Anak sudah mulai masuk sekolah, nih! Aktivitas jadi semakin padat sehingga menuntut energi yang lebih besar juga. Itu sebabnya, Ibu perlu menyiapkan makanan penambah energi bagi anak, yang bukan saja enak tapi juga sehat!
Yang perlu Ibu tahu, asupan energi anak memang penting dipenuhi setiap hari agar mereka tidak merasa lemas di tengah aktivitas. Asupan energi ini bisa didapatkan dari beragam jenis makanan, salah satunya dari buah-buahan.
Yuk simak, buah-buahan anti-lemas yang bisa menjadi makanan penambah energi untuk anak di bawah ini!
1. Pisang
Pisang adalah salah satu camilan penambah energi yang sehat dan praktis. Buah tropis tersebut punya kandungan gula alami yang baik. Mengonsumsinya dapat membuat tubuh lekas merasa berenergi.
Selain itu, buah pisang juga kaya akan serat yang dapat membantu memperlambat pencernaan gula.
Baca Juga : 5 Bahan Makanan Penambah Daya Ingat dan Kecerdasan untuk Anak
2. Alpukat
Alpukat—yang bernama ilmiah Persea americana—adalah buah berdaging lembut yang cocok makanan penambah energi dan stamina.
Dalam sebuah studi di Critical Reviews in Food Science and Nutrition, alpukat mengandung nutrisi, protein, dan serat yang dapat membantu mempertahankan tingkat energi sepanjang hari.
Jangan lupa juga, alpukat punya lemak baik yang dapat meningkatkan tingkat energi! Nah, membekali anak buah alpukat ide yang bagus, bukan?
3. Apel
Makanan penambah energi berikutnya adalah apel. Buah ini diperkaya dengan serat dan sederet nutrisi penting.
Kandungan gula di dalam apel memang tak terlalu tinggi. Namun, buah ini punya kandungan serat pektin yang bekerja mengatur penyerapan gula dalam darah. Selain itu, serat pektin tergolong karbohidrat kompleks yang baik sebagai sumber energi.
Selain itu, sebuah studi di Horticulture Research menyebut kalau apel mengandung flavonoid, antioksidan yang bisa membantu melawan stres oksidatif dan peradangan di dalam tubuh.
4. Stroberi
Stroberi atau Fragaria ananassa adalah buah yang punya banyak penggemar. Meski rasanya masam, stroberi punya 4,9 gram kandungan gula (per 100 gram) di dalamnya.
Sebagai sumber vitamin C dan asam folat, stroberi juga punya kandungan fenol yaitu antioksidan yang bisa membantu tubuh menciptakan energi pada tingkat sel.
Baca Juga : Anak Kecapekan? Berikan Makanan & Minuman Ini untuk Kembalikan Energinya
5. Jeruk
Makanan sumber energi selanjutnya adalah buah jeruk. Siapa yang tidak kenal buah asam-manis yang satu ini, ya?
Jeruk terkenal dengan kandungan vitamin C-nya yang tinggi. Diketahui, vitamin C amat baik untuk mengurangi stres oksidatif di tubuh sekaligus mencegah kelelahan.
Sebuah studi yang dimual dalam jurnal Antioxidants, murid laki-laki yang punya tingkat vitamin C yang tinggi di tubuh punya mood yang lebih baik. Mereka juga cenderung punya level kebingungan, kemarahan, atau depresi yang lebih rendah.
Selain melalui buah-buahan di atas, booster energi dan stamina anak juga bisa dilakukan melalui susu MILO 3in1. Minuman coklat berenergi ini memiliki kandungan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Susu MILO juga mengandung vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta kalsium, fosfor, dan zat besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.
Yuk, kita bekali aktivitas anak dengan makanan penambah energi [HNS8] di atas. Jangan sampai anak lemas, tidak bersemangat, apalagi sakit ya, Bu! Selamat mencoba!
Musim pancaroba bisa menjadi saat yang krusial bagi anak. Hal ini karena anak bisa saja terpapar penyakit yang berasal dari virus, bakteri, ataupun radikal bebas. Untuk itu, ibu memerlukan susu yang mengandung Vitamin D? Kira-kira mengapa demikian, ya?
Sebenarnya, Vitamin D untuk apa? Salah satu nutrisi penguat daya tahan tubuh atau imunitas adalah Vitamin D. Jenis Vitamin ini larut dalam lemak dan dapat menyerap juga mempertahankan Kalsium serta Fosfor. Biasanya, Vitamin jenis ini bisa didapatkan dari sinar matahari. Namun ketika musim penghujan, Ibu bisa mendapatkannya dari asupan makanan. Salah satunya susu yang mengandung Vitamin D.
Manfaat Vitamin D lainnya adalah untuk memperkuat otot dan tulang. Lalu, nutrisi ini juga mempermudah penyerapan Kalsium. Tentunya Kalsium diperlukan untuk memperlancar peredaran darah. Bila asupan nutrisi jenis tersebut dari makanan anak tidak cukup, Ibu harus menyediakan pelengkapnya seperti susu yang mengandung Vitamin D.
Perlu Ibu ketahui, kebutuhan Vitamin D anak-anak hingga orang dewasa berusia 50 tahun adalah 600 UI setiap harinya. Ibu tak bisa mengandalkan sinar matahari saja untuk mencapai kebutuhan tersebut. Harus ada makanan tambahan lainnya. Selain susu, lalu apa saja sumber Vitamin D lainnya? Berikut ini daftar bahan makanannya.
Baca Juga : Manfaat Susu Coklat yang Mengandung Vitamin D & Kalsium untuk Anak
1. Minyak Ikan
Biasanya, jenis minyak ini berasal dari minyak hati ikan kod. Perlu Ibu ketahui kalau minyak ikan ini mengandung 450 IU Vitamin D per setiap sendok teh. Itu artinya, sudah memenuhi hampir 75% kebutuhan harian yang direkomendasikan. Biasanya, pilihan ini digunakan untuk anak yang kurang menyukai konsumsi ikan.
2. Kuning Telur
Anak kurang menyukai hidangan laut? Pastinya, ia tidak akan menolak omelet hangat, kan. Ternyata, kuning telur juga kaya akan Vitamin D, lho. Sedangkan bagian putih telur mengandung Protein. Bila Ibu menggunakan dua kuning telur ayam berukuran besar untuk sarapan anak, itu berarti sudah memberikan 88 UI Vitamin D untuk anak. Itu tandanya sekitar 15% kebutuhannya sudah terpenuhi.
3. Keju
Biasanya, hidangan dengan keju meleleh selalu disuka anak. Awalnya, Ibu tak yakin untuk memberikannya kepadanya. Namun, tahukah kalau bahan makanan ini juga menjadi sumber Vitamin D.
Walaupun jumlahnya hanya 8-24 IU Vitamin, tetap bisa menjadi camilan sehat untuk anak. Ibu bisa mengecek komposisinya di label produk keju, ya. Ini karena ada kemungkinan jumlah kandungan Vitamin D bisa berbeda tergantung proses produksi keju.
4. Tuna Kaleng
Tuna juga termasuk dalam jenis ikan berminyak yang kaya akan omega-3. Namun tak hanya itu, tuna yang sudah dikemas dalam kaleng juga bisa menjadi sumber Vitamin D untuk anak, lho. Dalam 1 buah tuna kalengan porsi 3,5 ons, terdapat 268 IU Vitamin D. Cocok sekali sebagai penambah dan pelengkap kebutuhan Vitamin anak.
5. Tahu dan Tempe
Tahu dan tempe tentunya akrab di lidah Ibu serta keluarga. Ini merupakan bahan makanan yang mudah didapat dan sangat terjangkau. Meskipun demikian, kedua makanan olahan kacang kedelai ini juga kaya akan Vitamin D. Tidak percaya? Dalam 100 gram tempe dan tahu, terdapat 26% Vitamin D yang dibutuhkan tubuh anak. Untuk itu, rutin mengonsumsinya bisa mendatangkan keuntungan.
6. Kiwi
Buah kiwi yang berbentuk unik disebut-sebut kaya akan Vitamin C. Tentunya, kandungan ini bagus sekali untuk memperkuat daya tahan tubuh anak. Namun sebenarnya, keunggulan buah berbulu ini tak cuma itu. Kiwi juga memiliki kandungan Vitamin D. Tentunya, ini membuat buah ini menjadi salah satu super food yang aman dikonsumsi secara rutin.
7. Susu Coklat
Salah satu alasan anak rutin mengonsumsi rutin susu coklat setiap hari adalah untuk pelengkap nutrisi yang tidak didapat dari makanan. Selain protein dan kalsium, susu coklat juga mengandung sekitar 51 IU Vitamin D per 100 gram. Selain itu, susu coklat juga kaya akan energi. Jadi, cocok dikonsumsi untuk anak yang aktif berkegiatan.
Ibu juga bisa memberikan pelengkap Vitamin D yang berupa minuman, seperti MILO 3in1. Minuman coklat favorit anak ini mengandung susu, bubuk kakao, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Minuman berenergi ini juga mengandung Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.
Sekarang, Ibu sudah paham mengapa harus memenuhi kebutuhan Vitamin D anak. Nah, susu yang mengandung Vitamin D bisa menjadi salah satu jalan keluar pemenuhan kebutuhan tersebut. Jangan lupa untuk memberikannya untuk anak, ya!
Ibu pastinya menginginkan anak tumbuh cerdas dan berprestasi. Biasanya, ibu memberikan segala macam stimulasi agar kemampuan kognitif anak berkembang. Namun, sebenarnya anak juga butuh makanan penambah daya ingat dan kecerdasan, lho. Apakah itu?
Makanan penambah daya ingat dan kecerdasan sebenarnya adalah jenis hidangan kaya nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi harian anak. Mulai dari daging, sayur mayur, hingga buah-buahan. Ibu mau tahu makanan apa yang ada di daftar makanan nutrisi otak? Cek di sini, ya!
1. Ikan
Anak hanya suka mengonsumsi ayam untuk lauknya? Tampaknya, Ibu harus membuat kebiasaan baru untuk anak. Cobalah untuk mulai mengonsumsi ikan. Ini karena ikan merupakan salah satu bahan makanan yang membuat cerdas dan pintar. Mengapa demikian?
Baca Juga : Penuhi Kebutuhan Energi Anak dengan Makanan Berikut!
Agar Ibu lebih memahaminya, ikan memiliki kandungan asam lemak omega-3, seperti DHA dan EPA. Sajian ini juga kaya akan Protein. Semua kandungan ini sebenarnya merupakan asupan yang diperlukan otak untuk pertumbuhan. Itu sebabnya, Ibu disarankan untuk memberikan menu ikan paling tidak dua kali dalam seminggu untuk anak.
Biasanya, ikan yang kaya akan Omega-3 adalah jenis yang berminyak. Misalnya, salmon, tenggiri, kembung, dan sarden. Ayo, mulai kebiasaan makan baru untuk anak!
2. Telur
Telur mata sapi maupun omelet biasanya menjadi menu sarapan favorit anak sebelum berangkat ke sekolah. Tahukah Ibu kalau telur termasuk dalam bahan makanan penambah daya ingat dan kecerdasan anak? Bagaimana bisa?
Pastinya, Ibu sering mendengar pendapat soal mengonsumsi kuning telur terlalu banyak dapat memicu munculnya masalah kolesterol. Namun, mengonsumsinya dengan jumlah tepat justru membawa keuntungan untuk anak, lho.
Pasalnya, kuning telur kaya akan kandungan Kolin. Apa itu Kolin? Ini merupakan senyawa kimia yang larut di dalam air dan memiliki fungsi mirip dengan Vitamin. Manfaat dari kolin ini sebenarnya menjaga sistem saraf, khususnya yang terkait dengan gerakan otot, gerak jantung, dan juga memori. Tentunya, ini dibutuhkan supaya anak bisa lancar menerima pelajaran di sekolah.
Baca Juga : Perhatikan, 6 Cara Ini untuk Tahap Perkembangan Kognitif Anak
3. Daging Tanpa Lemak
Mengonsumsi daging tak melulu membuat tubuh kelebihan lemak atau kelebihan berat badan, lho. Apalagi kalau Ibu menghidangkan daging tanpa lemak untuk anak. Perlu Ibu ketahui daging merah tanpa lemak ternyata sangat kaya akan kandungan Zat Besi. Lalu apa hubungannya dengan kecerdasan otak?
Ibu harus tahu tubuh anak memerlukan Zat Besi untuk memperlancar peredaran darah. Di dalam darah tersebut, terdapat oksigen dan nutrisi lainnya. Tentunya, nantinya akan sampai ke daerah otak. Ketikan anak kekurangan Zat Besi, dapat memperlambat perkembangan kognitif anak. Bahkan, mengurangi fokus atau konsentrasi. Ini akan berdampak pada nilai akademis anak. Ibu bisa memberikan daging tanpa lemak, seperti ayam, daging sapi, ikan, dan juga kerang.
4. Kacang-kacangan dan Biji-bijian
Bisa dibilang sebenarnya Ibu bisa mendapatkan semacam Vitamin otak alami untuk anak. Salah satu caranya adalah anak diberikan sajian yang mengandung kacang-kacangan dan juga biji-bijian.
Bahan makanan ini mengandung banyak Protein, Asam Lemak, Zat Besi, Vitamin E dan Zinc. Semua kandungan ini bermanfaat untuk mencegah masuknya radikal bebas ke tubuh anak. Selain itu, bahan makanan ini juga merupakan nutrisi otak alami. Ibu bisa memberikan sereal gandum, kacang kedelai, hingga kacang merah untuk anak.
5. Susu
Pastinya, Ibu sudah tahu kalau susu dapat membantu pertumbuhan tulang dan gigi. Namun, tahukah Ibu kalau susu, terutama susu coklat bisa menambah energi dengan cepat. Ketika energi anak maksimal, tentunya mood menjadi baik serta tak sulit konsentrasi.
Anak akan mudah menyerap pelajaran dan daya ingatnya pun bisa lebih kuat. Hal ini juga bisa memengaruhi performa anak di sekolah. Selain itu, susu coklat juga bisa mengurangi risiko obesitas pada anak. Ini karena jenis susu tersebut bisa membuat anak kenyang lebih lama.
Bila anak tidak begitu menyukai susu sapi putih, Ibu bisa memberikan minuman coklat yang mengandung susu, seperti MILO 3in1. Minuman coklat favorit anak ini mengandung susu, bubuk kakao, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Minuman berenergi ini juga mengandung Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.
Dukung terus pertumbuhan anak dengan selalu menyediakan bahan makanan penambah daya ingat dan kecerdasan. Mari Ibu, siapkan makanan penuh gizi untuk anak!
Tahukah, Ibu? Kebutuhan nutrisi dan energi anak semakin bertambah ketika ia memasuki periode tumbuh aktif di usia 5-15 tahun. Pada masa ini, umumnya anak sudah memasuki usia sekolah. Bahkan, Ibu bisa melihat pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, dan terbentuknya karakter anak.
Untuk itu, Ibu harus memenuhi nutrisi pada anak aktif tersebut. Bila tidak terpenuhi nutrisi hariannya, anak akan mengalami masalah menurunnya performa fisik dan akademis. Tentunya hal tersebut tak diinginkan Ibu, kan?
Kebutuhan nutrisi adalah kebutuhan sumber energi yang diperlukan untuk beraktivitas sehari-hari seseorang. Dari mana anak mendapatkan kebutuhan tersebut? Salah satunya adalah berasal dari makanan yang mengandung nutrisi, seperti sayuran, buah-buahan, daging, dan lain-lain.
Untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak aktif secara optimal, Ibu sebaiknya menyediakan makanan yang mengandung nutrisi alami. Berikut ini beberapa sumber makanan yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi anak.
Baca Juga : Apakah Kebutuhan Energi Anak Sudah Tercukupi? Yuk, Cari Tahu
1. Buah dan Sayur
Buah dan sayur pastinya merupakan sumber kebutuhan nutrisi yang paling Ibu tahu. Bahkan setiap jenis buah dan sayuran memiliki kadar nutrisi yang berbeda. Ibu bisa memilihnya sesuai kebutuhan anak. Misalnya, anak membutuhkan lebih banyak penguat daya tahan tubuh, Ibu bisa memilih buah serta sayur yang memiliki kadar Vitamin C tinggi.
Kedua jenis sumber makanan ini kaya akan Serat, Vitamin, Mineral, dan Antioksidan. Tentunya, kandungan ini membantu sistem pencernaan anak lebih lancar. Jika pencernaan lancar, pastinya membuat daya tahan tubuh anak meningkat sehingga terhindar dari berbagai macam penyakit. Selain itu, walau terasa manis, sayur dan buah tidak memiliki kadar gula tinggi sehingga mengurangi risiko anak mengalami obesitas ataupun diabetes.
Lalu, bagaimana kalau anak selalu menghindar ketika diminta mengonsumsi buah-buahan dan sayuran? Tenang Ibu, ada trik jitu untuk memberikannya. Ibu bisa menyelipkan keduanya dalam makanan favorit anak. Bisa juga membuatnya jadi minuman segar atau dessert manis. Pastinya, ini lebih mudah dikonsumsi anak.
2. Kacang-Kacangan
Tampaknya, hampir semua anak menyukai camilan gurih dan lezat. Nah, Ibu bisa memberikannya yang sehat dikonsumsi dan kaya nutrisi, lho. Sebaiknya, mulai sekarang Ibu membiasakan untuk memberikan kacang-kacangan sebagai camilan anak ketika mengerjakan pekerjaan rumah atau main games. Mengapa demikian?
Walau mungil, kacang-kacangan menyimpan banyak kebutuhan nutrisi anak, lho. Tak percaya? Kandungan nutrisi, seperti Asam Folat, Protein, Magnesium, Zink, Kalsium, dan Kalium ada dalam camilan mini ini. Bahkan, diam-diam kacang dapat menurunkan kadar kolesterol, mengontrol berat badan, melancarkan pencernaan, menguatkan tulang, serta mengurangi inflamasi dan risiko penyakit jantung.
Ternyata, banyak sekali keuntungannya ketika anak mengonsumsi kacang-kacangan, kan. Ibu bisa mengolahnya dengan cara direbus ataupun dipanggang agar lebih renyah. Jangan lupa diberikan bumbu, seperti bawang putih dan sedikit garam supaya rasanya gurih dan membuat anak ketagihan.
3. Gandum Utuh
Salah satu makanan pengganti nasi adalah gandum utuh. Ibu bisa memilih gandum yang belum dikuliti sehingga kandungan nutrisinya masih lengkap. Tentunya, jenis bahan makanan ini memiliki indeks glikemik lebih rendah dari nasi putih. Biasanya, ini membuat anak merasa kenyang lebih lama dan juga terjaga berat badanya. Namun, perlu Ibu pahami, kandungan nutrisi gandum utuh tak cuma sampai di situ.
Pastinya, gandum utuh kaya akan Serat, Vitamin B Kompleks, Karbohidrat, Zat Besi, Magnesium, dan juga Selenium. Karena kaya akan Serat, bahan makanan ini juga dapat memperlancar pencernaan. Bahkan, dapat mengurangi risiko anak terkena penyakit kanker usus, penyakit jantung, serta diabetes.
Tampaknya, Ibu bisa sesekali mengganti menu nasi putih saat sarapan dengan gandum utuh. Tentunya, penyajiannya dapat lebih bervariasi. Yuk, mulai dipadukan dengan buah-buahan dan susu hingga dibuat smoothies. Pastinya, anak tidak akan menolak untuk mengonsumsinya.
4. Telur
Telur tampaknya menjadi bahan makanan yang paling sering dikonsumsi setiap hari. Pengolahannya yang mudah sering kali membuat Ibu memilihnya sebagai menu sarapan pagi untuk anak sebelum berangkat ke sekolah. Ibu bisa membuatnya menjadi telur dadar, orak-arik, ataupun mata sapi. Bumbunya pun hanya gula, garam, dan sedikit lada. Mudah sekali bukan?
Walau menjadi favorit, tahukah Ibu kalau telur merupakan salah satu makanan yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi anak aktif. Bahkan, banyak yang bilang telur adalah bahan makanan yang memiliki hampir semua makronutrien dan mikronutrien yang dibutuhkan tubuh.
Bagian putih telur, kaya akan Protein, Selenium, Vitamin B2, B6, dan juga B12. Sedangkan bagian kuning telur, mengandung lemak baik, kalori, kolesterol baik, dan sejumlah mineral. Itu sebabnya, anak sebaiknya mengonsumsi kedua bagian telur tersebut bersamaan. Hal ini karena jenis makanan ini bisa membuat anak kenyang lebih lama sehingga keinginannya untuk jajan sembarangan berkurang.
Selain itu, telur juga membantu pembentukan sel-sel tubuh, menjaga kesehatan otak, meningkatkan daya tahan tubuh, serta mengurangi risiko munculnya penyakit jantung, stroke, obesitas, serta diabetes.
5. Ikan
Orang tua zaman dahulu sering mengatakan kalau mengonsumsi ikan laut dapat membuat anak menjadi lebih pintar. Bahkan, minyak ikan juga dikonsumsi anak untuk memperlancar tumbuh kembangnya. Sebenarnya, pendapat tersebut bukanlah mitos. Ini karena anak akan mendapatkan banyak nutrisi ketika mengonsumsi ikan laut.
Pertama-tama, ikan mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6. Nah, kandungan nutrisi yang satu ini dibutuhkan untuk perkembangan otak anak. Dari sinilah, ungkapan banyak makan ikan bisa membuat anak lebih pintar berasal. Tak cuma itu, ikan juga mengandung Kalsium, Fosfor, dan Vitamin D. Ketiga nutrisi itu berguna untuk pertumbuhan tulang dan gigi anak.
Ikan juga mengandung nutrisi lain, seperti Zat Besi, Zink, Yodium, Magnesium, Kalium, dan Vitamin B. Secara keseluruhan, ikan memiliki semua kebutuhan nutrisi anak. Itu sebabnya, Ibu harus rutin menyajikannya untuk anak. Jangan lupa diberikan untuk sarapan pagi juga.
Ibu juga bisa menyediakan pelengkap sarapan pagi supaya nutrisi anak terpenuhi dengan menggunakan MILO 3in1. MILO 3in1 dengan susu, cokelat, dan proses dua kali ekstrak malt menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. MILO Activ-Go juga mengandung Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif. Ibu juga dapat mencari tahu seputar pentingnya nutrisi dan energi dalam periode tumbuh aktif anak di sini.
Sekarang, Ibu sudah tahu bahan makanan apa saja yang bisa diberikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak, kan. Ayo, berikan menu makanan sarapan pagi yang penuh nutrisi untuk anak aktif.
Memenuhi kebutuhan nutrisi pastinya adalah hal pertama yang dilakukan orang tua untuk menjaga kesehatan anak. Setiap hari, Ibu akan menyiapkan berbagai makanan dan minuman yang mendukung kesehatan anak. Namun, Ibu perlu memahami seiring bertambahnya usia, asupan gizi yang dibutuhkan anak pun berubah.
Gizi pada remaja tentunya berbeda dengan anak berusia 6 tahun. Perlu Ibu ketahui, faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah usia, jenis kelamin, berat tubuh, tinggi badan, dan juga faktor eksternal lainnya. Ibu merasa bingung? Coba cek informasi berikut ini soal kebutuhan nutrisi anak.
Kapan Nutrisi Anak Mulai Dibedakan Berdasarkan Gender?
Berdasarkan Angka Kebutuhan Gizi (AKG) dari Kementerian Kesehatan RI, kebutuhan nutrisi anak di atas 10 tahun akan mulai dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Hal ini dilakukan disebabkan adanya erubahan biologis dan fisiologis pada tubuh anak.
Menurut laman Ikatan Dokter Anak Indonesia, perubahan ini menjadi lebih spesifik sesuai dengan jenis kelaminnya sehingga tubuh anak pun membutuhkan nutrien yang berbeda. Contoh perubahannya, anak perempuan membutuhkan lebih banyak Zat Besi dibanding laki-laki. Hal ini disebabkan anak perempuan sudah mengalami menstruasi setiap bulan.
Selain itu, kebutuhan anak sekolah remaja juga berkaitan dengan perubahan faktor psikologis dan sosial. Perubahan dua faktor ini ternyata variatif waktu dan lamanya. Ibu hanya bisa mengawasi dan membimbing anak pada masa transisi ini hingga mulai berpikir secara dewasa.
Ketika memasuki usia 10 hingga 19 tahun, anak-anak mengalami masa peralihan dari remaja menuju dewasa. Ibu harus bisa memperhatikan kebutuhan gizi lewat kebiasaannya. Umumnya juga, pada masa remaja tersebut anak-anak mulai mempedulikan penampilan fisik.
Ibu akan mendengar keinginan mereka untuk berdiet atau mulai tidak percaya diri dengan ukuran tubuhnya. Pastikan, anak tetap mau konsumsi makanan dan minuman. Jangan sampai tidak mau makan hanya karena penampilan. Ibu juga bisa menenangkan anak dengan memberikan makanan sehat. Ini supaya nutrisi atau kalori yang dibutuhkan anak remaja tetap terpenuhi.
Mengapa Kebutuhan Gizi Anak Laki-Laki Lebih Tinggi?
Ketika Ibu mengecek AKG anak di atas 10 tahun, Ibu baru menyadari anak laki-laki memiliki kebutuhan nutrisi lebih banyak. Mengapa demikian? Padahal, anak perempuan usia tersebut juga tidak kalah aktif. Bahkan, ada yang mulai haid. Harusnya kebutuhan gizi anak perempuan juga banyak, dong.
Tenang dulu, Ibu. Pastinya, semua ada sebab-akibatnya. Perlu Ibu ketahui, anak laki-laki umumnya memiliki postur tubuh yang lebih besar dan metabolisme tinggi. Kondisi ini dibandingkan dengan anak perempuan, ya. Anak laki-laki juga memiliki kecenderungan lebih aktif dibanding anak perempuan.
Hal inilah yang kemudian membuat tubuh anak laki-laki membutuhkan lebih banyak asupan nutrisi. Apalagi kalau ukuran tubuhnya juga lebih besar daripada anak seusianya.
Itu sebabnya, penting bagi Ibu untuk tetap mengadakan pengecekan kesehatan terhadap anak hingga dewasa. Ini agar mengetahui ketepatan pemberian gizi Ibu ke anak.
Kebutuhan Protein Anak Laki-Laki Lebih Banyak
Berbeda dengan kebutuhan nutrisi seluruhnya, asupan protein anak baru dibedakan berdasarkan jenis kelamin ketika memasuki usia 14 tahun. Ketika masa itu tiba, anak laki-laki membutuhkan lebih banyak Protein dibanding anak perempuan. Hal ini disebabkan berat tubuh anak laki-laki umumnya lebih besar dibanding anak perempuan. Itu sebabnya, butuh sedikit lebih banyak kadar Protein.
Meskipun sudah ada standar asupan Protein, Ibu tetap harus mengeceknya kebutuhannya nutrisi anak di dokter. Ini karena kebutuhan Protein dipengaruhi massa tubuh. Biasanya, anak akan diminta diukur massa tubuhnya terlebih dulu. Setelah diketahui, mulailah menghitung 0,5 hingga 1 gram Protein per pound massa tubuh tanpa lemak.
Ibu juga bisa memberikan MILO 3in1 untuk melengkapi kebutuhan nutrisi harian anak. Dalam setiap gelas MILO 3in1 mengandung kebaikan alami dari malt, susu, dan cokelat yang lezat serta diperkaya Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi.
Ingat, selain menyediakan makanan dan minuman bergizi, Ibu juga harus mengecek kebutuhan nutrisi anak ke dokter gizi. Jangan sampai kekurangan dan Ibu terlambat mengatasinya. Semangat terus memberikan nutrisi terbaik untuk anak!
Anak sering sengaja melewatkan sarapan pada pagi hari? Sebaiknya Ibu harus mengubah kebiasaan itu. Ini karena menu sarapan sehat untuk anak sangat mempengaruhi aktivitasnya seharian, lho. Bahkan, manfaat sarapan itu sangat banyak. Mulai dari meningkatkan daya tahan tubuh supaya tak mudah terserang penyakit. Sampai meningkatkan kecerdasan anak karena jadi mudah berkonsentrasi menyerap pelajaran atau informasi. Sarapan pagi juga menjadi sumber energi anak untuk beraktivitas, lho. Tentunya, Ibu tak bisa sembarangan membuat hidangan pada pagi hari. Mari ikuti sejumlah tipsnya berikut ini.
Penuhi Menu Sarapan Sehat Untuk Anak dengan Nutrisi Ini
Berdasarkan Jurnal Gizi Pangan pada tahun 2013, sebanyak 69,6% anak-anak di Indonesia belum mendapatkan menu sarapan yang sehat. Bahkan, 26,1% anak tidak menikmati sarapan paginya.
Nah, karena itu, anak lebih memilih jajan ketika berada di sekolah. Padahal, jenis makanan yang dijual belum tentu sehat dikonsumsi. Untuk itu, Ibu harus menyajikan sarapan yang memenuhi gizi seimbang. Kira-kira apa maksudnya?
Gizi seimbang adalah konsep menu makanan kaya akan beberapa jenis nutrisi yang dibutuhkan tubuh dalam satu porsi. Nah, terdapat dua jenis nutrisi, yakni makronutrisi (protein, karbohidrat, dan lemak) serta mikronutrisi (mineral dan vitamin). Selain kedua jenis itu, anak juga memerlukan serat dan cairan yang cukup.
Karena nutrisi yang diperlukan tak cuma satu jenis, Ibu harus memberikan beragam kelompok makanan dalam sarapan anak. Berikut ini beberapa nutrisi sarapan pagi untuk anak yang perlu Ibu lengkapi.
Baca Juga : 4 Kreasi Menu Sarapan Pagi yang Sehat dan Kaya Nutrisi
1. Harus Mengandung Karbohidrat
Ibu sebaiknya memberikan sumber Karbohidrat Kompleks didalam sajian sarapan. Nutrisi tersebut adalah Karbohidrat yang memiliki susunan kimia yang lebih rumit, sehingga membuatnya lebih lama untuk dicerna tubuh. Ibu bisa mendapatkannya di gandum, kacang polong, roti, nasi, dan juga malt.
Kandungan gizi ini juga membuat anak tak mudah lelah dan mengantuk. Satu lagi manfaatnya yang perlu Ibu ketahui, Karbohidrat Kompleks membuat anak kenyang lebih lama. Jadi, anak tak akan banyak jajan ketika berada di sekolah
2. Tinggi Protein
- Usia 10-12 tahun: 56 g per hari.
- Usia 13-15 tahun: 72 g per hari.
- Usia 16-18 tahun: 66 g per hari.
- Usia 10-12 tahun: 60 g per hari.
- Usia 13-15 tahun: 69 g per hari.
- Usia 16-18 tahun: 59 g per hari.
Terkadang, Ibu memberikan nasi goreng atau roti isi coklat saja untuk sarapan. Namun, melupakan kebutuhan protein untuk anak. Padahal, anak juga harus memenuhi kandungan gizi tersebut untuk menjaga dan mengganti jaringan yang ada dalam tubuh. Protein berperan sebagai antibodi melawan virus, bakteri, bahkan jamur.
Nutrisi yang satu ini juga dapat menghasilkan kalori untuk energi tubuh. Kebutuhan protein anak usia 4-6 tahun sekitar 35 g/ hari, sedangkan anak usia 7-9 tahun 49 g/hari. Ketika menginjak 10 tahun kebutuhan protein anak dibagi berdasarkan jenis kelamin.
Anak laki-laki:
Anak perempuan:
Ibu bisa menyediakan susu, yoghurt, telur, ataupun daging saat sarapan untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang anak.
3. Cukup Serat
Sarapan pagi harus dilengkapi dengan serat. Kira-kira mengapa, ya? Perlu Ibu ketahui, nutrisi yang satu ini sangat penting untuk pencernaan anak. Kalau dalam menu sarapan Ibu sajikan makanan kaya serat, anak akan terhindar dari masalah pencernaan. Misalnya, diare ataupun sembelit. Ibu bisa mendapatkan kandungan serat dalam buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, dan sayuran. Untuk anak usia 5-10 tahun serat yang diperlukan 10-15 g/hari sedangkan anak di atas 10 tahun butuh 15-20 g/hari.
4. Lengkapi dengan MILO
Supaya anak lebih berenergi, Ibu dapat melengkapi sarapan anak dengan MILO 3in1. Misalnya, Ibu membuat nasi goreng untuk anak. Dalam seporsi menu tersebut, anak akan mendapatkan 25% energi. Namun, ketika ditambah MILO, energi yang didapat anak menjadi 34%. Bila disederhanakan, kebutuhan energi anak saat sarapan adalah +600 kkal. Nah, bila sarapan tanpa MILO, energi yang terpenuhi hanya sekitar 400-450 kkal saja. Sementara saat dilengkapi MILO, energi yang dipenuhi sekitar +550-600 kkal.
Baca Juga: Sarapan Tanpa MILO Vs Dilengkapi MILO, Ini Perbandingannya
Sarapan yang dilengkapi MILO 3in1 juga mengandung banyak vitamin dan mineral. Kombinasi malt, susu, dan cokelat dalam segelas MILO 3in1 juga diperkaya Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi. Yuk, berikan anak sarapan sehat dan minuman coklat yang bergizi agar lancar beraktivitas.
Pada masa pandemi seperti saat ini, anak membutuhkan sejumlah nutrisi yang dapat membantu memperkuat daya tahan tubuh. Tentunya, Ibu bisa mendapatkannya dari makanan dan minuman tertentu. Salah satu yang diperlukan adalah Vitamin B Complex. Kira-kira apa saja manfaat Vitamin B Complex untuk anak, ya?
Sebelum mencari tahu kegunaan Vitamin B Complex, ada baiknya Ibu memahami dulu beberapa hal soal jenis nutrisi tersebut. Perlu Ibu ketahui, Vitamin B Complex sebenarnya terdiri dari delapan jenis vitamin (B1, B2, B3, B5, B6, B7, B9, dan B12) yang berbeda. Semua fungsi Vitamin B Complex adalah mengubah makanan yang dikonsumsi menjadi energi untuk tubuh.
Baca Juga : Manfaat Vitamin B Complex Untuk Anak Usia Sekolah
Beberapa keunikan lainnya dalam manfaat Vitamin B Complex :
1. Menjaga Metabolisme Tubuh agar Tak Mudah Terserang Penyakit
Manfaat Vitamin B Complex yang pertama adalah membantu tubuh untuk mengolah makanan dan minuman menjadi energi. Ketika energi tubuh terpenuhi, metabolismenya pun akan meningkat. Hal ini membuat anak tak mudah terserang penyakit walaupun aktif berkegiatan.
2. Memproduksi Sel Darah Merah yang Sehat
Peredaran darah yang lancar juga diperlukan anak untuk mempertahankan daya tahan tubuh. Melalui darah, seluruh nutrisi yang dikonsumsi dapat diedarkan ke organ-organ lainnya. Vitamin B2 atau riboflavin ini membantu produksi sel darah merah yang sehat.
Selain itu, riboflavin juga dapat membantu produksi energi dan memperlancar sistem pencernaan di tubuh anak. Vitamin B2 ini juga diperlukan untuk meleburkan lemak dan obat-obatan yang tengah dikonsumsi. Untuk mendapatkan Vitamin B2, Ibu bisa menyediakan daging merah ataupun jamur dalam menu harian anak.
3. Menghasilkan Energi
Energi sangat dibutuhkan anak dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Apalagi bagi anak yang sering melakukan kegiatan olahraga. Untuk itu, Ibu memerlukan sejumlah nutrisi yang dapat mendukung hal tersebut. Nah, kegunaan Vitamin B Complex lainnya adalah menghasilkan energi di dalam tubuh. Ketiga energi anak terpenuhi dengan baik, tubuhnya juga bekerja dengan optimal, termasuk sistem imunnya.
4. Membantu Mengatasi Stres agar Daya Tahan Tubuh Tidak Turun
Benarkah anak juga bisa stres? Jawabannya adalah iya, Bu. Banyak faktor yang bisa memicu stres pada anak, beberapa di antaranya adalah merasa terkekang karena tidak bisa keluar rumah, atau hanya melakukan kegiatan yang itu-itu saja. Tentunya, masalah ini sangat mungkin muncul selama pandemi saat ini. Padahal, salah satu cara menjaga sistem imun bekerja optimal adalah menghindari stres dan pemicunya. Untuk itu, Ibu harus memberikan perhatian lebih untuk anak. Salah satunya dengan memberikan Vitamin B Complex.
Mengapa harus Vitamin B Complex? Ini karena terdapat vitamin B6 atau pyridoxine yang dapat mendukung kesehatan dan perkembangan otak anak. Jenis vitamin ini juga berhubungan dengan bahan kimia dalam tubuh, seperti serotonin serta norepinephrine. Keduanya ini ternyata memiliki fungsi mengatur mood, fungsi tubuh normal, dan juga respon terhadap stres. Itu sebabnya, anak memerlukannya agar lebih tenang dan dapat mengontrol emosi. Ketika emosi dan stresnya teratasi dengan baik, imun tubuhnya pun akan lebih terjaga.
5. Mencegah Anemia
Salah satu masalah kesehatan yang dapat membuat imunitas tubuh anak menurun adalah anemia. Umumnya, anak yang memiliki problem tersebut akan mudah lelah dan terlihat lesu. Bahkan, jadi sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Untuk itu, Ibu memerlukan sejumlah nutrisi seperti Vitamin B Complex untuk mencegah anemia pada anak kambuh.
Salah satu jenis vitamin B yang paling dikenal adalah vitamin B12 atau kobalamin. Manfaat Vitamin B Complex yang satu ini berhubungan dengan darah. Salah satunya adalah membantu agar produksi sel darah merah lancar sehingga kebutuhannya tercukupi. Tak cuma itu, nutrisi yang satu ini juga menjaga bentuk sel darah merah.
Bila anak mengonsumsi cukup Vitamin B Complex, tentunya akan terhindar dari masalah anemia. Ibu tak perlu khawatir anak beraktivitas fisik seharian. Untuk mendapatkannya, Ibu bisa memberikan ikan, kerang, susu, ataupun keju kepada anak setiap harinya.
Baca Juga: Manfaat Vitamin B untuk Anak yang Perlu Ibu Tahu!
Ternyata, kegunaan Vitamin B Complex banyak sekali, ya. Mulai sekarang, Ibu harus memperhatikan kebutuhan anak terhadap vitamin ini. Terutama untuk menguatkan daya tahan tubuh dan membantu pertumbuhan anak. Jangan sampai terlewatkan!
Untuk mempermudah anak mendapatkan beragam manfaat Vitamin B, Ibu bisa memberikan MILO Activ-Go setiap hari. Minuman coklat ini diperkaya Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk bantu anak terus berenergi sepanjang hari. Yuk, berikan anak minuman yang lezat dan kaya manfaat Vitamin B Complex, sekaligus membantu memenuhi kebutuhan energinya!
Pandemi saat ini mengharuskan semua orang menjaga kesehatan tubuh dan imunitasnya. Termasuk anak-anak yang cukup rentan terkena penyakit. Namun, terkadang Ibu ragu untuk memberikan suplemen karena mitos soal Vitamin yang beredar. Misalnya, manfaat Vitamin B complex bisa langsung didapatkan hanya dengan konsumsi sayuran tertentu. Padahal, tak semua mitos harus Ibu percaya. Agar kebutuhan nutrisi anak tetap terpenuhi, Ibu harus mengetahui sejumlah fakta dari mitos-mitos seputar Vitamin yang beredar di masyarakat.
Mitos #1: Anak Hanya Mengonsumsi Vitamin Saat Sakit
Pernahkah Ibu mendengar pendapat orang tua murid lainnya yang bilang kalau baru memberikan Vitamin ketika anaknya sakit? Ini karena mereka berpikir daya tahan tubuh anak sudah cukup bagus. Namun, apakah benar pendapat yang demikian?
Sebenarnya, hal tersebut kurang akurat. Memang benar, saat sakit, tubuh anak memerlukan lebih banyak nutrisi untuk memperkuat daya tahan dan memulihkan kondisi tubuh. Itu sebabnya, konsumsi suplemen Vitamin diperlukan saat kondisi ini terjadi.
Namun, Vitamin sendiri adalah nutrisi yang diperlukan anak setiap harinya. Perlu Ibu pahami, kebutuhan Vitamin setiap anak berbeda. Ada sejumlah anak yang dapat memenuhi kebutuhan Vitaminnya hanya dengan mengonsumsi makanan atau minuman tertentu.
Ada juga sebagian anak yang tidak dapat melengkapi kebutuhan Vitamin harian dari menu makanannya. Itu sebabnya, anak-anak dengan kondisi tersebut membutuhkan suplemen Vitamin dalam kesehariannya. Misalnya, Ibu selalu menyediakan daging merah, bayam, susu sapi, kacang almond, atau melon untuk anak. Namun, ada Ibu yang tidak bisa menyediakan bahan-bahan tersebut sehingga memerlukan suplemen Vitamin B tambahan untuk anak.
Namun, sebaiknya sebelum anak mengonsumsi suplemen Vitamin, ada baiknya Ibu melakukan konsultasi ke dokter terlebih dulu. Ini untuk menghindari konsumsi Vitamin berlebihan yang dapat memberikan pengaruh negative terhadap kesehatan anak.
Mitos #2: Vitamin Ada yang Larut di Air dan Lemak
Walau terdengar kurang familier dan sedikit aneh, mitos yang satu ini ternyata bukan isapan jempol, Bu. Faktanya, memang ada dua jenis Vitamin di dunia ini, yakni yang dapat larut dengan air dan larut dengan lemak.
Sebelum dijelaskan lebih lanjut, perlu Ibu pahami bahwa ada enam jenis Vitamin, yaitu Vitamin A, B, C, D, E, dan K. Nah, Vitamin B dan C termasuk golongan nutrisi yang dapat larut dalam air, sedangkan Vitamin A, D, E, dan K adalah kelompok Vitamin yang larut dalam lemak.
Apakah perbedaan pada kedua tipe Vitamin ini? Vitamin yang larut dengan lemak (Vitamin A, D, E, K) harus melewati sistem limfatik (sistem untuk daya tahan tubuh) terlebih dulu. Setelah larut, baru nutrisi tersebut dapat mengalir di peredaran darah. Bila zat gizi lemak tak cukup, tentunya penyerapan Vitamin tidak maksimal.
Sedangkan untuk merasakan manfaatnya lebih cepat. Karena dilarutkan oleh air, tubuh dapat langsung menyerapnya dalam peredaran darah. Bahkan, bisa langsung beredar bebas dalam sistem peredaran darah.
Mitos #3: Konsumsi Vitamin Lebih Banyak, Lebih Baik
Ada juga mitos bahwa konsumsi Vitamin lebih banyak justru dapat membuat tubuh lebih sehat. Anak akan bisa merasakan hasilnya langsung. Bahkan, jarang terserang penyakit. Benarkah pendapat seperti itu?
Misalnya, untuk mendapatkan manfaat lebih cepat, anak diberi suplemen yang melebihi dosis biasanya. Faktanya, hal ini merupakan kebiasaan yang menyimpang. Bisa dibilang kebiasaan tersebut tidak ada manfaatnya.
Perlu Ibu pahami, tubuh anak memiliki sistem sendiri untuk mengatur kadar nutrisi dari makanan atau suplemen yang dikonsumsi. Sistem tersebut akan mengambil gizi sesuai kebutuhannya. Bahkan, mengonsumsi Vitamin secara berlebihan bisa menimbulkan masalah kesehatan lainnya. Contohnya, bila anak kelebihan dosis Vitamin C harian. Hal ini bisa membuat anak mual-mual, diare, hingga muntah. Bila kebiasaan ini terus dilakukan, bisa terjadi kerusakan ginjal atau kerusakan saraf ringan. Tentunya, Ibu tak ingin terjadi pada anak, kan? Oleh sebab itu, Ibu disarankan untuk konsultasi lebih dulu dengan dokter saat akan memberikan suplemen Vitamin dengan dosis yang lebih tinggi pada anak.
Mitos 4: Tak Perlu Makan Bergizi Kalau Sudah Konsumsi Vitamin
Pernahkah Ibu melihat ada orang yang diet hanya mengonsumsi pil suplemen Vitamin saja? Ada yang bilang dengan konsumsi Vitamin, kebutuhan nutrisi dari makanan langsung terpenuhi. Pendapat ini mitos atau fakta, ya?
Tentu saja, ini pendapat yang keliru. Suplemen sebaiknya tidak dijadikan andalan untuk memenuhi nutrisi tubuh anak setiap hari. Ibu juga tetap harus menyediakan makanan dan minuman bergizi untuk anak secara rutin.
Konsumsi suplemen Vitamin ketika memang asupan makan dan minuman anak tidak bisa memenuhi kebutuhan tubuh dan dianjurkan oleh dokter anak. Jangan sampai Ibu memberikannya untuk anak tanpa petunjuk dari dokter.
Supaya tidak memberikan asupan suplemen yang kurang tepat, sehingga Vitamin lainnya yang didapatkan tidak optimal, Ibu dapat memenuhi kebutuhan gizi harian dari makanan dan minuman anak. Misalnya, lengkapi kebutuhan nutrisi harian anak untuk mengawali hari dengan sarapan bergizi yang dilengkapi segelas MILO ActivGo.
Dalam segelas minuman cokelat MILO ActivGo terdapat kombinasi cokelat, susu, dan malt dengan rasa khas MILO yang disukai anak. MILO ActivGo juga diperkaya Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk bantu anak terus berenergi sepanjang hari. Lengkap, bukan?
Untuk mendapatkan inspirasi menu sarapan yang dilengkapi MILO, Ibu bisa cek di sini, ya.
Anak usia 6-12 tahun umumnya semakin aktif bergerak. Apalagi, mereka mulai mengenal konsep pertemanan sehingga menciptakan aktivitas tersendiri. Tentunya, Ibu tak ingin anak cepat lelah ataupun terserang penyakit selama berkegiatan. Salah satu cara menghindarinya dengan memenuhi kebutuhan Kalsium anak.
Pastinya, Ibu bertanya-tanya mengapa Kalsium sangat penting untuk anak yang aktif? Ini karena biasanya Ibu hanya mengetahui Kalsium sebagai nutrisi penguat tulang saja. Padahal, manfaat nutrisi tersebut justru sangat penting bagi kesehatan anak. Bagaimana juga cara mendapatkannya? Berikut ini penjelasannya.
Mengapa Anak Membutuhkan Kalsium?
Tahukah Ibu bahwa tulang adalah bank Kalsium? Saat tubuh memerlukan Kalsium dan kebetulan tidak ada asupan tambahan dari luar, otomatis mineral tersebut diambil langsung dari tulang. Hal inilah yang membuat Kalsium dalam tulang berkurang dan dapat menyebabkan keropos pada usia lebih muda saat kebutuhan Kalsiumnya tidak terpenuhi.
Pada usia 6-12 tahun, peran utama Kalsium untuk anak adalah mendukung pertumbuhan serta perkembangan tulang. Selain itu, nutrisi ini juga punya fungsi penting lainnya. Misalnya, menjaga kesehatan sistem saraf dan juga fungsi otot-otot. Mineral yang satu ini juga berperan sebagai penyampai pesan dari otak ke organ tubuh lainnya.
Kalsium juga bermanfaat menjaga fungsi kerja otot jantung. Tentunya, manfaat ini sangat dibutuhkan bagi anak-anak yang aktif. Untuk itu, Ibu pasti mulai tersadar untuk memenuhi kebutuhan Kalsium anak.
Sayangnya, kadar Kalsium anak yang mulai beranjak dewasa berkurang di dalam tubuh. Oleh karena itu Vitamin Kalsium untuk anak perlu lebih diperhatikan dari makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Lalu, berapa kebutuhan Kalsium harian anak yang diperlukan? Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2019, anak perlu memenuhi kebutuhan 1.000-1.200 mg Kalsium per hari, Bu. Jumlah tersebut setara dengan +3 gelas susu. Kira-kira Ibu sudah memberikan kebutuhan Kalsium anak yang sesuai dengan usianya atau belum, ya?
Cara Memenuhi Asupan Kalsium untuk Anak
Setelah mengetahui pentingnya memenuhi kebutuhan Kalsium anak, Ibu harus mengetahui cara mendapatkannya. Berikut ini beberapa di antaranya.
1. Lengkapi Asupan Vitamin D
Ternyata, untuk kebutuhan Kalsium anak, diperlukan juga Vitamin D. Untuk apa, ya? Perlu Ibu tahu, Vitamin D itu dapat mempermudah penyerapan Kalsium dalam tubuh. Terutama ketika anak mengonsumsi makanan yang mengandung Kalsium.
Salah satu cara mendapatkan Vitamin D secara alami adalah dengan berjemur di bawah sinar matahari. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, anak harus membiarkan tangan, lengan, wajah terkena sinar matahari selama 5-15 menit.
Aktivitas ini bisa dilakukan selama 4-6 kali setiap minggu. Jangan lupa untuk dilakukan sekitar pukul 08.00-10.00 pagi ya.
Selain itu, Vitamin D juga bisa didapatkan dengan mengonsumsi ikan yang mengandung minyak, seperti salmon, herring, dan mackerel. Bisa juga dengan konsumsi hati sapi, telur, serta margarin.
2. Hindari Menu yang Menghambat Penyerapan Kalsium
Tentunya, Kalsium tak bisa terserap dengan sendirinya ke dalam tubuh. Bahkan, ada beberapa menu makanan dan minuman yang dapat mengganggu penyerapannya. Salah satunya adalah yang tinggi kadar kafeinnya.
Kafein biasanya terkandung di dalam makanan atau minuman yang mengandung kopi ataupun teh. Itu sebabnya, sebaiknya Ibu mengurangi pemberian makanan dan minuman yang mengandung ataupun tinggi kafein.
3. Konsumsi Makanan dan Minuman Mengandung Kalsium
Bila Ibu sudah mengetahui sumber Vitamin D, ada baiknya juga mempersiapkan makanan ataupun minuman yang mengandung Kalsium. Penuhi kebutuhan Kalsium anak sekitar 1.000-1.200 mg setiap harinya.
Anak bisa mendapatkan sumber Kalsium dari sayuran hijau, seperti brokoli, sawi hijau, ataupun bayam. Ikan pun bisa menjadi pilihan yang tepat untuk anak. Bila ia kurang menyukai kedua hal itu, Ibu bisa memberikan anak kacang-kacangan atau produk olahan kedelai. Misalnya, tahu atau susu kedelai.
Selain itu, ibu juga bisa memberikan MILO 3in1 untuk memenuhi kebutuhan Kalsium anak. Dalam segelas MILO 3in1 terdapat kombinasi cokelat, susu, dan malt dengan rasa khas MILO yang disukai anak. MILO 3in1 juga diperkaya Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk bantu anak terus berenergi sepanjang hari. Jadi, jangan lupa selalu sediakan MILO 3in1 di rumah untuk anak ya, Bu!
Pernahkah Ibu mendengar tentang Vitamin B? Ya, jenis Vitamin ini memang sering disebut-sebut dalam kandungan produk, termasuk MILO 3in1. Pasalnya, manfaat Vitamin B memang cukup banyak, mulai dari produksi energi, meningkatkan kekebalan tubuh, sampai menjaga mood anak. Oleh sebab itu, penting untuk memberikan anak makanan dan minuman yang mengandung Vitamin B. Supaya makin paham, yuk, kenali lebih dalam tentang pengertian dan manfaat Vitamin B!
Apa Itu Vitamin B?
Sebelum membahas tentang manfaatnya, kita perlu memahami dulu apa itu Vitamin B. Vitamin B adalah delapan jenis Vitamin yang larut dalam air dan berperan penting dalam metabolisme sel. Delapan jenis Vitamin tersebut terdiri dari B1 (thiamin), B2 (riboflavin), B3 (niacin), B5 (asam pantotenat), B6 (pyridoxine), B7 (biotin), B9 (asam folat), dan B12 (cobalamin).
Manfaat Vitamin B untuk Anak
Setiap jenis Vitamin B dapat memberikan manfaat yang berbeda-beda untuk tubuh anak. Tentunya, hal tersebut mampu mendukung aktivitas anak. Apa saja manfaat Vitamin B?
1. Memproduksi Energi untuk Beraktivitas
Vitamin B1 dan B2 memiliki manfaat memproduksi energi untuk aktivitas anak sekolah. Pasalnya, kedua Vitamin ini berperan dalam metabolisme tubuh, khususnya mengubah karbohidrat menjadi energi. Selain itu, Vitamin B2 juga berfungsi ganda sebagai antioksidan.
2. Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Vitamin B juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh anak sehingga menurunkan risiko terserang penyakit. Manfaat ini diberikan oleh Vitamin B6 yang membantu tubuh memproduksi sel darah merah. Sel darah merah tersebut akan mengangkut oksigen ke seluruh tubuh dan meningkatkan sistem imun.
3. Meningkatkan Perkembangan Otak dan Daya Ingat
Menurut penelitian, Vitamin B6 adalah zat esensial yang dibutuhkan untuk pembentukan neuron baru yang menyampaikan informasi antar bagian di dalam otak. Hal ini tentu dapat membantu anak lebih mudah mengelola informasi di dalam otaknya saat sedang belajar maupun berolahraga.
4. Menjaga Kesehatan Mata, Kulit, dan Sistem Saraf
Vitamin B2 membantu menjaga kesehatan mata, kulit, dan sistem saraf. Zat ini memungkinkan enzim pada tubuh bekerja dengan baik. Selain itu, Vitamin B2 juga membantu produksi dan perbaikan DNA yang berdampak pada kesehatan kulit dan sistem saraf.
Sumber Vitamin B yang Bisa Ibu Berikan untuk Anak
Lantas, dari mana anak bisa mendapatkan Vitamin B? Ibu bisa memberikan beberapa asupan makanan dan minuman berikut:
1. Telur
Telur mengandung 33 persen Vitamin B7 yang tersebar di antara bagian putih dan kuningnya. Selain itu, makanan ini juga mengandung Vitamin B2, B5, B9, dan B12.
2. Daging Sapi
Daging sapi mengandung 39 persen Vitamin B3. Selain itu, makanan ini juga mengandung Vitamin B1, B2, B5, B6, dan B12.
3. MILO 3in1
Jika ingin lebih praktis, Ibu juga bisa menyediakan kebutuhan Vitamin B anak dengan memberikannya minuman cokelat MILO 3in1. MILO 3in1 mengandung Vitamin B2, B3, B6, dan B12. Selain itu, MILO 3in1 juga mengandung ekstrak malt untuk membantu memenuhi kebutuhan energi energi dan bubuk kakao untuk memperkaya rasa cokelat yang lezat.
Itu tadi beberapa manfaat Vitamin B yang bisa mendukung anak untuk terus aktif dan berenergi. Pastikan anak mendapatkan nutrisi yang cukup supaya aktivitas dan tumbuh kembangnya berjalan optimal ya, Bu!
Pagination
- Previous page
- Page 8
- Next page