Kemandirian merupakan bagian dari personal sosial yang harus diajarkan kepada anak sejak dini. Ibu bisa melatih cara hidup mandiri pada anak melalui kegiatan rutin, seperti berpakaian, makan, menjaga kebersihan diri, dan melibatkan anak untuk membereskan pakaian atau mengatur meja.
Manfaat sikap mandiri pada anak tak hanya menguntungkan si Kecil saja. Ibu juga bisa menjadi lebih santai karena mereka bisa mengambil barang sendiri, menyiapkan makanan ringannya sendiri, mengemas bekal makan siangnya, dan sejenisnya. Sikap mandiri juga bisa mendidik mereka menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
Cara Melatih Anak Hidup Mandiri Sejak Dini
Sikap mandiri adalah bagian penting dari perjalanan anak menuju kedewasaan. Dengan kemandirian, anak bisa mencoba hal-hal baru, mengambil lebih banyak tanggung jawab, membuat keputusan sendiri, dan mencari tahu siapa diri mereka dan apa yang mereka inginkan.
Itulah mengapa kita harus memiliki sikap mandiri yang dipupuk sejak masa kanak-kanak. Untuk melatih anak hidup mandiri, Ibu bisa menerapkan cara berikut:
1. Berikan tugas atau tantangan
Selain melatih kemandirian si kecil, cara ini juga bagus untuk mendidik mereka memiliki rasa tanggung jawab. Ibu bisa mengajak si kecil untuk turut serta mengerjakan tugas rumah sehari-hari. Ketika anak kecil meniru tugas rumah tangga sehari-hari, mereka sebenarnya belajar bagaimana berkontribusi. Seiring bertambahnya usia anak, mereka dapat mulai mengambil tanggung jawab nyata, seperti:
- Menyiapkan meja.
- Membereskan mainan mereka.
- Memberi makan hewan peliharaan.
- Meletakkan pakaian kotor ke dalam keranjang.
2. Biarkan anak memilih
Biarkan anak Anda mengikuti idenya sendiri dan membuat pilihan sendiri sepanjang hari. Hal ini dapat dilakukan dengan cara yang sederhana seperti membiarkan mereka memilih buku apa yang ingin mereka baca sebelum tidur atau warna cangkir apa yang ingin mereka minum. Dengan memberikan si kecil pilihan, mereka akan merasa lebih berdaya untuk melakukan tugasnya.
3. Dorong anak untuk bersosialisasi
Untuk melatih sikap mandiri si kecil, Ibu bisa meminta mereka menghabiskan waktu bersama teman bermainnya tanpa orang tua. Seiring bertambahnya usia anak, orang tua hendaknya mendorong anak untuk bermain bersama teman. Dorong anak untuk memutuskan kegiatan yang akan mereka lakukan. Misalnya, membiarkan anak menghadiri pesta sendirian lalu jemput mereka saat pesta selesai. Cara ini akan membuat anak juga belajar tentang keterampilan sosial, keterampilan memecahkan masalah dan mengatasi rasa takut dan malu, terutama ketika mereka menghadapi begitu banyak orang yang berbeda sendirian.
4. Ajak anak melakukan hobi
Mendidik anak agar mandiri juga bisa dilakukan dengan mengeksplorasi minat dan bakat mereka. Bantu mereka menemukan hobi yang akan membuat mereka tetap aktif, ajari mereka keterampilan baru, dan biarkan mereka bersenang-senang. Ibu juga bisa mendorong si kecil untuk rutin berolahraga. Kesehatan dan kekuatan juga berhubungan dengan sikap mandiri. Karena itu, Ibu juga perlu mengajarkan anak berolahraga.
Manfaat Sikap Mandiri yang Dipupuk dari Olahraga
Manfaat olahraga bagi kesehatan fisik anak tentu sudah menjadi informasi umum yang diketahui semua Ibu. Namun, tahukah Ibu bahwa olahraga ternyata juga dapat mendidik anak agar mandiri dan berani. Ada berbagai manfaat sikap mandiri yang didapatkan dari olahraga lho, Bu. Apa saja?
Belajar Bersosialisasi
Ketika olahraga, anak memiliki tujuan yang sama dengan teman satu timnya. Tak lain adalah mencari cara untuk unggul ketika berhadapan dengan tim lawan. Nah, interaksi ini akan mendorongnya untuk berkomunikasi secara terbuka dengan satu sama lain. Dengan begitu, keterampilan sosial anak akan terbentuk dan ia jadi lebih berani untuk berpendapat atau berkomunikasi dengan orang lain.
Memahami Konsep Tanggung Jawab
Baik tergabung dalam olahraga individu maupun tim dapat membantu anak memahami konsep tanggung jawab, Bu. Pelatih dan teman satu timnya bisa membantu ia meraih kemenangan. Namun, lama kelamaan anak akan sadar bahwa kuncinya ada pada tanggung jawab diri sendiri untuk disiplin latihan dan kerja keras agar bisa unggul berhadapan dengan tim lawan.
Kemampuan tanggung jawab ini juga akan membentuk karakter mandiri anak. Contohnya, ketika teknik olahraga yang ia lakukan ternyata kurang bagus, anak akan sadar ini bukan kesalahan pelatih, melainkan ia harus bertanggung jawab dan mandiri mencari cara untuk memperbaiki hal tersebut.
Meningkatkan Kemampuan Pribadi
Ketika mengalami kekalahan, pelatih atau teman satu tim anak biasanya akan berdiskusi kenapa mereka bisa kalah dalam pertandingan olahraga itu. Nah, di sini anak akan sadar bahwa kekalahan tadi disebabkan oleh performa setiap anggota tim yang kurang maksimal. Pelatih akan memberi masukan dan anak harus memikirkan cara menerapkan saran itu di pertandingan selanjutnya. Tanpa disadari, anak sedang belajar mandiri untuk meningkatkan kemampuan pribadinya, Bu.
Meningkatkan Kepercayaan Diri
Ketika berolahraga, tentu anak harus kerja keras untuk bisa menang. Tanpa disadari, ia akan belajar lebih gigih dan percaya diri dalam mengejar tujuannya. Selain itu, ketika olahraga, anak juga akan mendapat dukungan dari orang di sekitarnya. Tidak jarang juga ia harus menyemangati dirinya sendiri, Bu. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan diri anak baik dalam bidang olahraga maupun aktivitas sekolah lainnya.
Belajar Mengambil Keputusan
Dalam olahraga, terkadang anak harus mengambil keputusan dalam waktu singkat. Contohnya, ketika olahraga sepakbola, setiap keputusan yang diambil harus sesegera mungkin. Misalnya, memutuskan untuk mengoper bola atau menendangnya langsung ke gawang. Artinya, selama olahraga, tidak hanya fisik anak saja yang dilatih, melainkan juga daya pikir dalam mengambil keputusan. Hal ini dikarenakan keputusan yang diambil tidak hanya harus cepat, tapi juga tepat.
Belajar Mengelola Emosinya Sendiri
Jika sebelumnya anak bergantung secara emosional pada Ibu, olahraga dapat mengajarkannya cara mengelola emosi dan mengatasi rasa frustasi ketika mengalami kegagalan. Kemampuan mandiri secara emosional ini sangat penting Bu, mengingat dalam hidup tidak selamanya anak akan selalu berhasil. Pasti ada kalanya ia gagal dan harus mampu mengelola emosinya sendiri, khususnya ketika sudah dewasa nanti. Ini merupakan salah satu manfaat mandiri yang nantinya akan berguna hingga dewasa lho, Bu.
Itu tadi beberapa cara mendidik anak agar bisa hidup mandiri. Untuk meningkatkan kemandirian si kecil, Ibu juga perlu memperhatikan asupan nutrisi si Kecil agar ia lebih berenergi.
Salah satu cara meningkatkan nutrisi untuk mendukung si kecil agar tetap berenergi adalah dengan memberikan minuman cokelat MILO ActivGo yang kaya Protein dan Vitamin B Kompleks. Selain itu, ekstrak malt dalam segelas MILO ActivGo juga menjadi sumber energi yang tahan lama serta mampu mendukung aktivitas fisik anak sehingga daya tahan tubuhnya pun dapat ikut terjaga.
Itu tadi beberapa manfaat sikap mandiri yang ditanamkan sejak masa kanak-kanak dan cara melatihnya. Semoga informasi ini dapat membantu ya, Bu!
- IDAI - Memupuk Kemandirian Batita (Bagian I). Dari https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/memupuk-kemandirian-batita-bagian-i. Diakses 24 September 2023
- Verywell Family - How to Teach Your Kids to Be More Independent. Dari https://www.verywellfamily.com/how-to-teach-your-kids-to-be-more-independent-4779863. Diakses 24 September 2023
- Raising Children - Independence in pre-teens and teenagers. Dari https://raisingchildren.net.au/pre-teens/development/social-emotional-development/independence-in-teens. Diakses 24 September 2023
- AAP - Growing Independence: Tips for Parents of Young Children. Dari https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/preschool/Pages/Growing-Independence-Tips-for-Parents-of-Young-Children.aspx. Diakses 24 September 2023
- Only About Children - Top Tips to Encourage Independence in Toddlers. Dari https://www.oac.edu.au/news-views/top-tips-to-encourage-independence-in-toddlers/. Diakses 24 September 2023
- Child Mind Institute - How to Build Independence in Preschoolers. Dari https://childmind.org/article/how-to-build-independence-in-preschoolers/. Diakses 24 September 2023
- Rain Tree Montessori Schoolhouse - What is independence in children? How can I encourage my child to be independent? Dari https://www.rtmschool.com/post/what-is-independence-in-children-how-can-i-encourage-my-child-to-be-independent. Diakses 24 September 2023
- CDC - Encouraging Teen Independence. Dari https://www.cdc.gov/parents/essentials/teens/encouraging-independence.html. Diakses 24 September 2023
- Sukatin, P. K. (2020). MENDIDIK KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI. Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak, 6(2), 172–184. https://doi.org/10.22373/bunayya.v6i2.7344
Melihat tumbuh kembang anak berjalan secara optimal tentu menjadi impian dari setiap Ibu. Nah, selain melengkapi kebutuhan nutrisinya dengan asupan sehat dan susu MILO kotak kecil, Ibu juga bisa mengajak anak aktif berolahraga. Tidak hanya olahraga bertim seperti sepakbola, basket, maupun futsal, anak juga bisa bergerak aktif dengan mengikuti senam aerobik. Meski bukan olahraga yang populer di sekolah, ada banyak manfaat senam aerobik untuk kesehatan tubuh anak. Yuk, simak manfaatnya berikut ini, Bu!
Apa Itu Aerobik?
Perlu dipahami bahwa aerobik tidak harus selalu berupa gerakan di tempat. Pada dasarnya, aerobik adalah olahraga yang dapat meningkatkan denyut jantung dan kecepatan pernapasan tubuh. Contohnya, olahraga seperti joging dan lompat tali juga terhitung sebagai gerakan aerobik. Oleh sebab itu, ketika melakukan aerobik, Ibu bisa tingkatkan energi anak dengan susu MILO kotak kecil.
Manfaat Aerobik untuk Anak
Gerakan aerobik efektif untuk melancarkan aliran darah ke seluruh tubuh. Jika dilakukan dengan tepat, gerakan aerobik dapat meningkatkan detak jantung anak, sehingga paru-paru menerima lebih banyak oksigen. Ini tentu sangat baik untuk kesehatan tubuh anak Bu, karena dapat meningkatkan kesehatan jantung, paru-paru, dan aliran darah anak secara bersamaan. Gerakan aerobik juga bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah kelebihan berat badan pada anak.
Durasi Ideal Aerobik untuk Anak
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan anak melakukan aktivitas fisik paling tidak 60 menit setiap harinya. Untuk anak yang belum terbiasa berolahraga, sebaiknya tidakperlu memaksakan aerobik 60 menit dalam satu waktu. Sebaiknya perpanjang durasi aerobik secara bertahap. Misalnya, pada minggu pertama, biarkan anak aerobik selama 15 menit, lalu 20 menit di minggu berikutnya, dan seterusnya. Jangan lupa juga untuk memenuhi kebutuhan energinya dengan memberikan susu MILO kotak kecil setelah berolahraga.
Sebagai permulaai, Ibu juga dapat mulai membiasakan anak olahraga aerobik setidaknya tiga kali dalam seminggu. Ketika tubuh Sang Juara sudah mulai terbiasa, barulah dapat ditingkatkan sebagai aktivitas rutin setiap harinya.
Gerakan Aerobik untuk Anak Usia 6-12 Tahun
Terlepas dari segala manfaatnya, gerakan aerobik sebaiknya disesuaikan dengan usia anak. Perlu dipahami bahwa kemampuan anak dalam mengikuti gerakan aerobik akan semakin baik ketika memasuki usia puber, yang umumnya terjadi dalam rentang usia 8 hingga 13 tahun.
1. Gerakan aerobik ideal untuk usia 6-9 tahun
Memasuki usia 6 hingga 9 tahun, anak akan semakin aktif bergerak. Hanya saja, pada usia ini kemampuan fisik anak belum berkembang secara maksimal. Namun, ia sedang memasuki tahap aktif dan semangat melakukan olahraga baru. Oleh karena itu, Ibu bisa kenalkan gerakan aerobik yang mudah untuk diikuti, seperti:
- Permainan kejar lari
- Mendaki halang rintang
- Lompat tali
- Karate
- Sepeda
- Jalan cepat
- Berenang
2. Gerakan aerobik ideal untuk usia 10-12 tahun
Pada usia 10 hingga 12 tahun, anak sudah memasuki transisi usia remaja. Oleh karena itu, perkembangan motorik dan fisiknya sudah berjalan optimal. Memasuki usia ini, umumnya anak lebih menyukai olahraga tim. Oleh sebab itu, Ibu bisa mengajaknya melakukan gerakan aerobik seperti berikut:
- Menari mengikuti koreografi
- Sepak bola
- Basket
- Tenis
- Lari atau Jogging
Baca Juga: Manfaat Lari untuk Kesehatan Emosional Anak
Selain melakukan rekomendasi olahraga aerobik di atas, Ibu juga bisa mengajak anak mengikuti gerakan MILOrobic Challenge yang mudah dan menyenangkan. Gerakan ini sangat cocok untuk membuat anak tetap aktif bergerak ketika di rumah. Selain itu, gerakannya juga mudah diikuti oleh Sang Juara dan anggota keluarga lainnya.
Ternyata ada banyak sekali ya, manfaat aerobik bagi kesehatan anak. Untuk membuat anak semangat dalam melakukan olahraga aerobik, Ibu bisa memberi Sang Juara susu MILO kotak kecil atau MILO UHT yang mengandung nutrisi penting seperti Kalsium dan Fosfor, serta Vitamin B Kompleks yang membantu meningkatkan energi anak setelah berolahraga. Selain itu, MILO UHT juga hadir dengan kemasan yang praktis, sehingga mudah dibawa sebagai bekal saat beraktivitas di luar rumah.
Apakah Ibu rutin beri anak susu coklat setiap harinya? Jika iya, kebiasaan ini sangatlah baik, Bu. Selain memenuhi kebutuhan Protein dan Kalsium, manfaat susu coklat juga terlihat karena membantu meningkatkan mood anak sehingga lebih ceria. Menariknya, olahraga lari juga memiliki manfaat yang serupa, lho.
Manfaat Lari untuk Kesehatan Emosional Anak
Sama halnya dengan manfaat susu coklat, rutin mengajak anak olahraga ternyata tidak hanya baik bagi kesehatan tubuhnya, tapi juga kesehatan mentalnya. Berikut penjelasannya, Bu!
- Membuat anak lebih ceria. Saat olahraga lari, tubuh akan melepaskan hormon endorfin atau hormon kebahagiaan. Nah, ketika hormon ini meningkat, anak merasa lebih ceria dan bersemangat menjalani hari.
- Meningkatkan kualitas tidur. Faktanya, olahraga lari bisa membuat tubuh anak lebih fit dan menghilangkan stres. Jadi, di malam hari anak akan lebih mudah istirahat dan kualitas tidur pun ikut meningkat.
- Mengurangi rasa kecemasan. Menurut Journal of Psychiatry & Neuroscience, jurnal penelitian dan Kanada, saat lari tubuh akan mempromosikan pertumbuhan neuron baru di otak. Ini bisa membuat tubuh anak rileks dan mengurangi rasa kecemasan pada anak.
- Lebih percaya diri. Ketika rutin olahraga lari, tubuh anak akan lebih sehat dan lebih atletis. Tanpa disadari, ini bisa membuat anak merasa lebih percaya diri, Bu.
- Lebih semangat sekolah. Ketika suasana hati anak baik, ia akan lebih semangat dan berenergi dalam menjalani harinya di sekolah, seperti belajar dan bermain bersama teman.
Baca Juga : Manfaat Lari untuk Kesehatan Emosional Anak
Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Anak Olahraga Lari
Sama halnya dengan manfaat susu coklat, aktivitas olahraga lari juga dapat mendukung kesehatan anak baik secara fisik maupun emosional. Meski begitu, sebagaimana manfaat susu coklat yang dapat diperoleh bila dikonsumsi secukupnya, olahraga lari pun demikian.
Ada beberapa hal penting yang perlu Ibu perhatikan guna menjaga agar Sang Juara tetap aman saat berolahraga lari. Berikut beberapa di antaranya:
1. Usia yang Tepat untuk Mulai Olahraga Lari
Sebaiknya, mulai ajak anak olahraga lari sejak umur tujuh tahun. Anak usia 7-12 tahun bisa mulai lari sepanjang 200m hingga 800m. Untuk ikut maraton anak, umumnya usia minimum yang direkomendasikan adalah 13 tahun.
Sebaiknya Ibu berkonsultasi dengan dokter dan pelatih olahraga anak terlebih dulu bila akan mengajaknya mengikuti maraton. Terutama, saat usianya belum genap 13 tahun.
2. Durasi Lari yang Direkomendasikan
Sebagai permulaan, Ibu bisa ajak anak lari pagi selama 20-30 menit. Menurut Cris Dobrosielski, pelatih olahraga dari American Council on Exercise, anak sebaiknya berolahraga lari maksimal tiga kali dalam seminggu untuk mengurangi risiko cedera. Selain itu, pastikan juga Ibu yang mengikuti kecepatan lari anak, ya.
3. Asupan Nutrisi Setelah Lari
Tahukah Ibu, menurut Manuel Vilacorta, R.D, ahli gizi dan juru bicara dari American Dietetic Association, Karbohidrat dan Protein merupakan dua asupan penting yang diperlukan anak setelah olahraga lari. Nah, ini bisa Sang Juara dapatkan melalui makanan gizi seimbang, serta dilengkapi segelas MILO 3in1 untuk mendapat manfaat susu coklat yang optimal.
MILO 3in1 dengan ekstrak malt, cokelat, dan susu juga diperkaya Vitamin dan Mineral untuk bantu mengisi kembali energi anak setelah berolahraga lari. Sebagai rekomendasi, berikan anak MILO 3in1 dalam keadaan dingin untuk membuatnya segar kembali usai berkeringat saat berolahraga.
Wah, ternyata banyak manfaat susu coklat yang juga bisa didapat dari olahraga lari ya, Bu. Dengan kombinasi olahraga teratur dan nutrisi yang cukup, anak pun dapat memiliki mendapatkan asupan energi untuk raih lebih. Semoga info ini bermanfaat!
Bagaimana cara menumbuhkan sikap percaya diri pada anak? Yah, pertanyaan tersebut mungkin sering membuat Ibu bingung, terutama jika memiliki anak yang cenderung pemalu dan tertutup.
Anak-anak yang percaya diri dapat menghadapi tantangan baru tanpa rasa takut – yang merupakan faktor penting untuk kehidupan yang bahagia dan memuaskan. Rasa percaya diri anak bergantung pada apa yang didengarnya, dan orang tua berperan penting di dalamnya.
Bagaimana Cara Menumbuhkan Sikap Percaya Diri pada Anak?
Salah satu faktor yang dapat membantu anak sukses dalam segala bidang adalah ketika ia memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Kepercayaan diri dapat membuat anak termotivasi melakukan hal lebih, karena ia tahu bahwa ia mampu. Lalu bagaimana cara menumbuhkan sikap percaya diri pada anak? Berikut penjelasannya:
1. Hindari Membandingkan Kemampuan Anak
Mungkin maksud Ibu baik dengan membandingkan kemampuan anak agar ia lebih terpacu untuk unggul dalam kegiatannya. Namun, anggapan ini sebenarnya kurang tepat, Bu. Ketika anak terbiasa dibandingkan, ia akan berpikir bahwa anak-anak lain selalu lebih baik dari padanya. Ia pun bisa rendah diri dan merasa tidak unggul dalam hal apa pun.
Sebaliknya, salah satu cara menumbuhkan rasa percaya diri pada anak adalah puji ketika ia berprestasi atau bahkan kalah dalam suatu pertandingan. Pastikan bahwa Ibu menunjukkan rasa bangga karena ia telah berusaha melakukan yang terbaik.
2. Biarkan Anak Menghadapi Ketakutannya
Sebagai orangtua, tentu Ibu ingin selalu melindungi anak dari ketakutannya. Namun, hal ini sebenarnya tidak selalu baik karena dapat membuat anak merasa kurang percaya diri ketika berinteraksi dengan orang lain saat jauh dari pengawasan Ibu.
Justru Ibu harus ajarkan anak bagaimana cara menghadapi ketakutannya. Misalnya, bila ia tidak mau ikut pertandingan olahraga karena takut kalah, Ibu bisa jelaskan bahwa anak tidak perlu fokus pada menang atau kalah. Hal yang paling penting adalah melakukan yang terbaik dan bersenang-senang dengan teman satu timnya.
3. Bantu Anak Berhenti Memikirkan Pendapat Orang Lain
Cara menumbuhkan rasa percaya diri pada anak selanjutnya adalah ajarkan ia untuk berhenti memikirkan pendapat orang lain. Terkadang, anak takut untuk mencoba suatu hal karena takut dianggap buruk oleh teman-temannya. Di sinilah pentingnya peran Ibu dalam menumbuhkan rasa percaya dirinya.
Ajarkan anak bahwa yang bisa ia lakukan adalah fokus pada pikiran dan perbuatannya sendiri. Lakukan yang terbaik dan jika ada yang berpikir buruk tentangnya, jadikan itu motivasi untuk berlatih lebih keras. Ketika Ibu bisa mengubah pemikiran ini, anak akan lebih semangat dan percaya diri melakukan kegiatan olahraga di sekolah.
4. Ajar Anak Belajar dari Kesalahan
Mendukung anak baik ketika ia kalah ataupun menang saat pertandingan atau lomba memang sangat penting untuk dilakukan. Namun, Ibu tetap harus ajarkan anak belajar dari kesalahan. Bukan berarti menyudutkan anak ketika ia kalah ya, Bu. Ajarkan ia mulai memahami konsep bahwa kekalahan adalah konsekuensi dari kesalahan. Untuk itu, dari pada sedih dan kehilangan percaya diri, lebih baik bersyukur karena kekalahan ini justru bisa jadi pembelajaran agar sukses di kemudian hari.
5. Berikan Anak Pujian atau Apresiasi
Ketika anak Anda berhasil melakukan sesuatu, bahkan untuk hal kecil sekalipun, berikan mereka pujian. Misalnya, setelah putra Anda mahir menggoreng telur, Anda dapat memberikan apresiasi dengan memuji rasa makanan yang sudah mereka buat. Menggoreng telur mungkin tidak tampak seperti pencapaian besar, namun ini adalah langkah penting menuju kemandirian anak Anda sekaligus cara agar percaya diri anak bisa meningkat.
6. Biarkan Anak Membuat Pilihan Sendiri
Biarkan anak Anda memutuskan antara pilihannya sendiri, seperti mainan mana yang akan dimainkan, atau apakah ia akan memilih makan roti dengan selai atau sayuran, Hal ini memberi si kecil rasa kontrol yang menarik, yang membantu mengembangkan kepercayaan diri dan rasa percaya diri.
7. Ajak Anak Bermain Bersama
Dengan bermain bersama, Anda akan belajar banyak tentang anak Anda dan diri Anda sendiri. Waktu bermain memberikan pesan kepada anak Anda, “Kamu berharga untuk hidupku.” Bermain juga bisa menjadi sarana belajar si kecil serta memberi keyakinan bahwa mereka berharga.
8. Berikan Anak Tugas dan Tanggung Jawab
Bertanggung jawab atas tugas-tugas yang sesuai dengan usianya akan memberi anak Anda tujuan dan pencapaian. Memiliki tugas dan tanggung jawab juga memberi anak-anak rasa kendali atas kehidupan mereka. Memiliki tanggung jawab atas pekerjaan kecil di rumah bisa sangat membantu dalam membangun rasa percaya diri dan resiliensi (kemampuan untuk bertahan dan menghadapi segala kondisi).
9. Tunjukkan Cinta Tanpa Syarat Setiap Hari
Mengetahui betapa Anda mencintai mereka memberi anak Anda rasa aman dan rasa memiliki yang sangat penting bagi pandangan mereka tentang diri mereka sendiri. Hal ini juga bisa menjadi dasar bagi semua hubungan yang sehat dan kuat yang akan mereka bentuk di kemudian hari dalam hidup mereka. Ibu bisa mencoba untuk lebih sering memeluk si kecil, membaca buku bersama, dan mengungkapkan cinta setiap hari. Inilah bagaimana cara percaya diri anak bisa meningkat dari waktu ke waktu karena mereka merasa memiliki tempat teraman untuk kembali ketika gagal.
10. Biarkan Anak Mengambil Risiko
Biarkan anak-anak mengambil risiko sesuai usianya untuk melakukan apa yang mereka sukai, meskipun mereka mungkin terluka. Melarangnya untuk melakukan hal yang disukai hanya akan membuat si kecil merasa bahwa mereka tidak cukup kuat untuk melakukannya. Ajari anak Anda bahwa mereka dapat membuat keputusan sendiri dan bisa bertanggung jawab atas risiko yang akan dihadapi.
11. Hindari Intervensi Anak
Jangan terlalu mengintervensi anak dengan memberikan tugas yang terlalu berat atau tidak membiarkan anak untuk melakukan kesalahan. Intervensi yang terus menerus melemahkan rasa percaya diri anak dan menghalanginya untuk belajar sendiri. Intervensi sekecil apa pun dapat menjadi penyebab tidak percaya diri ketika diminta melakukan sesuatu.
Untuk meningkatkan percaya diri si kecil, Ibu juga perlu memastikan si kecil memiliki energi yang cukup untuk beraktivitas. Karena itu, Ibu perlu penuhi kebutuhan nutrisinya dengan asupan bergizi seimbang. Salah satunya dengan menyiapkan MILO 3in1 usai beraktivitas.
MILO 3in1 kaya akan kandungan Vitamin B Kompleks dan Mineral yang dapat membantu mengembalikan energi anak baik setelah beraktivitas. Tidak hanya bergizi, MILO 3in1 juga memiliki penyajian yang praktis dan kandungan nutrisi lengkap. Mulai dari kebaikan malt, kakao, dan susu bisa Sang Juara dapatkan dalam segelas MILO 3in1.
Itulah 11 tips untuk menjawab pertanyaan Ibu tentang bagaimana cara menumbuhkan sikap percaya diri pada anak.
Source:
- Mayo Clinic Health System - Practical ways to raise confident kids. Dari https://www.mayoclinichealthsystem.org/hometown-health/speaking-of-health/practical-ways-to-raise-confident-kids. Diakses 24 September 2023
- Johns Hopkins All Children's Hospital - Raising Confident Kids. Dari https://www.hopkinsallchildrens.org/Patients-Families/Health-Library/HealthDocNew/Raising-Confident-Kids. Diakses 24 September 2023
- Raising Children - Self-esteem in children 1-8 years. Dari https://raisingchildren.net.au/toddlers/behaviour/understanding-behaviour/about-self-esteem. Diakses 24 September 2023
- Ask Dr Sears - 12 Ways to Raise a Confident Child. Dari https://www.askdrsears.com/topics/parenting/child-rearing-and-development/12-ways-help-your-child-build-self-confidence/. Diakses 24 September 2023
- Verywell Family - 9 Ways to Build More Self-Esteem in Your Child. Dari https://www.verywellfamily.com/ways-to-build-strong-self-esteem-in-your-child-3953464. Diakses 24 September 2023
- Psychology Today - 12 Ways to Raise a Competent, Confident Child with Grit . Dari https://www.psychologytoday.com/us/blog/peaceful-parents-happy-kids/201506/12-ways-raise-competent-confident-child-grit. Diakses 24 September 2023
Tahukah Ibu, manfaat olahraga bagi anak-anak tidak hanya bagi kesehatan, tapi juga bantu meningkatkan kemampuan akademik. Olahraga bukanlah aktivitas bersenang-senang saja, melainkan juga kegiatan penting guna mendukung ia agar berprestasi di sekolah. Mengapa demikian? Yuk, simak penjelasannya!
1. Anak Lebih Fokus
Salah satu manfaat olahraga bagi anak-anak yang dapat membantu meningkatkan fokus anak adalah sepakbola. Menurut jurnal ilmiah yang dilansir dalam US National Library of Medicine National Institutes of Health (NCBI) ketika berlari, otot tubuh akan meningkatkan Cathepsin B atau dikenal juga dengan “Protein Superhero” yang berfungsi mengoptimalkan memori otak anak. Dari riset tersebut dijelaskan bahwa semakin rutin anak melakukan olahraga, maka semakin banyak pula “Protein Superhero” yang dihasilkan oleh tubuh.
Baca Juga : Manfaat Olahraga Bagi Anak-Anak Selama Puasa
2. Anak Lebih Bertanggung Jawab
Tentu saja merupakan hal yang positif ketika Sang Juara tergabung dalam tim olahraga dan sudah seharusnya Ibu mendukung hal tersebut. Meski begitu, selalu ingatkan anak bahwa tanggung jawab sekolah juga merupakan prioritas yang tidak boleh terlupakan. Dengan begitu, anak akan belajar pentingnya makna tanggung jawab sejak usia dini dan mengerti betul pentingnya berprestasi di sekolah.
3. Anak Pintar Membagi Waktu
Ketika aktif tergabung dalam suatu tim, anak didorong untuk mampu mengatur jadwal sekolah, belajar, dan latihan olahraga. Pada awalnya, mungkin anak akan kesulitan membagi waktu. Oleh karena itu, Ibu bisa bantu anak buat jadwal setiap harinya. Misal, jam 8-3 sore sekolah, 3-4 latihan olahraga, 4-5 les atau belajar. Jangan lupa tanyakan pendapatnya, apakah jadwal tersebut nyaman untuk ia jalani. Kemampuan ini sangat penting khususnya ketika ia beranjak dewasa nanti, Bu.
4. Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Tahukah Ibu, manfaat olahraga bagi anak-anak juga dapat meningkatkan rasa percaya diri anak. Olahraga mendorong anak untuk memiliki goal atau target. Misalnya, untuk menang dalam pertandingan sepakbola melawan sekolah lainnya. Ketika berhasil meraih goal yang ia tetapkan, anak akan merasa lebih percaya diri dan sadar bahwa dengan kerja keras, kemenangan bisa didapatkan. Sama halnya ketika menghadapi ujian atau tantangan di sekolah, ia akan lebih mudah menerapkan mentalitas yang sama, yaitu kerja keras menghasilkan kemenangan.
Pagination
- Previous page
- Page 11