Jika Ibu memiliki anak yang aktif dan gemar olahraga, tentu Ibu ingin memastikan mereka tetap sehat, bugar, dan mendapatkan asupan kalori yang sesuai dengan kebutuhan. Namun, ketika aktivitas fisik anak tidak seimbang dengan pola makan yang mereka terapkan, hal ini dapat menyebabkan peningkatan berat badan berlebih.
Dalam artikel ini, kita akan membahas cara defisit kalori yang aman dan sehat untuk anak usia sekolah, mulai dari definisi hingga tips praktis seperti pemberian menu harian yang rendah kalori tapi penuh nutrisi, serta betapa pentingnya aktivitas fisik dalam mendukung pola makan sehat mereka. Yuk, simak penjelasannya, Bu!
Definisi dan Pentingnya Defisit Kalori yang Sehat
Bu, sebelum membahas lebih jauh, mari kita pahami dulu apa itu defisit kalori. Defisit kalori adalah kondisi ketika jumlah kalori yang dikonsumsi lebih sedikit daripada kalori yang dibakar tubuh untuk beraktivitas. Defisit kalori yang sehat memainkan peran penting dalam menjaga berat badan ideal dan mendukung kesehatan anak secara keseluruhan.
Namun, Ibu perlu berhati-hati. Defisit kalori anak tidak boleh dilakukan sembarangan, apalagi hingga membuat anak kekurangan energi untuk aktivitas hariannya. Anak yang aktif, terutama usia sekolah, membutuhkan keseimbangan antara asupan kalori, nutrisi, dan olahraga agar tumbuh kembang mereka tetap optimal. Cara defisit kalori yang benar harus berfokus pada pengurangan kalori secara bertahap tanpa mengorbankan kebutuhan nutrisi penting seperti protein, karbohidrat kompleks, lemak sehat, dan vitamin.
Cara Menghitung Kebutuhan Kalori Anak Usia Sekolah
Salah satu langkah awal dalam menerapkan defisit kalori adalah dengan mengetahui kebutuhan kalori anak, Bu. Cara menghitung defisit kalori mulai dengan memahami tingkat aktivitas anak dan kebutuhan dasar tubuh mereka. Rata-rata, anak usia sekolah membutuhkan 1.600–2.200 kalori per hari tergantung pada usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas fisik.
Misalnya, jika anak Ibu cenderung sangat aktif di kegiatan olahraga, kebutuhan kalorinya tentu lebih tinggi dibanding anak yang aktivitasnya rendah. Untuk menghitung defisitnya, kurangi sekitar 10–15% dari total kebutuhan kalori harian tersebut. Penting untuk tidak mengurangi terlalu banyak agar anak tetap memiliki energi yang cukup.
Kapan Anak Perlu Menerapkan Defisit Kalori?
Bu, defisit kalori tidak serta merta diperlukan untuk semua anak. Ibu hanya perlu mempertimbangkan cara defisit kalori untuk pemula ini jika anak memiliki risiko kelebihan berat badan atau obesitas yang sudah didiagnosis oleh tenaga medis. Jangan mencoba defisit kalori hanya karena tren. Selalu berdiskusi dengan dokter atau ahli gizi untuk memastikan keputusan ini tepat untuk Si Kecil.
Di sisi lain, pastikan anak tidak kehilangan motivasi untuk olahraga—terutama jika mereka adalah seorang sport enthusiast. Menjaga berat badan ideal dengan defisit kalori juga bisa meningkatkan performa olahraga mereka, namun tetap harus diimbangi dengan nutrisi yang memadai.
Tips Menerapkan Defisit Kalori Tanpa Membuat Anak Kekurangan Nutrisi
Bu, berikut beberapa tips mudah yang bisa Ibu terapkan untuk membantu anak tetap mendapatkan nutrisi lengkap meski dalam kondisi defisit kalori:
- Gantikan camilan tinggi kalori dengan versi lebih sehat. Ibu bisa memberikan susu siap minum seperti MILO NutriActiv Choco Banana Multigrain 180ml sebagai pendamping camilannya. Minuman ini tak hanya rendah kalori tetapi juga mengandung susu, malt, coklat, serealia, dan pisang, sehingga tetap bergizi.
- Kurangi makanan tinggi gula dan lemak jenuh. Gantikan dengan pilihan makanan kaya serat seperti buah-buahan dan sayuran.
- Porsi makan yang lebih kecil tapi sering. Memberi anak makan 5–6 kali dalam sehari dengan porsi kecil akan membantu mereka tetap merasa kenyang tanpa asupan berlebihan.
Contoh Menu Harian yang Rendah Kalori tapi Tetap Bergizi
Berikut adalah contoh menu harian yang bisa mendukung cara defisit kalori yang benar untuk anak usia sekolah:
- Sarapan: Kombinasi protein nabati, seperti tahu dan tempe, dengan sumber karbohidrat kompleks, seperti nasi merah atau kentang rebus.
- Camilan pagi: MILO NutriActiv Choco Banana Multigrain 180ml.
- Makan siang: Nasi merah, ayam panggang tanpa kulit, brokoli rebus.
- Camilan sore: Buah apel atau pir.
- Makan malam: Sup sayuran bening dengan tahu dan jagung.
Menu ini cukup rendah kalori namun tetap memenuhi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien Si Kecil. Sesuaikan dengan preferensi anak agar mereka tetap menikmati makanannya, ya Bu.
Peran Aktivitas Fisik dalam Mendukung Defisit Kalori
Bu, selain pola makan, aktivitas fisik juga menjadi hal yang tidak kalah penting untuk membantu menciptakan defisit kalori secara alami. Anak yang aktif bergerak tidak hanya lebih mudah membakar kalori, tetapi juga membantu meningkatkan metabolisme tubuh mereka.
Dorong anak untuk terus aktif dalam olahraga favoritnya, seperti sepak bola, berenang, atau jogging. Aktivitas fisik membantu membakar kalori ekstra dan membuat tubuh mereka lebih sehat secara keseluruhan. Cara defisit kalori untuk pemula seperti ini sering kali lebih menyenangkan bagi anak, karena mereka melakukan olahraga dengan rasa senang tanpa tekanan.
Bu, menerapkan defisit kalori untuk anak usia sekolah memang memerlukan langkah yang hati-hati dan penuh pertimbangan. Pastikan cara defisit kalori yang benar terfokus pada nutrisi seimbang, pola makan sehat, dan aktivitas fisik yang menunjang. Dengan perhatian dan dukungan yang tepat, anak dapat mencapai berat badan ideal tanpa harus mengorbankan energi dan kesehatannya.
Ingat, perjalanan menuju hidup sehat adalah proses yang terintegrasi. Salah satunya adalah dengan mengimbangi asupan makanan bergizi, seperti MILO NutriActiv Choco Banana Multigrain 180ml, dan olahraga teratur. Semoga artikel ini memberi Ibu inspirasi untuk membantu Si Kecil tetap aktif dan sehat!
Source:
Temukan
Resep Kreasi Milo
Ayo berkreasi dengan resep-resep menarik dari MILO untuk melengkapi energi dan nutrisi anak.