Ibu, Coba Perhatikan 4 Tahap Perkembangan Kognitif Anak Ini

Bagikan Artikel:

Tahukah Ibu kalau tahap perkembangan kognitif tak berhenti sampai usia balita saja? Saat memasuki usia remaja, perkembangan kognitif anak juga terus berlangsung. Jadi, Ibu tetap harus memperhatikan nutrisi anak sehari-hari. Jangan sampai anak kekurangannya.

Tahap perkembangan kognitif ini sesuai dengan teori yang disampaikan psikologis asal Swedia, Jean William Fritz. Piaget. Tahap perkembangan kognitif menurut Piaget adalah seorang anak bukan hanya memperoleh kecerdasan, tapi ini juga mengembangkannya seiring dengan bertambahnya usia anak. Seperti apa tahapannya?

 

Tahapan Perkembagan Kognitif Anak

Bagi Ibu yang belum paham, perkembangan kognitif adalah sejumlah tahapan perubahan yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia untuk memahami, mengolah informasi, memecahkan masalah, dan mengetahui sesuatu.

Menurut Piaget, terdapat 4 tahapan kognitif yang biasanya terjadi pada anak. Berikut ini beberapa penjelasannya. 

Baca Juga : Kenali Periode Tumbuh Aktif Pada Anak

 

1. Tahap Sensorimotor (Usia 18-24 Bulan)

Ini merupakan tahap perkembangan kognitif pertama dalam hidup manusia. Umumnya, terjadi sebelum anak memasuki usia 2 tahun. Dalam tahapan ini, biasanya seorang anak akan mulai penasaran dengan dirinya sendiri dan lingkungan di sekitarnya. Mereka akan terlihat mulai merasakan sesuatu melalui panca indra yang juga tengah berkembang kemampuannya. Anak pun tengah giat menunjukkan aktivitas motoriknya. 

Dalam tahapan perkembangan kognitif ini, anak biasanya belajar melalui pengalaman yang dialaminya saja atau bisa juga karena coba-coba (trial and error). Misalnya, anak harus menangis untuk mendapatkan makanannya atau menunjukkan ketidaknyamanan. Bisa juga anak mulai mengoceh ketika membutuhkan perhatian dari orang tua.

Memasuki tahapan ini, umumnya seorang anak sudah memahami keberadaan satu objek akan tetap ada walau ia tak melihatnya lagi. Pada tahap ini, anak juga memahami bahwa suatu objek akan tetap ada meskipun mereka tidak dapat melihatnya. Misalnya, anak mulai menyembunyikan barang-barangnya di bawah bantal.

 

2. Tahap Praoperasional (Usia 2-7 Tahun)

Dalam periode ini, anak biasanya masih berpikir tingkat simbolik, dan belum menggunakan operasi kognitif. Apa maksudnya? Itu tandanya anak belum dapat menggunakan logika berpikir atau mengubah, menggabungkan, dan memisahkan pikirannya.

Selama masa perkembangan kognitif ini, kemampuan ingatan dan imajinasi anak mulai berkembang. Jangan heran saat anak mulai bercerita soal peri gigi ataupun kucing yang bisa berbicara. Bahkan, sebagian anak memiliki teman imajiner yang menemaninya bermain.

Nantinya, pemikiran-pemikiran anak ini akan berkembang menuju tahap bisa memakai pemikiran logis. Ada baiknya dalam tahap praoperasional ini Ibu ikut berperan. Misalnya, dengan ikut serta dalam khayalan anak dengan membuat cerita sebelum tidur bersama. Bisa juga Ibu bermain bersama teman imajinernya. Biarkan anak membuat imajinasinya sendiri.

Baca Juga : Kebutuhan Energi Anak dan Orang Dewasa Beda, Lho! Berikut Faktanya!

 

3. Tahap Operasional Konkret (Usia 7-11 Tahun)

Dalam tahap perkembangan kognitif yang satu ini, anak mulai memunculkan sejumlah pertanyaan. Biasanya, hal ini terkait dengan sesuatu di luar nalarnya. Sesederhana ia bertanya, mengapa ada kucing berwarna pink dalam film kartun yang dilihat. Pertanyaan ini muncul karena dalam pengalamannya ia tak pernah melihat kucing dengan warna tersebut.

Biasanya, periode ini ditandai dengan adanya perkembangan pemikiran yang terorganisir dan rasional. Pada tahap ini, anak dapat menggunakan pemikiran logis dan menerapkannya pada objek fisik. Anak juga mulai menyadari ada sejumlah peristiwa yang terjadi di luar dirinya.

Itu sebabnya, Ibu akan mendengar banyak pertanyaan soal lingkungan di sekitar anak. Bahkan, anak mulai memahami untuk tidak bersikap egois dan tahu ada perbedaan pendapat, pemikiran, perasaan, dan keyakinan seseorang. Beberapa anak justru jadi pengamat yang baik dalam tahapan ini.

 

4. Tahap Operasional Formal (Usia di atas 11 Tahun)

Saat inilah anak mulai menggunakan pemikiran kognitifnya. Maksudnya, anak yang memasuki tahapan ini sudah memiliki kemampuan untuk berpikir secara abstrak. Maksudnya, dalam pikirannya, anak sudah bisa memperkirakan sesuatu hal secara matematis dan kreatif. Jadi, anak sudah bisa membayangkan cara menyelesaikan masalah di kepalanya.

Bahkan, anak mulai bisa mengevaluasi tindakannya. Anak lebih berpikir dengan logika dibandingkan imajinatif. Misalnya, ban sepeda anak bocor. Ia kemudian berpikir bagaimana cara memperbaikinya. Di dalam kepalanya, sudah jelas dia akan coba memompa ban atau membawanya ke bengkel sepeda.

Biasanya, anak yang punya imajinasi tinggi akan lebih mudah menjadi problem solver dalam periode ini. Ditambah lagi kalau dia aktif di lingkungannya. Pikiran logis biasanya muncul dari anak yang sempat memperhatikan peristiwa-peristiwa di sekitarnya.

Karena tahapan perkembangan ini sangat penting, Ibu harus memastikan kebutuhan nutrisi anak tetap tercukupi. Berikan makanan bergizi dan lengkapi dengan segelas MILO 3in1. Minuman coklat favorit anak ini mengandung susu, bubuk kakao, dan proses dua kali ekstrak malt yang menghasilkan energi alami di setiap butiran MILO. Minuman berenergi ini juga mengandung Vitamin B2, B3, B6, B12, C, dan D, serta Kalsium, Fosfor, dan Zat Besi untuk mendukung energi dan nutrisi anak di periode tumbuh aktif.

Ayo, Ibu! Tetap dukung tahap perkembangan kognitif anak dengan berbagai cara. Ingat, peran Ibu sangat penting untuk kelancaran tumbuh kembang anak. 

komposisi milokomposisi milo

Temukan

Resep Kreasi Milo

Ayo berkreasi dengan resep-resep menarik dari MILO untuk melengkapi energi dan nutrisi anak.

Artikel Lainnya

Tentang Aktivitas

Manfaat sepak bola Aktivitas
7 Manfaat Sepak Bola yang Perlu Kamu Tahu

Bagi kamu yang aktif dan suka berolahraga, bermain sepak bola bisa menjadi pilihan terbaik untuk menyalurkan energi sekaligus menjaga kesehatan. Sepak

Cara plank yang benar Aktivitas
Cara Plank yang Benar: Kunci Dapatkan Otot Inti yang Kuat

Plank kelihatannya simpel, kamu "hanya" menahan posisi seperti push-up tanpa bergerak. Tapi jangan salah! Di balik kesederhanaannya, olahraga plank

Cara meningkatkan stamina Aktivitas
5 Tips Jitu untuk Meningkatkan Stamina Secara Cepat dan Efektif

Meningkatkan stamina tubuh bukan cuma buat atlet atau orang dewasa aja. Kamu yang masih remaja juga perlu punya daya tahan tubuh yang prima. Apalagi

Permainan lompat tali Aktivitas
Serunya Bermain Lompat Tali: Olahraga Sederhana dengan Segudang Manfaat!

Permainan lompat tali adalah olahraga kardio sederhana yang bisa dilakukan di mana saja dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, mulai dari

Gerakan Pilates untuk Pemula Aktivitas
Gerakan Pilates yang Bikin Tubuh Lebih Lentur dan Kuat

Pilates adalah metode latihan fisik yang fokus pada penguatan otot inti (core), pernapasan, dan postur tubuh. Olahraga ini dapat meningkatkan

cara defisit kalori Aktivitas
Bagaimana Cara Defisit Kalori untuk Anak Usia Sekolah?

Jika Ibu memiliki anak yang aktif dan gemar olahraga, tentu Ibu ingin memastikan mereka tetap sehat, bugar, dan mendapatkan asupan kalori yang sesuai

Bekal makanan sehat Aktivitas
5 Kreasi Bekal Makanan Sehat yang Bikin Anak Semangat di Sekolah!

Sebagai seorang ibu, memiliki anak yang aktif dan penuh semangat membuat pentingnya menyediakan bekal makanan sehat menjadi prioritas utama. Bekal

makanan setelah olahraga Aktivitas
Menu Makanan Setelah Olahraga untuk Kembalikan Energi. Yuk, Simak!

Setelah sesi olahraga yang intens, tubuh memerlukan asupan makanan dan minuman yang tepat untuk pemulihan energi dan otot. Artikel ini akan membahas

Olahraga yang cocok saat puasa untuk ibu dan anak Aktivitas
Rekomendasi Olahraga yang Cocok Saat Puasa untuk Ibu dan Anak

Puasa adalah masa yang penuh berkah dan kesempatan untuk meningkatkan ketahanan diri secara spiritual. Namun, seringkali kita merasakan penurunan

Selamat, Kamu mendapatkan ekstra 30 poin! Tonton video modul lainnya atau dapatkan ekstra 1 poin setiap Kamu menonton ulang.