Tidak Makan di Kolam

Kolam renang sebaiknya steril dari sampah ataupun makanan. Untuk itu, Ibu dan anak sebaiknya hindari mengonsumsi makanan atau minuman di kolam renang untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan pengunjung lain.

 

7. Mengenakan Pakaian Renang

Ibu dan anak sebaiknya menggunakan pakaian renang ketika akan masuk ke kolam. Dengan mengenakan pakaian yang sesuai di kolam renang, hal ini akan meminimalisir risiko cedera akibat pakaian yang tak sesuai. Baju khusus renang juga bisa membuat gerakan anak leluasa ketika berenang.

Selain menaati peraturan di kolam renang, Ibu juga harus menyiapkan makanan dan minuman berenergi. Berikan MILO Activ-Go setelah anak berolahraga untuk mengembalikan energinya yang hilang. Produk MILO ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Minuman coklat berenergi ini juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Renang menjadi aktivitas fisik favorit anak selama musim kemarau. Hal ini karena tubuh terasa adem ketika berada di kolam renang. Namun sebenarnya, tubuh tengah bekerja keras untuk berolahraga.

Ada kalanya, terdapat beberapa hal yang membuat Ibu ragu mengizinkan anak untuk ikut olahraga renang. Salah satunya terkait dengan keselamatannya. Untuk itu, sebelum pergi ke tempatnya, Ibu harus memberi informasi cara menjaga keselamatan di kolam renang kepada anak. Supaya ia tahu hal-hal yang harus dilakukan ketika menghadapi kondisi darurat.

Yuk, simak di sini apa manfaat berenang untuk anak dan macam-macam gaya berenang.

Apa Manfaat Berenang untuk Kesehatan Anak?

Setelah Ibu yakin mengizinkannya, saatnya mengetahui sejumlah manfaat berenang untuk tubuh anak. Siapa tahu Ibu jadi tertarik mengajak anak ikut les renang.

1. Meningkatkan kualitas tidur  

Anak termasuk yang sulit tidur ketika malam hari? Manfaat berenang untuk anak salah satunya adalah meningkatkan kualitas tidur. Ini dibuktikan lewat sebuah penelitian yang dilakukan pada orang dewasa yang memiliki masalah insomnia.

Peningkatan kualitas tidur terlihat pada partisipan yang melakukan latihan fisik secara teratur, salah satunya berenang. Jadi, bila anak mengalami masalah tidur, Ibu bisa mulai rutin mengajaknya berenang. Ini karena tubuh akan merasa lelah dan relaks, sehingga bisa tidur malam dengan lebih lelap.

2. Menjaga berat badan

Anak Ibu dianggap berisiko kelebihan berat badan? Supaya tidak sampai mengalami obesitas, Ibu dapat mengajak anak untuk rutin berenang. Walau terlihat tidak terlalu berat, aktivitas ini termasuk berintensitas sedang ke berat, lho.

Jika anak berenang selama 1 jam, sekitar 500-650 kalori dapat terbakar.  Hal ini setara dengan melakukan senam aerobik selama 1 jam. Apabila dilakukan secara teratur dan benar, manfaat berenang dalam menjaga berat badan ideal, menurunkan berat badan, dan juga mengecilkan perut, bisa anak peroleh.

3. Melatih koordinasi dan keseimbangan  

Tahukah Ibu kalau renang dapat melatih koordinasi dan keseimbangan? Untuk anak bisa berenang, ia harus mengetahui dulu cara menyeimbangkan tubuh dengan cara mengambang. Tentunya, ini perlu latihan karena tidak semua anak lahir dengan keseimbangan yang baik.

Terlebih lagi ketika anak harus bergerak di kolam renang, ia harus menggunakan kaki dan tangan secara bersamaan. Secara tidak langsung, koordinasi antara tangan dan kaki ini harus lebih baik lagi. Untuk itu, manfaat renang bagi tubuh adalah melatih koordinasi otot dan juga menjaga keseimbangan.

4. Mendukung kesehatan emosional  

Ibu sudah mengetahui beberapa manfaat berenang yang terkait dengan kesehatan fisik anak. Namun, Ibu jangan lupa kalau olahraga tersebut juga bermanfaat untuk kesehatan mentalnya, lho.

Misalnya, anak sebenarnya sedang memiliki kecemasan terhadap nilai pelajaran yang kurang baik. Sudah beberapa hari ia tidak bisa rileks karena sibuk memikirkannya. Ketika melakukan renang, seketika anak bisa merasa lebih tenang dan tidak cemas lagi.

Manfaat ini bisa didapatkan, karena di dalam air, tubuh tidak menahan beban. Jadi, tubuh bisa lebih rileks dan tidak tegang. Dengan begitu, anak akan merasa lebih tenang dan santai. Banyak ilmuwan yang juga percaya bahwa rutinitas renang mampu mengurangi tingkat stres pada anak dan orang dewasa.

5. Melatih otot

Berenang melibatkan seluruh anggota tubuh untuk bergerak. Menggerakkan tubuh di dalam air akan melatih serta memperkuat otot anak. Hal ini karena otot bergerak melawan tekanan di dalam air. Itu sebabnya, aktivitas ini membuat kelenturan dan massa otot meningkat.

Perlu Ibu tahu juga, kegiatan fisik ini juga bisa membantu anak yang mau memperkecil ukuran betis serta membuatnya terlihat kencang. Otot dada anak pun akan terbentuk dan lebih kuat dengan rutinitas berenang ini.

Macam-macam Gaya Renang

Selain memahami apa manfaat berenang, Ibu perlu mengetahui macam-macam gaya renang yang dapat dipelajari anak-anak. Masing-masing memiliki teknik khusus yang membedakan satu gaya dari yang lain. Berikut beberapa macam gaya renang populer dan karakteristik uniknya.

1. Gaya Punggung (Backstroke) 

Gaya punggung adalah gaya renang dengan perenang berada dalam posisi terlentang atau posisi badan memunggungi air.  

Teknik berenang gaya punggung adalah perenang berbaring telungkup di dalam air, menggerakkan lengan dalam gerakan asinkron, dan menendang kaki dengan tendangan mengepak terus menerus.

Perenang menggunakan gerakan lengan bergantian untuk mengayuh dan menggerakkan kaki dalam gerakan seperti tendangan papan selancar.  

Gaya punggung memungkinkan perenang bernapas secara teratur karena kepala tetap di atas permukaan air. Namun, perenang tidak dapat melihat arah berenang.

Kelebihan gaya punggung adalah meminimalkan risiko cedera pada leher dan punggung karena tubuh dalam posisi alami.

2. Gaya Kupu-Kupu (Butterfly) 

Gaya kupu-kupu merupakan gaya yang menggunakan gerakan dada dan lengan sehingga menciptakan gerakan yang mirip dengan sayap kupu-kupu. 

Teknik gaya ini adalah perenang menghadap ke bawah, menggerakkan lengan secara simetris sambil menendang kaki bersamaan dalam gerakan yang dikenal sebagai "tendangan kupu-kupu" atau "tendangan lumba-lumba". 

Gaya kupu-kupu adalah salah satu gaya renang yang lebih menantang atau susah dipelajari. Sebab, perenang melakukan gerakan naik turun dengan lengan di atas permukaan air sambil melakukan tendangan kuat dengan kaki.

Meskipun menuntut penguasaan teknik tinggi dan kemampuan fisik yang kuat, manfaat renang gaya kupu-kupu memberikan kecepatan maksimum dalam renang.

3. Gaya Bebas (Freestyle) 

Gaya bebas adalah gaya renang dengan dada menghadap ke permukaan air serta merupakan salah satu gaya populer dan sering digunakan dalam kompetisi renang. Kelebihan gaya ini adalah memungkinkan perenang untuk mencapai kecepatan tinggi dan efisiensi dalam jarak yang lebih panjang.

Teknik berenang gaya bebas dimulai dari mendorong tubuh dari dinding kolam, merentangkan tangan ke depan dan meluncur. kemudian, perenang menendang lembut dari pinggul sambil menjaga kaki tetap lurus, lalu dan memutar tubuh untuk pernapasan yang efisien.

Setelah itu, tangan masuk ke dalam air, diikuti rentangan lengan ke depan dengan badan sambil berguling ke samping, diikuti dengan gerakan sapuan ke belakang untuk mendorong air ke belakang.

Manfaat renang bagi tubuh dengan gaya bebas adalah menggerakkan otot-otot seluruh tubuh, mulai dari otot bahu, kaki, hingga perut. Latihan ini dapat mengurangi risiko cedera, terutama bagian punggung.

4. Gaya Dada (Breaststroke)

Berenang termasuk olahraga yang dipertandingkan dalam olimpiade, tak terkecuali gaya dada yang diperkenalkan sejak abad 19. Gaya klisik ini memiliki gerakan paling khas, yaitu posisi dada menghadap ke permukaan air dengan tubuh berada dalam kondisi tetap.

Teknik gaya dada adalah perenang mengayuh dengan kedua lengan secara bersamaan dalam bentuk melingkar. Kemudian, gerakan kaki dilakukan dengan cara mengangkat dan membentangkan kaki seperti katak.

Gerakan kaki dimulai dengan terentang, diikuti tendangan katak dengan menekuk lutut dan menggerakkan kaki ke samping, lalu kedua kaki bersatu dalam gerakan mengalir.  

Perenang tingkat lanjut dapat memasukkan tendangan lumba-lumba untuk tenaga penggerak ekstra. Gerakan ini biasanya hanya diperbolehkan sekali dalam kompetisi karena keunggulannya.

5. Gaya Campuran (Individual Medley

Gaya campuran adalah gaya renang yang menggabungkan keempat gaya utama dalam satu perlombaan. 

Perlombaan gaya campuran mengikuti urutan gaya dada, gaya punggung, gaya kupu-kupu, dan gaya bebas dalam jarak tertentu.

Gaya campuran membutuhkan keterampilan yang luas dalam semua jenis gaya renang dan menjadi tantangan bagi perenang untuk menguasai variasi teknik.

Tak hanya menyenangkan, Ibu dapat sebutkan manfaat dari olahraga renang gaya ini, seperti dengan gaya ini adalah setiap pukulan melatih otot secara berbeda dan menggunakan sistem energi yang berbeda. Akibatnya, gaya campuran dapat membuat perenang lebih cepat secara keseluruh ketika, mislanya, mengikuti lomba gaya bebas. 

Gaya campuran juga lebih banyak membakar kalori karena melibatkan otot dengan cara baru dan menyertakan semua sistem energi. Gaya ini juga mencegah mengurangi risiko cedera akibat penggunaan berlebihan di bahu dan area lain.

Sekarang, Ibu sudah tahu apa manfaat berenang bagi kesehatan tubuh anak, kan. Kembalikan energi anak setelah berenang dengan MILO Activ-Go. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Susu MILO juga mengandung Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Teknik renang gaya dada yang efektif

Renang gaya dada adalah salah satu teknik berenang yang paling efektif dalam meningkatkan kekuatan otot dan kebugaran tubuh. Untuk menguasai teknik ini dengan baik, perhatikan beberapa hal berikut:

  • Posisi tubuh yang benar:  Pastikan tubuh tetap datar dan sejajar dengan permukaan air, dengan kepala menghadap ke depan dan mata menatap ke bawah. Luruskan punggung dan sejajarkan kaki dengan tubuh. Tetap rileks dan jangan terlalu kaku.
  • Gerakan kaki yang tepat: Gerakan kaki adalah komponen penting dalam renang gaya dada. Hentakkan kaki dengan kuat dengan menekan air ke arah bawah. Tekuk lutut saat menendang ke bawah lalu luruskan kaki saat berada di atas permukaan air.
  • Gerakan tangan yang efisien: Gerakan tangan dalam gaya ini terdiri dari dua bagian, mengapung dan menyapu air. Kayuh tangan secara simetris sejajar dengan permukaan air. Ketika menyapu air, putar tangan dan gerakkan lengan dengan kekuatan yang cukup.

Dengan menguasai teknik-teknik tersebut, performa renang Anda akan meningkat dan manfaat renang gaya dada dapat diperoleh secara optimal. Terus berlatih secara rutin dan perhatikan teknik yang benar. Selamat berenang!

Renang Gaya Dada untuk Pemula

Renang gaya dada adalah teknik renang yang populer dan mudah dipelajari, terutama bagi pemula. Gaya ini dikenal sebagai gaya renang yang paling sederhana dan nyaman. Bagi Anda yang baru memulai renang, gaya dada bisa menjadi pilihan yang tepat.

1. Memperkuat Otot

Renang gaya dada melibatkan hampir semua otot tubuh, termasuk otot lengan, kaki, dan perut. Dengan rutin berenang gaya dada, otot-otot tubuh akan semakin kuat dan kekuatan otot akan meningkat secara keseluruhan.

2. Meningkatkan Kapasitas Paru-paru dan Kardiovaskular

Gaya dada membantu melatih paru-paru untuk mengambil lebih banyak oksigen dan membuang lebih banyak karbon dioksida, sehingga bermanfaat untuk meningkatkan kinerja paru-paru dan kardiovaskular Anda.

3. Menyehatkan Mental

Berenang gaya dada dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan, dengan memberikan efek relaksasi dan ketenangan. Gerakan lembut dan ritmis yang dipraktikkan dalam gaya dada dapat meredakan ketegangan dan memperbaiki suasana hati.

Karena beberapa manfaat tersebut, gaya dada adalah pilihan yang tepat bagi seorang pemula yang ingin memulai berenang.

Ketakutan saat berenang dengan gaya dada: tips untuk mengatasinya

Bagi beberapa orang, terutama pemula, renang gaya dada bisa menimbulkan rasa takut dan kecemasan. Berikut adalah beberapa tips untuk mengatasi rasa takut tersebut:

  1. Pilih kolam renang yang sesuai: Pilihlah kolam renang yang sesuai dengan kemampuan Anda, yaitu kolam yang tidak terlalu dalam atau luas. Kolam yang dilengkapi dengan pegangan tangan atau tali pengaman dapat memberikan rasa aman.
  2. Latihan pernafasan: Latihan pernafasan yang baik dapat membantu Anda tetap tenang. Berlatihlah untuk mengambil nafas dalam-dalam sebelum memulai renang dan perhatikan cara mengatur napas saat berenang.
  3. Gunakan pelampung: Jika masih ragu, gunakan pelampung sebagai alat bantu. Pelampung dapat memberikan kepercayaan diri dan rasa aman ketika berada di dalam air.
  4. Asah teknik renang: Mengasah teknik renang secara rutin dengan bantuan instruktur atau video tutorial dapat membantu memperbaiki teknik dan meningkatkan rasa percaya diri Anda ketika berenang.
  5. Berenang dengan teman: Mengajak teman atau keluarga berenang bersama dapat mengurangi rasa takut dan memberikan dukungan moral.

Dengan menerapkan tips-tips tersebut, ketakutan dapat diatasi dan teknik renang gaya dada pun akan meningkat.

Ibu mau mengajak anak berolahraga bersama? Jangan lupa untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu, ya. Walau sering disepelekan oleh sebagian orang, manfaat pemanasan penting terhadap kesehatan fisik, lho. Oleh sebab itu, ada baiknya Ibu mengenal nama-nama gerakan pemanasan. 

Misalnya, push up, plank, squat, dan side lunge. Contoh gerakan pemanasan ini sebaiknya dilakukan selama 15-30 menit sebelum berolahraga. Manfaat gerakan pemanasan tersebut adalah supaya tubuh terhindar dari cedera saat berolahraga. 

Selain itu, adapun beberapa manfaat pemanasan lainnya yang juga perlu Ibu ketahui. Berikut ini penjelasannya. 

 

1. Melancarkan Pernapasan

Tahukah Ibu, ketika berolahraga, anak harus dapat mengatur pernapasannya. Salah-salah, anak bisa mengalami kekurangan oksigen, sehingga menjadi cepat lelah. Supaya tubuh terbiasa untuk mengaturnya, anak perlu melakukan pemanasan terlebih dulu. 

Anak bisa diminta berjalan keliling rumah dengan kecepatan rendah selama 15-20 menit. Gerakan pemanasan ini berfungsi untuk mempersiapkan tubuh secara bertahap untuk berolahraga. Jadi, anak tidak tiba-tiba mengalami pernapasan yang cepat. Pemanasan bisa dihentikan ketika tubuh anak mulai mengeluarkan keringat. 

 

2. Menstabilkan Detak Jantung

Ketika melakukan olahraga, detak jantung anak akan meningkat dengan tajam. Nah, peningkatan secara tiba-tiba ini bisa berbahaya bagi sejumlah anak. Ini terutama untuk anak yang memang memiliki masalah jantung. 

Oleh sebab itu, Ibu harus membiasakan anak melakukan pemanasan sebelum berolahraga, ya. Ketahuilah, manfaat pemanasan salah satunya adalah untuk meningkatkan kerja sistem jantung dan pembuluh darah secara bertahap sebelum melakukan aktivitas fisik. 

Hal tersebut sudah dibuktikan lewat sebuah penelitian yang melibatkan 44 orang. Mereka melakukan treadmill dengan intensitas tinggi selama 10-15 detik tanpa melakukan pemanasan. Dari data elektrokardiogram (EKG) menunjukkan bahwa 70% partisipan mengalami perubahan fungsi jantung abnormal. 

 

3. Meningkatkan Stamina

Pastinya, anak tak cuma melakukan olahraga saja sepanjang hari. Ia juga belajar di sekolah dan melakukan aktivitas fisik lainnya. Tentunya, tanpa disadari hal ini membuat stamina tubuh banyak yang terbakar dan menyebabkan rasa kelelahan timbul. 

Supaya stamina tubuh kembali meningkat, anak memerlukan oksigen untuk mendapatkannya. Oksigen akan beredar secara lebih efisien dengan dilakukannya pemanasan sebelum beraktivitas, sehingga stamina tidak mudah hilang selama berolahraga.

 

4. Meningkatkan Performa Tubuh

Manfaat pemanasan lainnya adalah meningkatkan performa tubuh. Dengan melakukan gerakan pemanasan, sirkulasi darah ke sejumlah otot di dalam tubuh akan lebih lancar. Hal ini kemudian akan membuat otot tidak tegang dan menjadi lebih fleksibel. 

Lancarnya peredaran darah ini tentunya juga membawa lebih banyak lagi oksigen ke seluruh penjuru tubuh. Dengan begitu, energi otot dapat bertambah dan refleks serta jangkauan geraknya semakin luas. Performa olahraga anak pun bisa meningkat, sehingga tubuh mampu melakukan aktivitas tersebut lebih lama lagi. 

 

5. Mengurangi Ketegangan Otot

Selain performa olahraga menjadi lebih baik, manfaat pemanasan lainnya adalah mampu mengurangi ketegangan pada otot. Menurut Journal of Exercise Rehabilitation, pemanasan dapat meningkatkan rentang gerak sendi, serta memelihara, meningkatkan kinerja, dan fleksibilitasnya. 

Gerakan pemanasan membantu tubuh anak memberikan cairan pelumas ke persendian, sehingga membuatnya lebih mudah bergerak. Selain itu, pemanasan juga dapat mencegah risiko munculnya cedera otot dan sendi.

Setelah mengetahui manfaat pemanasan, Ibu juga harus mempersiapkan asupan nutrisi untuk anak yang ingin berolahraga. Pastikan energi anak terlengkapi agar anak dapat berolahraga dengan optimal. Untuk tambahan energi anak saat ia berolahraga, berikan MILO Activ-Go. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Susu MILO juga mengandung Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Selain fisik, Ibu juga harus mengamati dan merangsang perkembangan karakter anak, lho. Tentunya, ini bukan perkara yang mudah. Ibu harus mengenal kepribadian unik anak yang berbeda-beda. Tahukah Ibu, aspek perkembangan anak juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan usianya.

Tentunya, perkembangan anak usia 8 tahun berbeda dengan 2 tahun. Selain itu, kondisi kesehatan anak juga memengaruhi pembentukan karakter di masa depan. 

Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa Ibu lakukan untuk mendukung perkembangan karakter anak agar ia memiliki karakter yang kuat, positif, dan percaya diri di masa depan.

 

Tips Perkembangan Karakter Anak

Anak 8 tahun biasanya sudah memiliki banyak perkembangan karakter. Ibu bisa melihatnya dari bagaimana ia berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, bisa pula dilihat dari cara ia mengatasi sebuah permasalahan sederhana.

Dari situlah, macam-macam karakter anak dapat terlihat. Nah, supaya perkembangan karakter anak lancar dan positif, ikuti beberapa tips ini. 

 

1. Biarkan Anak Bermain

Usia 8 tahun menjadi momen yang tepat anak untuk bermain dengan teman sebayanya. Mungkin, cara ia bermain belum teratur atau cenderung kisruh. Namun, sebenarnya kegiatan ini tetap mendatangkan banyak keuntungan untuk perkembangan karakter anak. 

Tanpa disadari, dari bermain, anak akan mempelajari sejumlah nilai sosial. Misalnya, konsep berbagi, saling peduli, menjadi penyemangat, dan belajar bertahan. Jadi, biarkan anak melakukan permainan benteng, tarik tambang, gerobak sodor, hingga ular tangga. Dari situlah anak bisa memperoleh nilai sosial yang akan mendukung perkembangan karakternya.

 

2. Ajak Masuk Tim Olahraga

Tahukah Ibu, mengajak anak masuk sebuah tim olahraga baik untuk perkembangan karakter anak? Bukan sekadar membangun kekuatan fisik, masuk ke tim olahraga akan memberikan pengalaman menarik bagi kehidupanya. Di sini, ia akan memahami rasanya menang maupun kalah.

Ketika ia menang, ia dilatih untuk tidak berhenti mengembangkan kemampuannya. Ketika kalah, ia pun diajak untuk tidak mudah menyerah dan belajar untuk memperbaiki diri. 

Selain itu, berada di tim olahraga, anak pun belajar konsep kerja sama atau team work yang baik. Terbiasa dengan lingkungan semacam ini akan mendukung perkembangan karakter anak ke arah yang positif. 

 

3. Dorong Rasa Tanggung Jawab

Beri anak kepercayaan. Jangan selalu membantunya ketika anak mengalami kesulitan. Berikan ia waktu untuk mengatasinya sendiri. Ibu hanya bertindak sebagai pengawas saja dan mengamatinya. Dengan demikian, kepercayaan diri anak akan meningkat. 

Ibu juga bisa memberikan sebuah tugas kepada anak yang bisa berkembang menjadi kebiasaan positif. Misalnya, meminta ia membereskan kamarnya setiap hari sebelum tidur dan setelah bangun pagi. Ingatkan pula ketika ia mulai lupa. Kebiasaan semacam ini akan merangsang terbentuknya karakter anak yang bertanggung jawab lho, Bu.

 

4. Ajari untuk Sportif

Ketika melakukan olahraga tim, tegur anak secara halus ketika ia melakukan kesalahan dalam menjalankan peraturan permainan. Hal ini akan membuat anak menjunjung nilai kejujuran dan membuat ia menghormati orang lain.

Ajari pula anak untuk menerima kekalahan dan menerima kemenangan dari lawannya. Kebiasaan sportif dapat membuat perkembangan karakter anak lebih baik lagi. 

 

5. Perkenalkan dengan Konsep Kerja Sama

Dalam menjalankan olahraga tim, tunjukkan bahwa anak dapat bekerja sama bersama Ibu untuk mencapai kemenangan. Ini akan mendorong anak mengenal cara bekerja sama dengan baik.

Konsep kerja sama ini juga dapat menghindarkan anak dari sikap tak peduli, egois, dan mau menang sendiri. Ia akan mengerti bahwa bekerja sendiri dalam satu tim hanya akan berakhir dengan kegagalan.

Bantu perkembangan karakter anak dengan melengkapi kebutuhan energi untuk menjalankan aktivitasnya. Agar terpenuhi, Ibu bisa memberikannya minuman dengan kandungan susu, seperti MILO 3in1. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, coklat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Susu MILO juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Pernahkah Ibu mendengar pertanyaan soal bolehkah olahraga saat puasa? Tentunya, ini juga membuat Ibu bertanya-tanya. Amankah anak berolahraga saat puasa? Sebenarnya, tidak ada larangan untuk melakukannya. Namun, tentu ada beberapa tips olahraga saat puasa yang perlu diketahui. Jangan sampai malah jadi merusak kesehatan. 

Olahraga dapat membawa pengaruh positif pada tubuh, antara lain untuk menjaga tubuh tetap sehat. Namun, penting juga untuk memperhatikan waktu dan jenis olahraga yang dilakukan agar tidak memberatkan ibadah puasa. Bagaimana cara menjalankan olahraga yang baik saat sedang berpuasa? Berikut ini beberapa tips olahraga saat puasa yang bisa diikuti Ibu dan anak.

 

1. Perhatikan Waktu Olahraga

Ibu dan anak biasa melakukan olahraga ketika pagi hari? Sebaiknya, hal itu dihindari ketika berpuasa. Ini karena dikhawatirkan anak akan mengalami dehidrasi mengingat tidak boleh mengonsumsi minuman dan makanan. Sedangkan, tubuh akan mengeluarkan banyak cairan saat berolahraga. 

Waktu yang tepat untuk melakukan olahraga saat puasa adalah setelah waktu berbuka. Hal ini karena energi tubuh anak sudah terpenuhi saat berbuka. Bisa juga anak melakukan olahraga ringan menjelang buka puasa. Misalnya, sekitar jam 5 sore. Ini supaya saat selesai aktivitas, anak bisa langsung minum karena sudah waktu berbuka.

Baca Juga : 4 Inspirasi Olahraga di Rumah untuk Anak Saat Puasa

 

2. Jenis Olahraga yang Dipilih

Ibu juga harus membatasi jenis olahraga yang dipilih anak selama bulan puasa. Usahakan pilih olahraga yang memiliki intensitas ringan ke sedang. Misalnya, berjalan kaki, joging, atau pun bersepeda. Anak tidak disarankan untuk melakukan olahraga intensitas tinggi supaya tubuh tidak lelah dan mengurangi risiko dehidrasi.

 

3. Perhatikan Asupan Makanan

Cara olahraga pada saat puasa lainnya adalah memerhatikan asupan makanan yang dikonsumsi anak ketika sahur dan juga berbuka. Usahakan Ibu memberikan makanan sesuai kebutuhan kalori dan nutrisi yang sama dalam kondisi tidak berpuasa. Selain itu, pastikan menu makanan tetap mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang diperlukan tubuh.

 

4. Banyak Minum

Tips olahraga saat puasa lainnya adalah jangan lupa untuk banyak minum. Bayangkan, kalau anak seharian tidak mengonsumsi minuman dan makanan sepanjang hari. Lalu, ia melakukan aktivitas fisik yang mengeluarkan cairan. Pastinya, bahaya dehidrasi di depan mata. Itu sebabnya, anak mesti banyak minum supaya tubuh terhidrasi kembali. Ada baiknya, olahraga dilakukan setelah berbuka puasa tiba. Sehingga anak lebih leluasa minum. 

Baca Juga : Yuk, Bikin Es Kepal MILO yang Lebih Sehat untuk Buka Puasa

 

5. Istirahat Cukup

Ketika bulan puasa tiba, waktu tidur anak akan berkurang. Ia akan bangun lebih pagi dan tidur lebih malam. Rutinitas ini bagi sebagian anak membuat badan menjadi lemah dan cepat lelah. Bayangkan, dengan kondisi tersebut harus melakukan olahraga. Bisa-bisa daya tahan tubuh jadi berkurang. 

Untuk itu, jangan lupa meminta anak untuk tidur di siang hari ketika berpuasa. Ini supaya waktu normal tidur 10 jam bisa terpenuhi sehingga energi mereka dapat kembali. 

Satu lagi tips olahraga saat puasa yang perlu Ibu lakukan. Untuk tambahan energi anak saat ia beraktivitas dan berolahraga, Ibu bisa memberikan MILO Activ-Go. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Susu MILO juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Untuk mengalihkan anak dari rasa lapar selama berpuasa, biasanya Ibu mengajaknya melakukan kegiatan selama bulan Ramadhan yang baru, lho. Misalnya, dengan melakukan ngabuburit bersama di sore hari atau memulai permainan baru. Tentunya, ini sangat membantu anak-anak yang baru saja belajar berpuasa. Biasanya, mereka akan mengalami kesulitan menahan rasa haus dan lapar. 

Nah, uniknya kegiatan selama bulan Ramadhan ini bisa Ibu terapkan lagi pada anak setelah Lebaran, lho. Bahkan, bisa menjadi rutinitas baru yang menyenangkan untuk anak. Ibu bisa mengikuti contoh kegiatan Ramadhan untuk anak SD berikut ini. Siapa tahu ada yang bisa Ibu terapkan kepada anak.

 

1. Bermain Board Game

Ibu menginginkan permainan yang tidak menguras banyak tenaga anak, tetapi tetap seru dan menyenangkan. Salah satu yang menjadi pilihan Ibu adalah board games. Ibu bisa mengajak anak bermain catur, halma, monopoli, hingga Uno. Walau tidak banyak aktivitas fisik, permainan ini juga bisa memacu adrenalin. 

Tentunya, hal ini karena bisa memunculkan rasa kompetitif dalam anak. Selain itu, kegiatan selama bulan Ramadhan yang satu ini juga mengasah kemampuan kognitif anak. Karakter anak pun juga bisa dibentuk di sini. Ternyata, banyak sekali keunggulan dari main board game, ya. 

Baca Juga : 4 Inspirasi Olahraga di Rumah untuk Anak Saat Puasa

 

2. Menjalani Hobi Baru

Tentunya, Ibu tak ingin anak berkutat pada gadget-nya saja selama menunggu waktu berbuka puasa. Biasanya, Ibu akan explore hobi anak yang selama ini belum dicoba. Misalnya, mengajaknya ikut les lukis, mencoba membuat kerajinan tangan bersama, atau menuliskan sebuah cerita.  

Hal ini membuat anak menekuni hobi tersebut sehingga lupa waktu. Tanpa terasa waktu berbuka pun tiba. Kegiatan ini bagus sekali dilakukan setelah Lebaran usai. Setidaknya dengan aktivitas ini, waktu screen time anak akan berkurang jauh. 

 

3. Jalan-Jalan Sore

Kegiatan selama bulan Ramadhan ini biasa disebut dengan ngabuburit atau jalan-jalan sore. Biasanya, Ibu dan anak akan mencari takjil dengan berkeliling sekitar lingkungan rumah. Bisa dengan menggunakan kendaraan bermotor, sepeda, ataupun berjalan kaki. 

Ibu bisa melanjutkan kegiatan ini setelah bulan puasa pun berakhir, lho. Tanpa disadari kebiasaan jalan-jalan sore ini dapat mempererat bonding dengan anak. Selain itu, anak juga bisa eksplorasi lingkungan di sekitarnya. 

 

4. Olahraga Sore

Siapa bilang saat bulan Ramadhan, lebih baik jangan melakukan olahraga. Perlu Ibu ketahui kalau olahraga justru sangat mungkin dilakukan. Namun catatannya, tidak direkomendasikan melakukan olahraga berat supaya anak tidak mengalami dehidrasi. Lalu apa saja jenis olahraganya? 

Ibu bisa mengajak anak menonton video kebugaran yang ada di kanal YouTube. Bisa juga meminta anak mencontoh video dance yang sedang viral di TikTok. Rutinitas yang dilakukan sore ini bisa meningkatkan daya tahan tubuh, Iho. Pastinya, membuat mood anak lebih ceria dan menyenangkan.

 

5. Yoga dan Meditasi

Yoga dan meditasi dapat membuat anak tidak rewel dan lebih tenang, lho. Kegiatan ini juga membantu motorik anak supaya bisa lebih seimbang dan berkoordinasi dengan baik. Ibu bisa mengajaknya melihat video tutorial yoga di YouTube atau sengaja mengikuti kelas berdua dengan anak. Pastikan, Ibu memilih gerakan yang sederhana supaya anak tak sulit untuk melakukannya. 

Pastikan anak tetap sehat untuk melakukan beberapa kegiatan selama Ramadhan  lagi. Lengkapi kebutuhan nutrisi anak dengan memberikan MILO UHT setiap hari. Minuman kotak berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Susu MILO juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Ibu ingin mengajak anak berolahraga? Jangan lupa siapkan fisik anak dulu dengan melakukan pemanasan. Bagian dari olahraga ini sangat penting dan tidak boleh terlewat. Manfaat pemanasan juga banyak sekali untuk anak yang mau berolahraga. Sebelum mengetahui fungsi pemanasan sebelum olahraga, ada baiknya Ibu mengetahui apa tujuan dari pemanasan?

Tujuan pemanasan adalah membantu tubuh untuk lebih siap lagi menjalani olahraga. Termasuk mengurangi potensi cedera ketika melakukan aktivitas fisik tersebut. Ketika melakukannya dengan tepat, otot menjadi lebih lentur serta kuat. Tentunya, ini membuat anak lebih lancar berolahraga.

Untuk mendapatkan manfaat pemanasan, Ibu tak boleh asal melakukannya, lho. Salah-salah, otot tidak siap untuk berolahraga dan menimbulkan cedera. Tentunya, hal ini tidak diinginkan terjadi.

Gerakan pemanasan dan manfaatnya ini sangat penting dilakukan. Namun, Ibu harus tahu beberapa hal berikut yang bisa membuat manfaat pemanasan sulit dirasakan anak. Coba cek daftarnya, ya!

 

1. Melakukan Gerakan Terlalu Lama

Mendapatkan manfaat pemanasan, bukan berarti anak melakukan satu gerakan secara berulang dalam waktu yang lama, lho. Ibu harus tahu kalau satu gerakan stretching hanya memakan waktu singkat sekitar 10 detik. Hindari melakukannya lebih dari 20-30 detik. Hal ini hanya akan membuat otot beristirahat seperti saat pendinginan.

Tentunya, ini membuat otot menjadi kurang siap untuk melakukan olahraga yang lebih berat. Bila otot tidak siap, anak rentan mengalami cedera. Bahkan, anak bisa lebih cepat lelah.

Baca Juga : 6 Manfaat Melakukan Pemanasan Sebelum Berolahraga

 

2. Langsung Menggunakan Beban Tubuh

Tahukah Ibu kalau dalam pemanasan tidak boleh memaksa otot meregang. Jika Ibu melihat ada orang yang langsung melakukan push up atau sit up saat pemanasan, sebaiknya tidak ditiru. Biarkan otot-otot di tubuh merenggang dengan sendirinya.

Ketimbang melakukan gerakan yang menggunakan beban tubuh, sebaiknya lakukan gerakan yang lebih sederhana. Misalnya, gerakan kepala ke kiri dan kanan atau gerakan bahu ke depan dan ke belakang. Jenis stretching tersebut membuat otot-otot mudah beradaptasi dan lebih siap untuk berolahraga sebenarnya.

 

3. Meloncat ketika Awal Pemanasan

Sebenarnya, gerakan meloncat ada dalam set pemanasan. Namun, aktivitas ini tidak dilakukan ketika anak memulai stretching. Ingat Ibu, untuk mendapatkan manfaat pemanasan yang maksimal, harus sabar dan tentunya secara bertahap.

Sebaiknya, Ibu dan anak bisa memulai gerakan yang fokus terhadap meregangkan otot tubuh terlebih dulu. Mulai dari ujung kepala hingga kaki. Setelah otot-otot lebih siap baru mulai gerakan meloncat, seperti jumping jacks atau skipping. Ada baiknya untuk anak yang punya kelebihan berat badan hal ini tidak disarankan dilakukan untuk menghindari cedera.

Baca Juga : 5 Gerakan Pemanasan Lari untuk Cegah Cedera

 

4. Gunakan Latihan Kardio Sebagai Pemanasan

Pernahkah Ibu melihat orang lain melakukan lari, bersepeda, jalan cepat, atau berenang sebagai pemanasan sebelum berolahraga? Ternyata, hal tersebut tidak disarankan, lho. Apalagi kalau anak dan Ibu belum melakukan peregangan otot. Bahkan, bisa membahayakan tubuh.

Risiko mendapatkan cedera bisa lebih tinggi lagi kalau dipaksakan. Ada baiknya Ibu dan anak melakukan pemanasan secara bertahap dan jangan terburu-buru.

 

Itu tadi hal-hal yang perlu dihindari saat akan melakukan pemanasan sebelum berolahraga. Untuk membuat anak lebih berenergi dan bersemangat, Ibu juga bisa memberikan MILO Activ-Go sebelum dan sesudah berolahraga.

Minuman coklat favorit anak ini mengandung susu, bubuk kakao, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Minuman berenergi ini juga mengandung Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Bagaimana, Ibu sudah siap mengajak anak untuk berolahraga? Ingat, untuk mendapatkan manfaat pemanasan yang tepat, harus lakukan gerakan secara bertahap dan bersabar. Yuk, ajak anak berolahraga!

Lari bukan sekadar olahraga yang mudah dan murah tapi juga bermanfaat untuk kesehatan anak. Bahkan, bisa dibilang manfaat lari pagi juga sangat besar untuk perkembangan dan pertumbuhan anak. 

Ya, bukan cuma asupan nutrisi anak yang harus diperhatikan Ibu untuk mendukung tumbuh kembang anak. Kebiasaan berolahraga ternyata juga penting supaya sejumlah makanan bergizi yang sudah dikonsumsi anak bisa terserap dengan optimal. 

Nah, lari atau jogging bisa menjadi pilihan olahraga yang mudah dan cocok dilakukan pada pagi hari.

Manfaat Lari Pagi untuk Kognitif Anak

Pasti yang Ibu ketahui manfaat lari pagi adalah memperkuat fisik anak. Ternyata, tak cuma untuk kesehatan tubuh anak, lho. Lari di pagi hari juga dapat berhubungan dengan kecerdasan anak. Bahkan, bila rutin dilakukan, dapat meningkatkan performa akademis anak.

Penasaran, apa saja manfaat lari pagi untuk kesehatan anak? Berikut ini beberapa yang bisa Ibu ketahui.

1. Meningkatkan IQ Anak

Umumnya, tujuan jogging adalah untuk mendapatkan kebugaran tubuh dan memperkuat otot serta tulang. Namun, sebenarnya lari pagi secara rutin juga dapat meningkatkan fungsi kognitif dan juga IQ anak.

Dalam penelitian Panuwun Joko Nurcahyo yang diterbitkan di Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga pada tahun 2021, ditemukan adanya korelasi kesehatan fisik dan juga kecerdasan kognitif seseorang. Penelitian tersebut mengetes kondisi para pemain sepak bola yang masih aktif berlatih dan tidak.

Ditemukan bahwa pemain bola yang masih aktif berolahraga setiap hari, seperti lari dan latihan fisik lainnya, memiliki nilai IQ yang lebih tinggi dibanding yang tidak rutin melakukannya. Lari juga membuat detak jantung meningkat dan tubuh berkeringat. Hal ini dapat meningkatkan ukuran hipokampus, bagian otak yang bertanggung jawab untuk memori dan pembelajaran.

2. Menjaga Kesehatan Mental

Siapa sangka kalau manfaat lari pagi lainnya adalah baik untuk kesehatan mental anak. Stres tak hanya dialami orang dewasa, anak-anak pun bisa mengalaminya. Bila stres tersebut dibiarkan, dapat mempengaruhi kesehatan mental anak. Tentunya, Ibu tak ingin itu terjadi, kan? 

Untungnya, aktivitas fisik bisa menstimulasi banyak zat kimia di otak yang dapat membuat anak merasa lebih bahagia, lebih rileks, dan mengurangi rasa cemas. Manfaat lari juga dapat mengurangi kecemasan dan depresi, sekaligus membantu mengatasi gejalanya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa lari jika dilakukan secara rutin memiliki efek yang sama seperti pengobatan dalam meredakan gejala kecemasan dan depresi.

Perlu Ibu ketahui tubuh manusia akan mengeluarkan atau memproduksi endocannabinoids setelah selesai jogging. Ini merupakan senyawa kimia yang akan memenuhi aliran darah yang akan mengalir hingga ke otak. Nah, senyawa ini dapat memberikan perasaan menenangkan dan rileks dalam waktu yang cepat.

Kalau Ibu pernah merasakan keinginan untuk duduk sambil menghela napas setelah lari, kira-kira itulah yang dilakukan endocannabinoids. Dalam sekejap, Ibu akan melupakan segala masalah dan merasa rileks untuk mengistirahatkan diri. Bayangkan bila anak juga merasakan hal tersebut. Pastinya, anak akan lebih tenang menghadapi masalahnya.

Jika kesehatan mental dan mood anak terjaga, tentunya ia akan lebih bisa berkonsentrasi menerima pelajaran di sekolah. Inilah yang membuat performa kognitif alias kecerdasan akademis anak meningkat.

3. Membuat Perasan Anak Senang

Manfaat lari pagi lainnya adalah dapat membuat anak merasa senang. Bagaimana tidak? Aktivitas ini membuat anak bisa bermain keluar rumah, melihat-lihat lingkungan sekitar, bahkan bersosialisasi dengan orang lain. Tanpa disadari, kegiatan ini meningkatkan produksi hormon endorfin. Hormon yang berperan untuk memberikan rasa bahagia atau senang di otak anak. 

Endorfin juga termasuk bahan kimia yang membuat anak merasa lebih baik karena dapat membuat anak merasa lebih baik dan membuat mereka memiliki pola pikir yang positif. Hanya lari selama 30 menit saja sudah bisa meningkatkan suasana hati. 

Tentunya, bila rutin dilakukan, anak akan jauh dari murung dan mudah marah. Ibu akan mendapatkan anak yang selalu tersenyum bahagia. Jangan lupa Ibu juga harus memperhatikan cara melakukan jogging yang tepat untuk mencegah terjadinya cedera.

4. Membangun Kepercayaan Diri

Ibu pastinya menginginkan anak punya kepribadian yang tangguh dan percaya diri, kan, terutama ketika sudah memasuki masa-masa sekolah. Nah, kepribadian tersebut sebenarnya bisa dipupuk atau dibangun dengan rutinitas sehari-hari. Salah satunya dengan lari pagi.

Ketika anak sudah lari pagi secara rutin, pastinya dia semakin merasa tertantang untuk melakukan hal baru. Misalnya, menambah jarak atau justru semakin mempercepat durasi lari dalam satu putaran. Secara tidak langsung, aktivitas ini mengajak anak untuk lebih bersemangat menghadapi tantangan dan juga mencari cara untuk menuntaskannya.

Kebiasaan ini pun terbawa saat anak belajar di sekolah. Ketika gurunya memberikan soal-soal sulit, dengan percaya diri anak berani mengerjakannya. Ia pun akan mencari cara untuk mengetahui jawaban yang tepat. Anak juga tidak malu kalau jawabannya belum tepat. Dia justru akan bertanya kepada gurunya. Dengan demikian kepribadian yang percaya diri dan tangguh dapat didapatkan anak.

5. Meningkatkan Kualitas Tidur

Lari di pagi hari membantu mengoptimalkan perubahan tekanan darah dan menghasilkan peningkatan pola tidur secara keseluruhan. Olahraga aerobik ini membantu meningkatkan jumlah tidur gelombang lambat yang didapatkan anak. 

Tidur gelombang lambat berperan penting dalam kualitas tidur, dimana membuat otak dan tubuh memiliki kesempatan untuk melakukan peremajaan. Olahraga juga dapat membantu menstabilkan suasana hati dan mengurangi tekanan pikiran, sebuah proses kognitif yang penting untuk transisi tidur secara alami. Nah, hal inilah yang membuat tidur lebih nyenyak.

Tidur adalah bagian yang sangat penting dari kesehatan mental dan fisik anak Anda karena memungkinkan pikiran dan tubuh anak Anda beristirahat dan pulih. Ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu anak atau remaja Anda mendapatkan kualitas tidur yang baik sesering mungkin.

6. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Olahraga, termasuk lari pagi, membantu mengeluarkan bakteri dari paru-paru dan saluran udara. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan Anak terkena pilek, flu, atau penyakit lainnya. Olahraga ini juga mengubah regulasi kekebalan tubuh dengan mempengaruhi sel dan meningkatkan efek anti inflamasi yang memperkuat sistem imun. Dengan begitu, Si Kecil tidak akan mudah jatuh sakit.

Selain itu, lari membuat tidur lebih nyenyak. Tidur nyenyak dalam jumlah yang cukup memungkinkan pertahanan kekebalan tubuh seimbang yang menampilkan kekebalan bawaan dan adaptif yang kuat, respons efisien terhadap vaksin, dan reaksi alergi yang tidak terlalu parah. Ketika kurang tidur, fungsi kekebalan tubuh anak bisa terganggu sehingga mereka rentan sakit. Dengan sistem imun yang baik, perkembangan kognitif anak juga akan lebih baik.

7. Menurunkan Tekanan Darah

Serupa dengan orang dewasa, tekanan darah tinggi pada anak-anak juga bisa terjadi karena gaya hidup yang buruk, termasuk kurangnya olahraga. Karena itu, Ibu bisa mengajak Si Kecil untuk melakukan lari pagi secara rutin.

Lari pagi secara rutin sangat membantu menurunkan tekanan darah karena membantu memompa lebih banyak oksigen ke dalam tubuh, sekaligus memperkuat jantung. Ketika kita meningkatkan jumlah oksigen dalam tubuh, hal ini mengurangi kekakuan di dalam pembuluh darah, sehingga darah mengalir lebih bebas melalui pembuluh darah tersebut.

Penelitian membuktikan bahwa tekanan darah yang tinggi maupun rendah dapat berpengaruh pada defisit kognitif di usia anak yang lebih matang.

8. Memperkuat Tulang

Salah satu manfaat lari pagi yang tak kalah penting untuk anak adalah memperkuat tulang. Tulang adalah jaringan hidup yang membutuhkan tekanan mekanis untuk mempertahankan kekuatannya. Nah, olahraga lari membantu memberikan tekanan mekanis namun menghasilkan dampak yang rendah sehingga Anda tidak akan mengalami kelelahan saat melakukannya.

Saat anak berolahraga, otot-otot yang bekerja untuk membuat mereka terus bergerak dan tulang pun tertarik sehingga mengalami stres, Stres inilah yang berdampak langsung pada peningkatan kepadatan tulang. 

Mungkin Ibu bertanya apa hubungan antara kekuatan tulang dengan fungsi kognitif. Ternyata, beberapa penelitian menemukan bahwa ada asosiasi dari kerapuhan tulang dengan gangguan kognitif.

9. Menurunkan Berat Badan

Anak yang gemuk mungkin terlihat menggemaskan. Namun, hal itu bisa memicu masalah kesehatan, loh, Bu. Sama dengan orang dewasa, obesitas pada anak-anak bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi yang merupakan faktor risiko penyakit jantung. Anak yang obesitas juga rentan mengalami diabetes tipe 2 serta masalah pernapasan, seperti asma dan sleep apnea.

Selain menyebabkan masalah fisik, obesitas pada anak juga bisa memicu masalah psikologis seperti kecemasan dan depresi, masalah sosial seperti intimidasi dan stigma.  

Untuk mengatasi masalah tersebut, olahraga lari bisa menjadi solusi. Lari mampu membakar kalori hingga 671 kalori dalam 30 menit jika kondisinya terpenuhi. Jika dilakukan rutin, hal ini akan membantu tubuh mengalami defisit kalori yang memicu penurunan berat badan.

10. Memperkuat Pertumbuhan Tulang

Saat lari, kaki harus menahan beban tubuh. Hentakan kaki ke tanah akan memberi tekanan pada sistem rangka yang pada gilirannya meningkatkan kepadatan mineral tulang. Kepadatan mineral tulang yang lebih tinggi akan memperkuat tulang. Hal ini mengurangi risiko osteoporosis, jatuh, dan patah tulang di kemudian hari. 

Pertumbuhan tulang akan membuat postur tubuh anak juga baik. Tahukah Ibu, ternyata postur tubuh pendek memiliki hubungan dengan gangguan fungsi kognitif saat usia lanjut.

Optimalkan Manfaat Lari Pagi dengan Segelas MILO Activ-Go

Namun, tumbuh kembang anak aktif berbeda setiap tahunnya. Perkembangan fisik, kognitif, dan karakter anak terjadi bertahap pada kurun usia 5-15 tahun, yang dikenal sebagai periode tumbuh aktif. Untuk itu, Ibu perlu menyediakan asupan nutrisi yang tepat untuk mengoptimalkan perkembangan karakter, kognitif, juga tubuhnya. Salah satunya dengan memberikan MILO Activ-Go untuk melengkapi nutrisi sesudah olahraga agar mendapatkan manfaat lari pagi secara optimal oleh anak.

MILO Activ-Go dengan susu, coklat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. MILO Activ-Go juga mengandung Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif. 

Nah, itu dia manfaat lari pagi yang bisa dirasakan si kecil jika dilakukan secara rutin. Ibu juga dapat mencari tahu seputar pentingnya nutrisi dan energi dalam periode tumbuh aktif anak di sini.


Source:

 

  1. WebMD - How Does Running Improve Your Health? Dari https://www.webmd.com/fitness-exercise/health-benefits-running. Diakses 3 Oktober 2023
  2. Mayo Clinic - Exercise: 7 benefits of regular physical activity. Dari https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/fitness/in-depth/exercise/art-20048389. Diakses 3 Oktober 2023
  3. WebMD - Mental Health Benefits of Running. Dari https://www.webmd.com/fitness-exercise/how-running-affects-mental-health. Diakses 3 Oktober 2023
  4. Cleveland Clinic - Endorphins: What They Are and How to Boost Them. Dari https://my.clevelandclinic.org/health/body/23040-endorphins. Diakses 3 Oktober 2023
  5. UPMC - 3 Incredible Ways Running Can Improve Your Mood. Dari https://share.upmc.com/2017/04/mental-health-benefits-running/. Diakses 3 Oktober 2023
  6. Fairbrother, K., Cartner, B., Alley, J. R., Curry, C. D., Dickinson, D. L., Morris, D. M., & Collier, S. R. (2014). Effects of exercise timing on sleep architecture and nocturnal blood pressure in prehypertensives. Vascular health and risk management, 10, 691–698. https://doi.org/10.2147/VHRM.S73688
  7. Johns Hopkins Medicine - Exercising for Better Sleep. Dari https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/exercising-for-better-sleep. Diakses 3 Oktober 2023  
  8. About Kids Health - Sleep: Benefits and recommended amounts for children. Dari https://www.aboutkidshealth.ca/article?contentid=645&language=english. Diakses 3 Oktober 2023
  9. MedlinePlus Medical Encyclopedia - Exercise and immunity. Dari https://medlineplus.gov/ency/article/007165.htm. Diakses 3 Oktober 2023
  10. Columbia University Irving Medical Center - What You Really Need to Do to Boost Your Immunity. Dari https://www.cuimc.columbia.edu/news/what-you-really-need-do-boost-your-immunity. Diakses 3 Oktober 2023
  11. Sleep Foundation - Sleep & Immunity: Can a Lack of Sleep Make You Sick? Dari https://www.sleepfoundation.org/physical-health/how-sleep-affects-immunity. Diakses 3 Oktober 2023  
  12. Marin, I., & Kipnis, J. (2013). Learning and memory ... and the immune system. Learning & memory (Cold Spring Harbor, N.Y.), 20(10), 601–606. https://doi.org/10.1101/lm.028357.112
  13. Mayo Clinic - High blood pressure in children - Symptoms & causes. Dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure-in-children/symptoms-causes/syc-20373440. Diakses 3 Oktober 2023
  14. Kent Cardio - Does running lower your blood pressure? Dari https://kentcardio.com/does-running-lower-your-blood-pressure/. Diakses 3 Oktober 2023
  15. Forte, G., De Pascalis, V., Favieri, F., & Casagrande, M. (2019). Effects of Blood Pressure on Cognitive Performance: A Systematic Review. Journal of clinical medicine, 9(1), 34. https://doi.org/10.3390/jcm9010034
  16. Boudenot, A., Achiou, Z., & Portier, H. (2015). Does running strengthen bone?. Applied physiology, nutrition, and metabolism = Physiologie appliquee, nutrition et metabolisme, 40(12), 1309–1312. https://doi.org/10.1139/apnm-2015-0265
  17. London Bridge Orthopaedics - How Does Running Improve Bone Density? Dari https://www.londonbridgeorthopaedics.co.uk/running-and-your-bone-density/. Diakses 3 Oktober 2023
  18. Zhang, P., Zhou, Y., Chen, G. et al. Potential association of bone mineral density loss with cognitive impairment and central and peripheral amyloid-β changes: a cross-sectional study. BMC Musculoskelet Disord 23, 626 (2022). https://doi.org/10.1186/s12891-022-05580-7
  19. CDC - Consequences of Obesity | Overweight & Obesity. Dari https://www.cdc.gov/obesity/basics/consequences.html. Diakses 3 Oktober 2023
  20. WebMD - What to Know About Running to Lose Weight. Dari https://www.webmd.com/fitness-exercise/running-to-lose-weight. Diakses 3 Oktober 2023
  21. Nemours KidsHealth - 3 Ways to Build Strong Bones (for Parents). Dari https://kidshealth.org/en/parents/strong-bones.html. Diakses 3 Oktober 2023
  22. Stewart, R., Hardy, R., & Richards, M. (2015). Associations between skeletal growth in childhood and cognitive function in mid-life in a 53-year prospective birth cohort study. PloS one, 10(4), e0124163. https://doi.org/10.1371/journal.pone.012416