Akhirnya, musim hujan pun sudah di depan mata. Biasanya, pada waktu tersebut, anak-anak rentan terkena batuk dan pilek. Apalagi bagi anak yang lebih sensitif terhadap suhu dingin. Ini saatnya Ibu beraksi untuk membuat makanan atau minuman yang bisa menghangatkan tubuh anak. Salah satunya dengan menggunakan bubuk coklat untuk minuman hangat.

Sebelum membuatnya, Ibu harus paham kalau minuman coklat tak hanya enak rasanya, lho. Ketahuilah kalau ada manfaat minuman coklat yang berguna untuk anak. Kira-kira apa, ya?

Coklat bubuk yang enak untuk dimakan dan diminum ternyata mengandung antioksidan yang disebut fenolik. Kandungan ini berguna untuk mengatasi stres serta mengontrol tekanan darah anak. Bahkan, kandungan polyphenol yang ada di bubuk kakao dapat menjaga kesehatan dan perkembangan otak anak.

Selain itu, mengonsumsi segelas minuman coklat juga membantu anak merasa lebih tenang, tidak marah-marah, mengurangi kekhawatiran, meredakan stres, serta mengembalikan mood. Tampaknya, ini bisa jadi senjata Ibu ketika anak mulai meluapkan emosi negatif.

Selain itu, minuman coklat juga bisa berguna menghangatkan tubuh ketika musim hujan tiba. Karena manfaatnya yang segudang untuk anak, ini saatnya Ibu siapkan minuman hangat selama cuaca kurang bersahabat.

Berikut ini beberapa tips saat membuat kreasi bubuk coklat untuk minuman.

1. Gunakan Wadah yang Menarik

Terkadang, anak menyukai sesuatu yang estetik secara visual. Agar resep minuman coklat Ibu langsung membuat anak tertarik, gunakan wadah yang terlihat cantik. Bisa juga mencari mug karakter kartun yang disukai anak. Pastinya, anak merasa minuman coklat yang dibuat Ibu spesial.

Untuk menjaga minuman istimewa tersebut tetap hangat, Ibu bisa menyajikannya di gelas tahan panas atau gelas double wall. Anak bisa mengonsumsinya sedikit demi sedikit sambil mengobrol bersama Ibu.

2. Gunakan Topping Kesukaan Anak

Tampilan bubuk coklat untuk minuman hangat ini akan tambah disukai anak bila Ibu menatanya dengan rapi. Ibu bisa menambahkan topping kesukaan anak di dalam kreasi minuman coklat tersebut. Misalnya, menambahkan marshmallow, stick coklat, wafer, atau bubuk coklatnya lagi.

3. Beri Bahan Penghangat Tubuh

Untuk bantu menghangatkan tubuh anak, Ibu bisa menambahkan kayu manis, daun mint, ataupun jahe ke dalam minuman coklat. Bila rasanya terlalu pedas, Ibu bisa mengurangi rempahnya atau menambah jumlah bubuk coklatnya. Alternatif lainnya, Ibu bisa menambahkan sedikit madu. Namun, tetap pastikan asupan gula bagi anak tidak berlebihan ya, Bu.

4. Ajak Anak Membuat Bersama

Ada baiknya, Ibu memilih resep minuman yang tak sulit ditiru atau dicoba oleh anak. Jadi, ia bisa membuatnya sendiri ketika menginginkannya lagi. Kalau bisa, Ibu mengajaknya untuk membikin minuman coklat bersama. Siapa tahu anak lebih kreatif dari Ibu. Setelah itu, ajak anak untuk memotret minuman coklat yang sudah tersaji cantik. Siapa tahu anak mau posting minuman tersebut di social media.

Baca Juga:Benarkah Minum Susu Coklat Tingkatkan Imun Tubuh? Cek Faktanya!

Bagaimana Bu, menarik untuk dicoba, kan? Supaya resep minuman coklat tambah lezat dan bergizi, Ibu bisa memilih bubuk coklat yang berkualitas seperti MILO Activ-Go. Dalam segelas MILO Activ-Go terdapat kombinasi cokelat, susu, dan malt dengan rasa khas MILO yang disukai anak. MILO Activ-Go juga diperkaya Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk bantu anak terus berenergi sepanjang hari.

Dengan minuman coklat penuh nutrisi, Ibu bisa memenuhi kebutuhan energi anak untuk tetap aktif seharian. Ini juga sebagai cara dukung anak untuk tetap beraktivitas dan rutin berolahraga. Ibu juga bisa mendapatkan rekomendasi olahraga untuk anak di MILO Activ Academy. Tunggu apalagi, ayo siapkan bubuk coklat untuk minuman bergizi dan penuh energi!

Pandemi saat ini mengharuskan semua orang menjaga kesehatan tubuh dan imunitasnya. Termasuk anak-anak yang cukup rentan terkena penyakit. Namun, terkadang Ibu ragu untuk memberikan suplemen karena mitos soal Vitamin yang beredar. Misalnya, manfaat Vitamin B complex bisa langsung didapatkan hanya dengan konsumsi sayuran tertentu. Padahal, tak semua mitos harus Ibu percaya. Agar kebutuhan nutrisi anak tetap terpenuhi, Ibu harus mengetahui sejumlah fakta dari mitos-mitos seputar Vitamin yang beredar di masyarakat.

Mitos #1: Anak Hanya Mengonsumsi Vitamin Saat Sakit

Pernahkah Ibu mendengar pendapat orang tua murid lainnya yang bilang kalau baru memberikan Vitamin ketika anaknya sakit? Ini karena mereka berpikir daya tahan tubuh anak sudah cukup bagus. Namun, apakah benar pendapat yang demikian?

Sebenarnya, hal tersebut kurang akurat. Memang benar, saat sakit, tubuh anak memerlukan lebih banyak nutrisi untuk memperkuat daya tahan dan memulihkan kondisi tubuh. Itu sebabnya, konsumsi suplemen Vitamin diperlukan saat kondisi ini terjadi.

Namun, Vitamin sendiri adalah nutrisi yang diperlukan anak setiap harinya. Perlu Ibu pahami, kebutuhan Vitamin setiap anak berbeda. Ada sejumlah anak yang dapat memenuhi kebutuhan Vitaminnya hanya dengan mengonsumsi makanan atau minuman tertentu.

Ada juga sebagian anak yang tidak dapat melengkapi kebutuhan Vitamin harian dari menu makanannya. Itu sebabnya, anak-anak dengan kondisi tersebut membutuhkan suplemen Vitamin dalam kesehariannya. Misalnya, Ibu selalu menyediakan daging merah, bayam, susu sapi, kacang almond, atau melon untuk anak. Namun, ada Ibu yang tidak bisa menyediakan bahan-bahan tersebut sehingga memerlukan suplemen Vitamin B tambahan untuk anak.

Namun, sebaiknya sebelum anak mengonsumsi suplemen Vitamin, ada baiknya Ibu melakukan konsultasi ke dokter terlebih dulu. Ini untuk menghindari konsumsi Vitamin berlebihan yang dapat memberikan pengaruh negative terhadap kesehatan anak.

Mitos #2: Vitamin Ada yang Larut di Air dan Lemak

Walau terdengar kurang familier dan sedikit aneh, mitos yang satu ini ternyata bukan isapan jempol, Bu. Faktanya, memang ada dua jenis Vitamin di dunia ini, yakni yang dapat larut dengan air dan larut dengan lemak.

Sebelum dijelaskan lebih lanjut, perlu Ibu pahami bahwa ada enam jenis Vitamin, yaitu Vitamin A, B, C, D, E, dan K. Nah, Vitamin B dan C termasuk golongan nutrisi yang dapat larut dalam air, sedangkan Vitamin A, D, E, dan K adalah kelompok Vitamin yang larut dalam lemak.

Apakah perbedaan pada kedua tipe Vitamin ini? Vitamin yang larut dengan lemak (Vitamin A, D, E, K) harus melewati sistem limfatik (sistem untuk daya tahan tubuh) terlebih dulu. Setelah larut, baru nutrisi tersebut dapat mengalir di peredaran darah. Bila zat gizi lemak tak cukup, tentunya penyerapan Vitamin tidak maksimal.

Sedangkan untuk merasakan manfaatnya lebih cepat. Karena dilarutkan oleh air, tubuh dapat langsung menyerapnya dalam peredaran darah. Bahkan, bisa langsung beredar bebas dalam sistem peredaran darah.

Mitos #3: Konsumsi Vitamin Lebih Banyak, Lebih Baik

Ada juga mitos bahwa konsumsi Vitamin lebih banyak justru dapat membuat tubuh lebih sehat. Anak akan bisa merasakan hasilnya langsung. Bahkan, jarang terserang penyakit. Benarkah pendapat seperti itu?

Misalnya, untuk mendapatkan manfaat lebih cepat, anak diberi suplemen yang melebihi dosis biasanya. Faktanya, hal ini merupakan kebiasaan yang menyimpang. Bisa dibilang kebiasaan tersebut tidak ada manfaatnya.

Perlu Ibu pahami, tubuh anak memiliki sistem sendiri untuk mengatur kadar nutrisi dari makanan atau suplemen yang dikonsumsi. Sistem tersebut akan mengambil gizi sesuai kebutuhannya. Bahkan, mengonsumsi Vitamin secara berlebihan bisa menimbulkan masalah kesehatan lainnya. Contohnya, bila anak kelebihan dosis Vitamin C harian. Hal ini bisa membuat anak mual-mual, diare, hingga muntah. Bila kebiasaan ini terus dilakukan, bisa terjadi kerusakan ginjal atau kerusakan saraf ringan. Tentunya, Ibu tak ingin terjadi pada anak, kan? Oleh sebab itu, Ibu disarankan untuk konsultasi lebih dulu dengan dokter saat akan memberikan suplemen Vitamin dengan dosis yang lebih tinggi pada anak.

Mitos 4: Tak Perlu Makan Bergizi Kalau Sudah Konsumsi Vitamin

Pernahkah Ibu melihat ada orang yang diet hanya mengonsumsi pil suplemen Vitamin saja? Ada yang bilang dengan konsumsi Vitamin, kebutuhan nutrisi dari makanan langsung terpenuhi. Pendapat ini mitos atau fakta, ya?

Tentu saja, ini pendapat yang keliru. Suplemen sebaiknya tidak dijadikan andalan untuk memenuhi nutrisi tubuh anak setiap hari. Ibu juga tetap harus menyediakan makanan dan minuman bergizi untuk anak secara rutin.

Konsumsi suplemen Vitamin ketika memang asupan makan dan minuman anak tidak bisa memenuhi kebutuhan tubuh dan dianjurkan oleh dokter anak. Jangan sampai Ibu memberikannya untuk anak tanpa petunjuk dari dokter.

Supaya tidak memberikan asupan suplemen yang kurang tepat, sehingga Vitamin lainnya yang didapatkan tidak optimal, Ibu dapat memenuhi kebutuhan gizi harian dari makanan dan minuman anak. Misalnya, lengkapi kebutuhan nutrisi harian anak untuk mengawali hari dengan sarapan bergizi yang dilengkapi segelas MILO ActivGo.

Dalam segelas minuman cokelat MILO ActivGo terdapat kombinasi cokelat, susu, dan malt dengan rasa khas MILO yang disukai anak. MILO ActivGo juga diperkaya Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk bantu anak terus berenergi sepanjang hari. Lengkap, bukan?

Untuk mendapatkan inspirasi menu sarapan yang dilengkapi MILO, Ibu bisa cek di sini, ya.

Anak usia 6-12 tahun umumnya semakin aktif bergerak. Apalagi, mereka mulai mengenal konsep pertemanan sehingga menciptakan aktivitas tersendiri. Tentunya, Ibu tak ingin anak cepat lelah ataupun terserang penyakit selama berkegiatan. Salah satu cara menghindarinya dengan memenuhi kebutuhan Kalsium anak.

Pastinya, Ibu bertanya-tanya mengapa Kalsium sangat penting untuk anak yang aktif? Ini karena biasanya Ibu hanya mengetahui Kalsium sebagai nutrisi penguat tulang saja. Padahal, manfaat nutrisi tersebut justru sangat penting bagi kesehatan anak. Bagaimana juga cara mendapatkannya? Berikut ini penjelasannya.

Mengapa Anak Membutuhkan Kalsium?

Tahukah Ibu bahwa tulang adalah bank Kalsium? Saat tubuh memerlukan Kalsium dan kebetulan tidak ada asupan tambahan dari luar, otomatis mineral tersebut diambil langsung dari tulang. Hal inilah yang membuat Kalsium dalam tulang berkurang dan dapat menyebabkan keropos pada usia lebih muda saat kebutuhan Kalsiumnya tidak terpenuhi.

Pada usia 6-12 tahun, peran utama Kalsium untuk anak adalah mendukung pertumbuhan serta perkembangan tulang. Selain itu, nutrisi ini juga punya fungsi penting lainnya. Misalnya, menjaga kesehatan sistem saraf dan juga fungsi otot-otot. Mineral yang satu ini juga berperan sebagai penyampai pesan dari otak ke organ tubuh lainnya.

Kalsium juga bermanfaat menjaga fungsi kerja otot jantung. Tentunya, manfaat ini sangat dibutuhkan bagi anak-anak yang aktif. Untuk itu, Ibu pasti mulai tersadar untuk memenuhi kebutuhan Kalsium anak.

Sayangnya, kadar Kalsium anak yang mulai beranjak dewasa berkurang di dalam tubuh. Oleh karena itu Vitamin Kalsium untuk anak perlu lebih diperhatikan dari makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Lalu, berapa kebutuhan Kalsium harian anak yang diperlukan? Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2019, anak perlu memenuhi kebutuhan 1.000-1.200 mg Kalsium per hari, Bu. Jumlah tersebut setara dengan +3 gelas susu. Kira-kira Ibu sudah memberikan kebutuhan Kalsium anak yang sesuai dengan usianya atau belum, ya?

Cara Memenuhi Asupan Kalsium untuk Anak

Setelah mengetahui pentingnya memenuhi kebutuhan Kalsium anak, Ibu harus mengetahui cara mendapatkannya. Berikut ini beberapa di antaranya.

1. Lengkapi Asupan Vitamin D

Ternyata, untuk kebutuhan Kalsium anak, diperlukan juga Vitamin D. Untuk apa, ya? Perlu Ibu tahu, Vitamin D itu dapat mempermudah penyerapan Kalsium dalam tubuh. Terutama ketika anak mengonsumsi makanan yang mengandung Kalsium.

Salah satu cara mendapatkan Vitamin D secara alami adalah dengan berjemur di bawah sinar matahari. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, anak harus membiarkan tangan, lengan, wajah terkena sinar matahari selama 5-15 menit.

Aktivitas ini bisa dilakukan selama 4-6 kali setiap minggu. Jangan lupa untuk dilakukan sekitar pukul 08.00-10.00 pagi ya.

Selain itu, Vitamin D juga bisa didapatkan dengan mengonsumsi ikan yang mengandung minyak, seperti salmon, herring, dan mackerel. Bisa juga dengan konsumsi hati sapi, telur, serta margarin.

2. Hindari Menu yang Menghambat Penyerapan Kalsium

Tentunya, Kalsium tak bisa terserap dengan sendirinya ke dalam tubuh. Bahkan, ada beberapa menu makanan dan minuman yang dapat mengganggu penyerapannya. Salah satunya adalah yang tinggi kadar kafeinnya.

Kafein biasanya terkandung di dalam makanan atau minuman yang mengandung kopi ataupun teh. Itu sebabnya, sebaiknya Ibu mengurangi pemberian makanan dan minuman yang mengandung ataupun tinggi kafein.

3. Konsumsi Makanan dan Minuman Mengandung Kalsium

Bila Ibu sudah mengetahui sumber Vitamin D, ada baiknya juga mempersiapkan makanan ataupun minuman yang mengandung Kalsium. Penuhi kebutuhan Kalsium anak sekitar 1.000-1.200 mg setiap harinya.

Anak bisa mendapatkan sumber Kalsium dari sayuran hijau, seperti brokoli, sawi hijau, ataupun bayam. Ikan pun bisa menjadi pilihan yang tepat untuk anak. Bila ia kurang menyukai kedua hal itu, Ibu bisa memberikan anak kacang-kacangan atau produk olahan kedelai. Misalnya, tahu atau susu kedelai.

Selain itu, ibu juga bisa memberikan MILO 3in1 untuk memenuhi kebutuhan Kalsium anak. Dalam segelas MILO 3in1 terdapat kombinasi cokelat, susu, dan malt dengan rasa khas MILO yang disukai anak. MILO 3in1 juga diperkaya Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk bantu anak terus berenergi sepanjang hari. Jadi, jangan lupa selalu sediakan MILO 3in1 di rumah untuk anak ya, Bu!

Pernahkah Ibu melarang anak untuk bermain di rumah? Sebaiknya, kebiasaan tersebut segera dihindari mulai dari sekarang, Bu. Pasalnya, bermain ternyata dapat meningkatkan kreativitas anak. Bahkan, hak anak untuk bermain diatur dalam Konvensi Hak-Hak Anak (Convention on the Rights of the Child) tahun 1989.

Ada baiknya, Ibu bukan melarang anak bermain. Namun, mengatur waktu yang seimbang untuk anak belajar, bermain, dan juga istirahat. Ketiga hal tersebut sangat penting untuk perkembangan kreativitas anak dan juga fisiknya. Jadi, kebutuhannya untuk bermain dapat terpenuhi.

Baca Juga : Bu, Olahraga Bulu Tangkis Punya Segudang Manfaat Bagi Anak, Lho!

Manfaat Bermain untuk Anak

Tahukah Ibu bahwa bahwa bermain sebenarnya bagian dari cara anak untuk mempelajari hal-hal baru? Bahkan, melalui bermain, informasi ataupun pelajaran akan lebih mudah diserap oleh anak. Berikut ini sejumlah manfaat yang didapat anak saat rutin bermain:

  1. Menstimulasi kreativitas anak sambil mengembangkan imajinasi, ketangkasan, kekuatan fisik, kognitif, dan emosional;
  2. Menjaga kesehatan otak karena memiliki rutinitas bermain;
  3. Mendapatkan kesempatan untuk membuat dan menjelajahi dunia mereka;
  4. Melatih kemampuan bekerjasama dan memecahkan masalah;
  5. Menggali minat dan hobi anak. Dari sini Ibu bisa melihat apakah minat dan hobi anak bisa dikembangkan lagi;
  6. Membantu perkembangan emosional melalui perasaan gembira maupun sedih dalam konsep menang-kalah saat bermain; dan
  7. Melatih perkembangan motorik terutama dari permainan yang membutuhkan aktivitas fisik.

Berapa Lama Anak Boleh Bermain?

Walaupun memicu kreativitas anak, bukan berarti Ibu membiarkannya seharian melakukan aktivitas tersebut. Selalu ada batasan untuk suatu kegiatan agar tidak berlebihan ataupun overstimulasi.

Lalu, berapa lama sebaiknya anak bermain dalam sehari? Berbagai sumber kesehatan menyebutkan sebaiknya anak dapat bermain kurang lebih tiga jam dalam sehari. Waktu tersebut dapat dibagi-bagi sesuai jadwal.

Misalnya, anak bisa bermain setelah pulang sekolah selama satu jam. Lalu, satu jam lagi pada sore hari dan terakhir permainan sederhana satu jam sebelum tidur. Jadwal yang terpisah ini dapat mencegah anak merasa bosan ketika berada di rumah. Selain itu, anak merasa akan selalu ada kegiatan yang dilakukan.

Permainan yang Melatih Kreativitas Anak

Ibu masih bingung jenis permainan apa yang bisa melatih kreativitas anak? Tenang saja, beberapa permainan ini mudah dan menyenangkan dilakukan di rumah.

  • Melukis dinding kamar.
  • Bermain drama atau peran (roleplay) dengan seluruh anggota keluarga.
  • Mencari jejak harta karun dengan teka-teki.
  • Main tebak gambar atau tebak gerakan bersama orangtua dan suadara.
  • Mengajak anak membuat permainan kreasi dari kardus atau barang bekas.
  • Permainan meniru gerak juga bisa menjadi pilihan yang tepat untuk kegiatan bermain anak dan orang tua.

Selain mengembangkan kreativitas anak, jangan lupa untuk mengisi kembali energinya setelah beraktivitas dengan segelas MILO ActivGo. Dalam segelas MILO ACtivGo terdapat kombinasi cokelat, susu, dan malt dengan rasa khas MILO yang disukai anak. MILO ActivGo juga juga tinggi Vitamin B2, B3, B6, B12, C, & D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk bantu anak terus berenergi sepanjang hari.

Olahraga lari memang terlihat tidak terlalu berat dan simple. Namun, bila anak tidak melakukan persiapan yang tepat, bisa saja muncul cedera di kaki atau bagian tubuh lainnya. Untuk itu, Ibu harus memastikan anak melakukan gerakan pemanasan sebelum lari dimulai.

Pemanasan berguna untuk membuat otot-otot menjadi lebih fleksibel, kuat, dan sehat. Otot yang fleksibel ini diperlukan untuk menjaga rentang pergerakan antar sendi.

Manfaat Pemanasan Sebelum Lari

Tanpa gerakan pemanasan sebelum lari, otot-otot akan memendek dan menjadi tegang. Hal inilah yang memungkinkan terjadinya nyeri sendi, kram, ataupun kerusakan pada otot. Tentunya, Ibu tak ingin anak mengalami masalah kesehatan tersebut bukan? Berikut ini berbagai manfaat pemanasan sebelum lari:

  • Meningkatkan performa olahraga

Pemanasan sebelum lari membantu meningkatkan suhu dan fleksibilitas otot, serta membantu tubuh menjadi lebih efisien dan aman selama berolahraga. Pemanasan sebelum lari juga memungkinkan peningkatan detak jantung dan pernapasan secara bertahap di awal aktivitas. 

  • Meminimalisir risiko cedera

Pemanasan secara perlahan menghangatkan jantung dan pembuluh darah, yang juga disebut sistem kardiovaskular. Hal ini juga bisa meningkatkan suhu tubuh dan meningkatkan aliran darah ke otot. Ketika suhu tubuh dan fleksibilitas otot meningkat, sistem kardiovaskular akan siap untuk melakukan aktivitas fisik. Hal ini juga membantu untuk mencegah cedera dan nyeri otot.

Bagaimana Cara Melakukan Pemanasan yang Tepat?

Melihat manfaatnya, bisa dibilang pemanasan adalah bagian penting untuk mempersiapkan tubuh sebelum berolahraga. Itu sebabnya, gerakan pemanasan sebelum lari tidak boleh dilakukan sembarangan atau sekadar bergerak tidak beraturan. Ibu bisa meminta si Kecil melakukan pemanasan tepat sebelum Anda berolahraga. 

Untuk mendapatkan manfaat maksimal, mintalah si kecil lakukan pemanasan minimal 10 menit. Pemanasan bisa dilakukan dengan memusatkan perhatian terlebih dahulu pada kelompok otot besar, seperti paha belakang. Untuk hasil terbaik, mulailah gerakan pemanasan dengan perlahan, lalu tingkatkan kecepatannya. 

Banyak gerakan pemanasan yang berfokus pada latihan kardio dan rentang gerak, seperti jumping jack dan lunge. Ibu juga bisa meminta si kecil melakukan pemanasan sederhana dengan berjalan di tempat sambil mengayunkan lengan perlahan, atau bahkan menari mengikuti beberapa lagu.

Gerakan Pemanasan Sebelum Berlari

Apakah Ibu masih bingung mengenai gerakan pemanasan yang bisa dilakukan bersama si kecil? Berikut ini sejumlah contoh gerakan pemanasan sebelum lari yang bisa diterapkan pada Ibu dan juga anak:

1. Jalan Cepat

Bagaimana cara melakukan gerakan pemanasan yang tepat? Salah satu caranya adalah anak melakukan olahraga yang dimaksud dalam versi yang lebih ringan. Misalnya, anak ingin olahraga lari. Untuk pemanasan, anak bisa lakukan jalan cepat selama 10-15 menit sebelum berlari.

Saat jalan cepat, usahakan fokus terhadap otot kaki dan tangan. Anggap saja tengah berlari. Hal ini dilakukan supaya otot-otot di bagian kaki dan tangan mulai terbiasa dengan gerakan di bagian tersebut. Pemanasan dengan jalan cepat ini juga mencegah terjadinya “otot kaget”. Maksudnya, otot terasa kaku dan nyeri karena langsung berolahraga.

2. Butt Kicks

Gerakan pemanasan yang satu ini berguna untuk mengencangkan dan memperkuat otot paha bagian belakang. Tentunya, bagian tubuh yang satu ini akan banyak digunakan ketika anak melakukan olahraga lari.

Tenang Bu, gerakan pemanasan yang satu ini cukup mudah diikuti oleh anak. Pertama-tama, tekuk lutut kanan dan angkat tumit ke arah belakang mendekati bokong. Lakukan gerakan ini secara bergantian dengan kaki kiri. Perhatikan tumpuan berat tubuh berada di dasar kaki (pangkal jari-jari kaki).Gerakan selanjutnya, anak diminta tendangkan bagian tumit ke arah bawah pantat secara bergantian. Pastikan bagian tumit mengenai ujung pantat tersebut. Satu set butt kick dilakukan selama 30 detik dengan istirahat 20 detik. Anak bisa melakukannya selama 5-10 menit.

3. Hip Circle

Perlu Ibu ketahui, selain bagian kaki, area panggul juga mendapatkan tekanan besar saat anak berlari. Agar cedera otot di bagian panggul anak tidak terjadi, Ibu harus mengajari anak untuk melakukan hip circle atau gerakan memutar pada area tubuh tersebut.

Gerakan ini dilakukan dengan berdiri dengan kaki terbuka. Kemudian, mulailah gerakan memutar di daerah panggul ke satu arah saja. Setelah melakukan 6-10 putaran di sisi tersebut, anak dapat menukar arah posisi hip circle. Lakukan hal tersebut kurang lebih 10 menit.

4. Calf Raises

Manfaat gerakan pemanasan dilakukan supaya bagian-bagian tubuh yang akan bekerja keras saat berlari siap dan tidak kaku. Salah satunya, otot betis. Area tubuh ini biasanya akan berkontraksi ketika anak mulai menaikkan kaki dari tanah (posisi kaki berlari). Untuk menghindari cedera di bagian tersebut, ibu bisa menyarankan anak melakukan gerakan calf raises.

Caranya tidak sulit kok, Bu. Anak bisa berdiri di pinggir tangga atau tempat yang lebih tinggi. Lalu, bagian belakang telapak kaki dibiarkan menggantung dengan posisi tubuh menghadap ke depan dan dalam.

Setelah posisi tubuhnya tepat, naik-turunkan kaki secara bergantian secara perlahan untuk meregangkannya. Anak diminta rasakan adanya kontraksi di bagian otot betis. Jika sudah merasakan kontraksinya, itu berarti gerakan peregangan yang dilakukan sudah tepat. Lakukan aktivitas itu selama kurang lebih 10 menit dengan tiap set 1 menit calf raises dan 1 menit istirahat.

5. Walking Lunges

Bila aktivitas peregangan yang dilakukan kurang tepat, biasanya anak akan mengalami otot kaku ataupun kram. Umumnya, hal ini bisa terjadi di area kaki hingga pinggang. Bahkan, dalam kasus yang ekstrem, bisa mengalami kerusakan permanen. Inilah hal yang ingin dihindari Ibu.

Walking lunges bisa menjadi salah satu gerakan peregangan yang aman dan tepat ketika anak akan melakukan olahraga lari. Caranya pasti mudah diikuti anak. Pertama-tama, tekuk lutut ke arah depan hingga membentuk sudut 90 derajat. Usahakan supaya hampir menyentuh tanah.

Coba tahan di posisi tersebut selama 2-4 detik. Lalu, kembali secara perlahan ke posisi berdiri. Lakukan gerakan tersebut sebanyak 10 kali dan 1 menit istirahat dalam satu set. Lakukan 5-10 menit sesuai kebutuhan.

Sekarang, Ibu sudah tahu gerakan pemanasan yang tepat untuk anak yang ingin melakukan olahraga lari, kan. Nah, jangan lupa setelah selesai lari, anak juga harus melakukan pendinginan agar otot-otot terhindar dari cedera.

6. Ankle Movement

Ankle movement atau gerakan pergelangan kaki juga bisa menjadi cara pemanasan sebelum lari yang mudah dilakukan anak. Gerakan hanya bisa dilakukan dengan duduk dan menggerakan pergelangan kaki membentuk lingkaran. 

Buatlah lingkaran dengan kaki kanan ke satu arah sebanyak lima kali dan kemudian lima kali ke arah lain. Ulangi dengan pergelangan kaki lainnya.

7. Menari atau Dance

Menari atau dance bisa menjadi gerakan pemanasan sebelum lari yang menyenangkan bagi Anak. Ibu hanya perlu membiarkan si kecil membuat gerakannya sendiri mengikuti musik yang mereka sukai. Gerakan pemanasan ini juga bisa dilakukan secara berkelompok dengan membuat koreografi tarian sederhana menggunakan lagu populer. 

8. Squat

Squat juga bisa menjadi salah satu gerakan yang mudah dilakukan untuk pemanasan. Jika dilakukan dengan benar, squat bisa meningkatkan metabolisme, membantu mencegah cedera, memperkuat otot inti, serta meningkatkan keseimbangan dan postur tubuh.

Untuk melakukan squat dengan benar, Anda bisa memulai dengan menempatkan kaki sejajar lalu posisikan bagi dengan kemiringan 90 derajat. Usahakan agar dada tetap tegak, lalu gerakan otot perut, dan pindahkan beban ke tumit sembari mendorong pinggul kembali ke posisi duduk.

Nah, itu dia cara melakukan pemanasan sebelum  lari yang harus diperhatikan. Selain melakukan pemanasan dan pendinginan, jangan lupa untuk isi kembali energi anak dengan MILO UHT. MILO UHT mengandung kombinasi coklat, susu, dan malt dengan rasa khas MILO yang disukai anak. MILO UHT juga diperkaya Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Kalsium dan Fosfor untuk bantu anak terus berenergi sepanjang hari dalam kemasan yang praktis dan mudah dibawa.


Source:

  1. American Heart Association - Warm Up, Cool Down. Dari https://www.heart.org/en/healthy-living/fitness/fitness-basics/warm-up-cool-down. Diakses 3 Oktober 2023
  2. Mayo Clinic - Aerobic exercise: How to warm up and cool down. Dari https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/fitness/in-depth/exercise/art-20045517. Diakses 3 Oktober 2023  
  3. Tri-City Medical Center - Why Warming Up and Cooling Down is Important. Dari https://www.tricitymed.org/2016/12/warming-cooling-important/. Diakses 3 Oktober 2023
  4. Harvard Health - Exercise 101: Don't skip the warm-up or cool-down. Dari https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/exercise-101-dont-skip-the-warm-up-or-cool-down. Diakses 3 Oktober 2023
  5. Health - Warming up and cooling down. Dari https://www.health.act.gov.au/about-our-health-system/healthy-living/kids-play-active-play/early-childhood-educators/warming-and. Diakses 3 Oktober 2023
  6. Verywell Family - 9 Warm-Up Exercises for Kids Before Sports or Active Play. Dari https://www.verywellfamily.com/best-warm-up-exercises-for-kids-1257044. Diakses 3 Oktober 2023
  7. NHS inform - Warm-up and cool-down. Dari https://www.nhsinform.scot/healthy-living/keeping-active/before-and-after-exercise/warm-up-and-cool-down. Diakses 3 Oktober 2023  
  8. Physiopedia - Squat Exercise. Dari https://www.physio-pedia.com/Squat_Exercise. Diakses 3 Oktober 2023

 

1.Lompat Karet

Milo_Articles August_1_2

Ibu pastinya tidak asing dengan permainan lompat karet ini. Biasanya, sebelum mulai bermain harus menyiapkan beberapa karet gelang yang nantinya akan disatukan menjadi tali lompat. Untuk proses pembuatan tali itu, Ibu bisa mengajak anak untuk melakukannya. Pastinya, ini menambah keterampilan baru untuk anak.

Setelah tali karet jadi, Ibu bisa mengajak Ayah dan anggota keluarga lainnya untuk bergabung. Olahraga saat pandemi ini bisa dilakukan di teras atau halaman rumah, lho. Pastikan ada dua orang yang akan memegang tali karet di setiap bagian ujungnya.

Untuk mengawali permainan, mulailah dari setinggi mata kaki. Bila setiap peserta peserta permainan sudah melakukan satu putaran loncatan, mulai tingkatkan ketinggian tali karet. Naikkan tali sedikit demi sedikit hingga tidak ada yang bisa meloncati tali karet tersebut.

Baca Juga : Rekomendasi Olahraga Saat Pandemi Agar Anak Tetap Aktif Di Rumah

Aktivitas ini dapat membuat anak bergerak seperti olahraga. Anak juga terasah untuk mengira-ngira batas kemampuannya. Bahkan, dapat juga muncul ide atau trik saat melakukan lompatan. Seru, bukan?

2.Patok Lele

Milo_Articles August_1_3

Tenang, Bu, dalam permainan ini tidak membutuhkan ikan lele, kok. Permainan tradisional ini dikenal dengan banyak sebutan, seperti gatrik di Jawa Barat, benthing di Jawa Tengah, tak tek di Kepulauan Bangka Belitung, serta kayu doi di NTT. Walaupun namanya berbeda, konsep permainan patok lele tetap sama.

Pertama-tama Ibu harus menyiapkan peralatannya dulu. Siapkan satu buah kayu berukuran 30 cm sebagai “kayu induk” dan juga satu buah kayu 10 cm sebagai “kayu anak”. Kedua kayu ini diletakan di atas sebuah lubang atau sejumlah bata. Nantinya, lubang ini memasang kayu yang akan dilempar agar dapat diungkit dengan tongkat lainnya.

Tentunya, olahraga saat pandemi ini harus dimainkan dengan anggota keluarga yang lain. Ini karena ada dua kelompok untuk bermain patok lele. Kelompok satu untuk penangkap kayu anak dan kelompok dua sebagai pemukul kayu induk. Untuk tim pemukul kayu, akan dilakukan secara bergilir. Bila kayu yang dipukul tak bisa ditangkap, tim pemukul menjadi pemenangnya. Sedangkan kalau kayu anak yang dipukul berhasil ditangkap, kelompok penangkap yang akan menang.

Supaya anak bisa mengeluarkan keringat, lakukan permaianan di teras, atau di halaman maupun belakang rumah. Aktivitas anak ini dapat menguatkan otot tangan dan melatih sistem motorik, serta melatih kerjasama.

3.Engklek

Milo_Articles August_1_4

Permainan engklek pastinya pernah Ibu mainkan saat masa-masa sekolah dasar. Biasanya permainan ini dilakukan bersama teman-teman. Olahraga saat pandemi ini juga dikenal di luar negeri, lho. Tentunya namanya berbeda-beda.

Kalau dulu, Ibu akan memerlukan kapur untuk menggambar wadah engkek. Namun sekarang, banyak juga produk engklek yang terbuat dari bantalan empuk. Biasanya, ini bisa ditaruh di dalam rumah. Namun Ibu tetap bisa mengajak anak untuk menggambarkan wadah engklek di garasi atau halaman depan, misalnya.

Sebenarnya permainan tradisional yang satu ini cukup mudah dimainkan. Anak tinggal melemparkan koin ke wadah engklek yang sudah dinomori. Letak koin tersebut yang menentukan seberapa jauh anak dapat melompat dalam wadah engklek. Ini bisa dilakukan secara bergiliran dan beberapa putaran.

Apa manfaat engklek untuk anak? Terlihat simple, tetapi banyak manfaatnya. Engklek dapat melatih keseimbangan dan motorik anak. Secara tidak disadari anak juga melakukan olahraga.

Ibu jangan lupa untuk memberikan reward atau hadiah untuk anak. Apa, ya, kira-kira yang membuat semangat dan disukai anak? Ibu bisa memilih MILO 3in1. Dalam segelas MILO 3in1 terdapat kombinasi cokelat, susu, dan malt dengan rasa khas MILO yang disukai anak. MILO 3in1 juga diperkaya Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk bantu anak terus berenergi sepanjang hari. Cocok banget untuk anak yang habis olahraga saat pandemi. Makin kuat, sehat, dan juga gembira.

Setelah asyik liburan sekolah selama beberapa minggu, akhirnya anak kembali bersekolah. Tentunya, Ibu juga sibuk mempersiapkan anak melanjutkan jenjang kelas berikutnya. Walaupun kebijakan sekolah tatap muka maupun jarak jauh masih terus mengikuti perkembangan situasi terkini, Ibu tetap harus memberikan semangat di pagi hari. Salah satu cara mendukung anak menghadapi situasi saat ini adalah dengan menyiapkan sarapan sehat untuk anak sekolah yang juga membantu menjaga daya tahan tubuhnya.

Pentingnya Sarapan Sehat untuk Anak Sekolah

Perlu Ibu tahu, mengonsumsi sarapan sehat untuk anak sekolah setiap pagi ternyata sangat dibutuhkan karena kaya akan manfaat. Oleh sebab itu, sarapan adalah aktivitas yang perlu dilakukan baik oleh anak yang bersekolah online atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), maupun anak yang bersekolah tatap muka di gedung sekolah. Berikut ini sejumlah kegunaan dari sarapan pagi bagi anak:

  • Memberikan energi untuk aktivitas sekolah dan belajar.
  • Meningkatkan kesehatan fisik, termasuk menjaga daya tahan tubuhnya.
  • Menjaga mood anak selama bersekolah.
  • Mengasah daya ingat anak selama belajar.
  • Membuat anak lebih mudah berkonsentrasi.
  • Mengurangi rasa kantuk saat belajar.

Pembelajaran secara daring tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi Ibu dan anak. Umumnya, anak akan lebih mudah bosan ataupun berubah mood menjadi lebih negatif. Ditambah lagi, tidak berinteraksi secara langsung dengan teman-teman sebayanya.

Kalau dibiarkan, kondisi seperti ini bisa membuat anak menjadi stres. Untuk itu, sarapan sehat untuk anak sekolah dibutuhkan sebagai penyemangatnya sebelum memulai aktivitas sekolah online.

Baca Juga : 5 Cara Biasakan Anak Untuk Sarapan

Tips Menyiapkan Sarapan Sehat untuk Anak Sekolah

Supaya mendapatkan energi dan semangat yang optimal, Ibu juga harus memperhatikan menu sarapan sehat untuk anak sekolah yang akan dibuat. Coba perhatikan beberapa hal berikut ini untuk mempersiapkan menu sarapan yang tepat.

1. Disesuaikan dengan Gizi Seimbang

Pastinya Ibu ingin memberikan sarapan sehat untuk anak sekolah yang ideal proporsinya. Jangan sampai anak kelebihan kandungan yang membuatnya justru mudah mengantuk, seperti karbohidrat.

Pastikan menu sarapan yang disantap anak sesuai dengan gizi seimbang dari Isi Piringku rekomendasi Kementerian Kesehatan RI. Sebenarnya, ini tak jauh berbeda dengan konsep 4 Sehat 5 Sempurna yang dikenal Ibu saat masih kecil. Namun, ini konsep yang lebih update.

Dalam satu piring sarapan anak, sebaiknya Ibu memastikan tersedia berikut ini.

Selain proporsi isi piring anak, Ibu juga harus memantaunya mencuci tangan pakai sabun, konsumsi air putih delapan gelas setiap hari, serta melakukan aktivitas fisik.

  • ⅔ dari setengah piring berisi makanan pokok, seperti nasi, kentang, ubi, atau mie.
  • ⅓ dari setengah piring berisi lauk pauk, seperti ikan, telur, ayam, tahu, atau tempe.
  • ⅓ dari setengah piring berisi buah-buahan.
  • ⅔ dari setengah piring berisi sayuran.

2. Perbanyak Sumber Makanan untuk Daya Tahan Tubuh

Pada masa pandemi saat ini, segala penyebab penyakit paling dihindari Ibu dan keluarga. Salah satu cara agar bisa cegah penularan penyakit adalah memperkuat daya tahan tubuh.

Itu sebabnya, Ibu bisa memberikan jenis makanan yang mengandung vitamin C. Misalnya, jeruk, pepaya, kale, brokoli, mangga, bayam, stroberi, dan lemon. Perlu diketahui, tubuh anak tidak bisa memproduksi serta menyimpan vitamin C sendiri. Makanya, memberikan asupan tambahan menjadi tugas Ibu.

Vitamin C sendiri bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegahnya kedatangan penyakit. Bahkan, bisa memperpendek durasi gejala penyakit yang tengah dialami, lho.

3. Tambahkan Makanan yang Mengandung Probiotik

Tahukah Ibu kalau tidak semua bakteri jahat untuk kesehatan tubuh? Salah satunya yang kaya akan manfaat adalah bakteri probiotik. Jenis bakteri ini berada ini biasanya akan membantu menguatkan sistem pencernaan anak, Bu.

Kalau sistem pencernaan anak lancar dan tidak mengalami masalah kesehatan, tentunya ini mempengaruhi daya tahan tubuh. Hal ini dikarenakan 70% sistem imun tubuh dipengaruhi kesehatan pencernaan.

Ibu bisa menambahkan daftar makanan yang mengandung bakteri probiotik dalam menu sarapan anak. Misalnya, yoghurt, kefir, kimchi, dan juga tempe.

4. Jangan Lupa Konsumsi Makanan Sumber Prebiotik

Prebiotik merupakan jenis makanan tinggi serat berfungsi menjadi asupan makanan bagi bakteri baik yang berada di saluran pencernaan. Jadi, tugasnya adalah memberi makanan probiotik.

Itu sebabnya, manfaat makanan dengan prebiotik tak jauh berbeda dari probiotik. Misalnya, menjaga saluran pencernaan, meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah munculnya alergi, hingga menjaga kesehatan mulut.

Untuk mendapatkan kegunaan tersebut, Ibu bisa menambahkan sejumlah makanan dalam menu sarapan anak. Coba selipkan pisang, asparagus, gandum, bawang putih, bawang bombay, kacang arab, ataupun kacang kedelai dalam piring anak. Ibu juga bisa mengolahnya menjadi menu berat, seperti sup rumput laut, sup kacang merah, ataupun roti gandum selai kacang. Menarik, bukan?

5. Lengkapi dengan Segelas MILO

Di pagi hari, anak idealnya membutuhkan asupan energi sebesar +600 kkal. Faktanya, energi yang diperoleh dari sarapan hanya sekitar 400-450 kkal. Oleh sebab itu, untuk membantu anak memiliki asupan energi yang cukup untuk beraktivitas, lengkapi sarapan sehat untuk anak sekolah dengan segelas MILO ActivGo.

MILO ActivGo mengandung ekstrak malt yang merupakan sumber Karbohidrat kompleks yang berperan sebagai sumber energi. MILO ActivGo juga diperkaya susu sebagai sumber Protein dan Kalsium, juga punya rasa cokelat yang disukai anak. Tak hanya itu, MILO ActivGo juga mengandung Vitamin B2, B3, B6, B12, C, & D serta Fosfor dan Zat Besi untuk bantu penuhi kebutuhan nutrisi anak.

Bagaimana, Bu? Sekarang sudah tak ragu lagi dalam membuat menu sarapan sehat untuk anak sekolah, kan? Ibu juga bisa mencari inspirasi menu sarapan sehat ala MILO di sini. Selamat dan semangat bersekolah lagi untuk anak!

Apakah anak termasuk orang yang selalu bergerak atau tidak bisa diam saat berada di rumah? Ibu harus bersyukur karena itu tandanya ia adalah tipe anak yang aktif. Hal yang perlu Ibu lakukan selanjutnya mencari aktivitas yang dapat menyalurkan energi dan kemampuannya. Olahraga bela diri bisa menjadi salah satu alternatif kegiatan untuk anak yang aktif, Bu.

Lalu, bagaimana cara anak tahu olahraga bela diri yang cocok untuknya? Tenang, ini tugas Ibu untuk membantunya memilih aktivitas bela diri yang tepat untuknya. Ibu dan anak bisa lakukan beberapa cara atau tips berikut ini.

1. Kenali Dulu Manfaat Olahraga Bela Diri

Tak kenal maka tak sayang. Pepatah tersebut sering dilontarkan saat bertemu atau melakukan hal-hal baru. Maksudnya, Ibu diminta mengenal lebih dalam dulu akan seseorang atau kegiatan tertentu. Hal ini juga berlaku saat memilih bela diri sebagai kegiatan untuk anak yang aktif.

Olahraga bela diri memiliki segudang manfaat untuk kesehatan dan tumbuh kembang anak, lho. Ini dia beberapa daftar manfaat bela diri yang perlu Ibu ketahui:

Baca Juga : 4 Ide Kegiatan Anak Di Rumah Agar Tetap Aktif Bergerak!

  • Anak dapat menyalurkan energinya lewat gerakan-gerakan bela diri.
  • Bela diri dapat meningkatkan fokus serta konsentrasi anak melalui kegiatan meniru gerakan.
  • Tanpa disadari anak juga diajari kedisiplinan. Mulai dari mengenakan seragam yang rapi hingga mengikuti tahapan kegiatannya.
  • Olahraga bela diri juga dapat membantu anak untuk beradaptasi dan bersosialisasi dengan orang yang usianya sebaya ataupun lebih tua.
  • Kegiatan untuk anak yang aktif ini juga dapat melatih emosional anak.
  • Tentunya, kesehatan fisik anak juga lebih terjaga sehingga selalu fit dan bugar.

2. Temukan Olahraga yang Menarik bagi Anak

Setelah mengenal manfaatnya, Ibu harus bantu anak menentukan jenis olahraga bela diri yang dipilih. Namun, orang tua disarankan untuk tidak memaksakan keinginannya. Biarkan anak bebas memilih jenis bela diri yang diinginkannya. Ibu hanya sebagai pembuka jalan atau pembimbing saja.

Bagaimana cara memilih kegiatan untuk anak yang aktif dengan bela diri yang tepat? Untuk itu, Ibu harus lebih aktif lagi memperkenalkan sejumlah olahraga jenis tersebut. Misalnya, Ibu atau Ayah mengajak anak menonton pertandingan karate. Pada lain waktu, ajak dia ke tempat latihan silat.

Biasanya, dengan melihat, anak akan menemukan jenis olahraga bela diri yang menarik hatinya. Tanda-tanda anak tertarik umumnya dia akan terus membicarakan aktivitas tersebut. Bahkan, mulai meniru gerakan-gerakan yang sempat disaksikan.

3. Cari Tempat Berlatih yang Sesuai

Setelah memilih kegiatan untuk anak yang aktif, Ibu bisa mulai mencari pusat pelatihan yang membuka kelas bela diri secara privat di rumah. Selain membantu anak lebih cepat menguasai gerakan, mengambil kelas privat juga bisa meminimalkan aktivitas yang menimbulkan kerumunan. Jangan lupa untuk mengajak anak untuk survei atau mengikuti sesi tanya jawab soal latihannya ketika Ibu menghubungi tempat tersebut melalui telepon atau video call. Kalau kelas kegiatan untuk anak yang aktif ini cocok, Ibu bisa segera mendaftarkannya.

4. Siapkan Kebutuhan Nutrisi

Setelah mendaftar ke kelas bela diri, giliran Ibu memenuhi kebutuhan nutrisi anak setiap akan beraktivitas. Tentunya olahraga tersebut memerlukan energi yang banyak untuk beraktivitas. Itu sebabnya, ibu harus menyiapkan makanan yang kaya nutrisi dan lengkapi dengan segelas MILO 3in1.

MILO 3in1 dengan malt, susu, dan rasa cokelat yang lezat diperkaya Vitamin B1, B2, B3, B6, Kalsium, dan Fosfor untuk membantu anak kembali berenergi setelah beraktivitas. Rasa cokelatnya yang lezat juga lebih enak dan segar dinikmati dingin bagi anak yang selesai latihan bela diri.

Bagaimana, Bu, tertarik mencoba olahraga bela diri sebagai kegiatan untuk anak yang aktif? Semoga tips ini dapat membantu.

Sistem imun yang kuat diawali dari konsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain mengonsumsi sayuran dan buah-buahan yang kaya vitamin juga mineral, anak bisa mengoptimalkan sistem imun tubuhnya dengan konsumsi susu coklat  secara teratur. Lantas, bagaimana kandungan nutrisi di dalam susu coklat  dapat membantu sistem imun anak? Simak faktanya di dalam artikel ini, Bu!

Kalsium Dalam Susu Kontrol Sel Imun Tubuh 

Tahukah, Ibu? Kalsium adalah mineral yang dapat mengaktifkan sel imun tubuh untuk memerangi virus dan kuman penyebab penyakit. Selain itu, kalsium juga dapat mengontrol aktivitas sel imun. Caranya yaitu dengan menurunkan dan meningkatkan respons imunitas terhadap virus dan kuman pada waktu yang tepat. Oleh sebab itu, supaya proses ini berjalan dengan baik sejak anak memulai hari, Ibu dapat memberikan susu coklat  sebagai pelengkap menu sarapannya.

Zat Besi Suplai Oksigen pada Sel Tubuh 

Bu, tubuh manusia beroperasi hingga ke tingkat sel. Oleh sebab itu, sel yang sehat akan membuat tubuh sehat pula. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, sel membutuhkan kadar oksigen yang cukup, dan proses ini dibantu oleh Zat Besi. Oleh sebab itu, kebutuhan Zat Besi anak perlu dipenuhi, salah satunya dengan memberikan susu coklat . Jika aak kekurangan Zat Besi, kekebalan tubuhnya juga dapat menurun secara signifikan karena sel-sel dalam tubuhnya tidak memperoleh asupan oksigen secara optimal.

Vitamin D Dalam Susu coklat Tingkatkan Respon Imun Tubuh 

Selain bisa membantu proses pembentukan tulang, Vitamin D dalam susu coklat   juga dapat meningkatkan respons anti-bakteri dalam sistem kekebalan tubuh lho, Bu. Vitamin D juga menghasilkan efek anti-inflamasi dan meningkatkan fungsi serta jumlah sel T yang berperan menekan sel-sel rusak dalam tubuh. 

Vitamin C Dalam Susu coklat Redakan Infeksi Saluran Pernafasan 

Menurut penelitian, Vitamin C membuat anak lebih cepat pulih dari penyakit flu, juga meredakan gejalanya. Vitamin C memang menjadi salah satu nutrisi yang direkomendasikan untuk meningkatkan kekebalan tubuh, Bu. Kabar baiknya, susu coklat   juga dapat mengandung Vitamin C dan segala kebaikannya, lho.

Cokelat Dalam Susu Coklat Kaya Akan Antioksidan

Susu coklat  juga mengandung antioksidan yang berguna untuk melindungi sel tubuh dari radikal bebas.  Pasalnya, kehadiran radikal bebas di dalam tubuh dapat memicu serangkaian penyakit yang menghambat aktivitas anak. Oleh sebab itu, pastikan susu coklat  yang Ibu pilih menggunakan terbuat dari kakao asli sebagai salah satu bahan utamanya, bukan perisa coklat. 

Nutrisi Dalam Susu Coklat Lengkapi Kebutuhan Gizi Harian

Selain kaya vitamin dan mineral, susu coklat  juga mengandung energi yang dibutuhkan anak. Apalagi, jika Ibu memberikan anak MILO 3in1. Perpaduan susu, cokelat, dan malt dalam MILO 3in1 melengkapi kebutuhan energi harian anak. Pasalnya, ekstrak malt mengandung karbohidrat kompleks yang dapat menjadi sumber energi baik bagi tubuh. Selain itu, MILO juga menggunakan bubuk kakao untuk menghasilkan rasa cokelat yang lezat. MILO 3in1 juga kaya Vitamin B, Mineral, serta berbagai nutrisi lainnya yang baik untuk tubuh. Nah, ketika nutrisi anak terpenuhi, maka daya tahan tubuhnya pun otomatis akan terjaga.

Itulah serangkaian manfaat susu coklat  untuk daya tahan tubuh anak. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bu.
 

Selama masa pembelajaran jarak jauh, anak dituntut untuk lebih sering di rumah. Padahal di usia ini, ia sedang aktif-aktifnya bergerak dan beraktivitas. Oleh karena itu, ayo terus dukung anak tetap aktif setiap harinya dengan melakukan olahraga rutin. Jangan lupa berikan anak asupan energi yang cukup. Ibu bisa bantu anak tetap berenergi seharian dengan menyiapkan kreasi minuman coklat  yang menyegarkan. Cara membuatnya mudah, lho. Yuk, coba buat di rumah!

1. Siapkan Gelas Saji yang Cantik

Salah satu cara untuk membuat anak lebih semangat menyantap minuman coklat yang kaya akan gizi adalah dengan menyiapkannya secara menarik. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan gelas saji yang cantik. Misalnya, gunakan gelas dengan gambar karakter kesukaannya. Ibu bisa juga menggunakan gelas ramping dan tinggi seperti minuman yang dihidangkan di restoran. Tips lainnya, Ibu juga bisa memanfaatkan gelas saji cantik dengan pegangan seperti mangkuk yang digunakan untuk es buah. Dengan begitu, minuman coklat yang Ibu hidangkan akan terlihat lebih menarik untuk dinikmati. 

2. Berani Bermain Warna dan Tekstur

Tips lainnya, Ibu juga bisa berkreasi pada warna dan tekstur minuman coklat  untuk anak. Sebagai rekomendasi, Ibu bisa campurkan nata de coco, stroberi, es krim vanilla, atau topping lainnya sebagai pelengkap minuman coklat  MILO. Sementara jika ingin bermain dengan teksturnya, Ibu bisa kreasikan minuman coklat menjadi es serut, ice pop, atau es kotak. Untuk memberikan tekstur crunchy, Ibu juga bisa tambahkan MILO Balls. Selain lebih lezat, topping ini juga bisa buat minuman coklat yang dihidangkan terlihat lebih cantik. 

3. Berikan Topping yang Melimpah

Selain memilih pelengkap minuman coklat  yang sesuai dengan selera Sang Juara, sebaiknya jangan ragu dalam menyajikan topping yang melimpah. Tentu saja, Ibu juga perlu memerhatikan jenis topping yang dipilih. Sebaiknya gunakan bahan yang bergizi, seperti buah dan kacang-kacangan. Hindari menggunakan topping yang tinggi gula atau pemanis buatan, sebab minuman coklat  MILO sendiri sudah diperkaya rasa cokelat yang lezat. 

4. Pilih Cara Buat yang Praktis dan Mudah 

Di tengah kesibukan Ibu setiap harinya, tentu saja menyiapkan segala sesuai secara praktis menjadi salah satu prioritas utama. Oleh sebab itu, pilih resep atau cara buat minuman coklat  untuk anak yang praktis. Salah satunya dengan memilih MILO sebagai bahan utama minuman coklatnya. Penyajian MILO 3in1 dan MILO ActivGo dapat dilakukan melalui dua step saja, yaitu tuangkan bubuk MILO ke dalam gelas dan campurkan dengan air hangat. Setelah itu, tinggal dikreasikan dengan bahan lainnya.

Sementara untuk MILO UHT bisa langsung dikombinasikan dengan bahan-bahan kreasi minuman coklat  lainnya. Mudah, bukan? Anak pun bisa membuatnya sendiri. 

5. Gunakan MILO Sebagai bahan Dasar

Dalam memilih minuman coklat  juga sebaiknya tidak sembarangan, Bu. Pilih minuman coklat yang terbuat dari biji kakao asli seperti MILO. Rasa cokelat yang lezat dari kakao berpadu dengan malt dan susu menghasilkan rasa khas MILO yang disukai anak.

Tak hanya itu, MILO juga diperkaya Vitamin B, C, D, Zat Besi, dan nutrisi penting lainnya yang mendukung anak untuk terus berenergi. Bila energi anak sudah terpenuhi, tentu aktivitasnya akan berjalan lebih optimal.

Manfaat Kesehatan Kakao bagi Anak-Anak

Tahukah Ibu bahwa bahan dasar dari minuman coklat, yakni kakao, mengandung berbagai nutrisi yang baik untuk tumbuh kembang anak? Kakao kaya akan antioksidan, magnesium, dan flavonoid, yang membantu meningkatkan daya tahan tubuh Si Kecil. Minuman coklat yang terbuat dari kakao dapat mendukung kesehatan jantung anak, melindungi sel-sel tubuhnya, dan bahkan meningkatkan fungsi otak.

Lebih dari itu, flavonoid di dalam kakao dipercaya mampu memberi efek positif pada suasana hati anak. Jika Si Kecil sedang rewel atau kurang bersemangat, segelas minuman coklat sachet hangat bisa menjadi solusi sederhana untuk membuatnya ceria kembali. Namun, tetap perhatikan bahan tambahan dalam minuman coklat agar manfaat yang terkandung di dalamnya tidak berkurang, ya, Bu! 

Alternatif Bahan Tambahan agar Lebih Sehat

Ibu tentu ingin memastikan bahwa apa yang diminum anak adalah pilihan terbaik untuk kesehatannya. Ketika membuat minuman coklat bubuk, pilih gula alami seperti madu atau gula kelapa sebagai pengganti gula pasir. Selain lebih sehat, bahan alami ini mengandung nutrisi tambahan yang baik untuk tubuh anak.

Jika Si Kecil suka variasi rasa, cobalah tambahkan potongan buah segar seperti pisang atau stroberi ke dalam minuman coklat. Selain memperkaya cita rasa, buah-buahan ini menjadi sumber vitamin dan serat yang mendukung keseimbangan gizinya. Untuk pilihan yang lebih menyegarkan, minuman coklat juga bisa disajikan dalam bentuk es coklat kental dengan susu rendah lemak atau almond milk.

Dengan memilih bahan tambahan ini, Ibu tak hanya menyuguhkan minuman coklat yang lezat tetapi juga memperhatikan kualitas nutrisinya.

Takaran dan Waktu Terbaik Minum Coklat

Sekarang, mari Ibu perhatikan takaran dan waktu terbaik untuk menyajikan minuman coklat bubuk bagi anak. Minuman coklat sebaiknya diberikan dalam porsi yang bijak, maksimal satu gelas sehari. Takaran coklat yang baik untuk anak adalah 2–3 sendok makan bubuk kakao dalam satu gelas susu. Hindari memberikan minuman coklat terlalu manis agar anak tidak terbiasa konsumsi gula berlebihan. 

Waktu terbaik menikmati minuman coklat bisa saat sarapan atau sore hari sebelum bermain. Pada pagi hari, kakao memberikan energi untuk memulai aktivitas. Sedangkan pada sore hari, segelas es coklat kental dapat menjadi camilan yang menyenangkan untuk mengisi kembali energi tubuh anak. 

Hindari memberikan minuman coklat menjelang tidur karena kandungan stimulan alami pada kakao dapat mengganggu rutinitas tidur Si Kecil.

Lalu, jangan lupa untuk mengajak anak rutin berolahraga dan temukan rekomendasi olahraga untuk anak aktif di MILO Activ Academy. Dengan bergabung di MILO Activ Academy, anak bisa mencoba berbagai aktivitas olahraga sekaligus melatih jiwa kompetitifnya untuk bersaing memasuki Tabel Klasemen sebagai pengumpul poin terbanyak. Yuk, ajak anak gabung sekarang juga!